23 December 2010

Kanker Serviks


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Seperti yang kita ketahui, di Indonesia khususnya di kalangan remaja banyak terjebak dalam pergaulan bebas yang tanpa disadarinya dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Selain yang disebutkan di atas para wanita juga kurang memperhatikan kesehatan dan kebersihan pada alat vital mereka. Salah satu contohnya adalah kanker serviks, Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu, munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan berat badan drastis.
Kanker leher rahim ( kangker serviks ) juga berkaitan dengan jumlah partner seksual. Semakin banyak partner seksual yang dimiliki, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher rahim. Sama seperti jumlah partner seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.


BAB II
PEMBAHASAN

Pada bab ini, ada beberapa hal yang ditemukan dari berbagai sumber yakni : (1) pengertian dari kanker serviks, (2) penyebab dari kanker serviks, (3) gejala – gejala yang timbul dari kanker serviks, (4) cara untuk mendeteksi penyakit kanker serviks, (5) cara penularan dari kanker serviks, (6) cara pencegahan dari kanker servik, (7) cara pengobatan dari kanker serviks.

2.1  Pengertian dari kanker serviks
kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.

2.2  Penyebab dari kanker serviks
Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker. Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.

2.3  Gejala – gejala yang timbul dari kanker serviks
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu, munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan berat badan drastis. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

2.4  Cara untuk mendeteksi penyakit kanker serviks
Pap smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim. Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka) yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII). 

2.5  Cara penularan dari kanker serviks
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital. Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.

2.6  Cara pencegahan dari kanker serviks
Rutinlah melakukan test Pap Smear yang dapat mendeteksi adanya sel abnormal pada serviks sedini mungkin.
Kanker serviks dapat dicegah dengan pemberian vaksin anti HPV yang mampu memberikan perlindungan terhadap HPV resiko tinggi (tipe 16 dan 18) penyebab utama kanker serviks
Vaksin anti HPV ini juga mampu memberikan perlindungan terhadap HPV resiko rendah (tipe 6 dan 11) penyebab genital warts atau kutil di daerah kelamin.
Setelah vaksinasi anti HPV tersebut, test Pap Smear tetap perlu dilakukan secara rutin sesuai dengan anjuran dokter untuk mendeteksi setiap gejala yang mungkin saja muncul.
Selain dengan Pap smear, salah satu strategi pencegahan lainnya yang banyak diketahui adalah melalui vaksin. Data hasil penelitian terbaru, konfrensi IPV (International Papilloma Virus) ke-24 di Beijing menunjukkan vaksin kanker serviks yang sudah ada dan beredar di Indonesia saat ini efektif, dan bisa memberikan perlindungan pada wanita hingga berusia 45 tahun. Vaksin ini mencegah 91% infeksi menetap, kelainan ringan, lesi pra-kanker, dan kutil pada daerah kelamin yang disebabkan oleh virus HPV tertentu dibandingkan dengan kelompok plasebo.

2.7    Cara pengobatan dari kanker serviks
Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah dengan:
1.      Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
2.      Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
1.      Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.
2.      Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.


BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Dari pembahasan yang telah disampaikan dalam bab terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1.      kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).
2.      Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
3.      Cara untuk mengobati kanker serviks yaitu dengan Pemanasan, Conebiopsi, Operasi, Radioterapi.

3.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, berikut ini disampaikan beberapa saran atau pesan yaitu :
·         Waspadalah bila anda mengalami pendarahan vagina yang tidak normal, seperti misalnya anda tiba-tiba mengalami pendarahan di antara periode menstruasi rutin, mengalami menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, serta anda mengalami pendarahan setelah berhubungan seksual atau menjalani pemeriksaan panggul.
·         Rasa sakit saat anda berhubungan seksual bisa menjadi satu gejala yang sebaiknya anda tindak lanjuti.
Tetapi tidak selalu kondisi seperti di atas berarti disebabkan oleh kanker serviks, tapi dapat pula sebagai tanda infeksi vagina yang juga perlu ditangani dengan segera.


DAFTAR PUSTAKA

Riono, Yohanes. 1999. Kanker Leher Rahim. Australia : Internet
Arya, Putu Widiyana Pasek. 2008. Cegah Kanker Serviks Sejak Dini. Bali : Internet
Sumber : info-sehat.com

13 December 2010

Efek kebiasaan merokok di kalangan masyarakat


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Indonesia merupakan salah satu negara yang duduk di posisi 5 besar di dunia dalam hal menkonsumsi rokok.
            Menkonsumsi rokok ( merokok ) merupakan salah satu kebiasaan buruk yang bisa menyebabkan kecanduan pada jenis obat tertentu. Merokok telah menjadi kebiasaan, gaya hidup tanpa memandang status sosial ekonomi, dari golongan bawah, menengah sampai atas. Kebiasaan merokok juga tidak memandang jenis pekerjaan, usia, ataupun jenis kelamin. Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari - hari dalam lingkungan rumah, kantor angkuta umum maupun di jalan - jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan biasanya orang-orang yang ada disekitarnya seringkali tidak peduli. Merokok sangat membahayakan kesehatan.  Rokok yang mengandung ribuan bahan kimia beracun baik berupa partikel maupun gas tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-orang disekitarnya yang tidak merokok dan terpaksa menjadi perokok pasif.
            Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan bahaya merokok masih rendah. Di Indonesia jumlah perokok lebih banyak dikalangan pria. Pada pria, perokok tertinggi adalah kelompok umur 25 sampai dengan 29 tahun. Sebagian besar perokok mulai merokok pada umur kurang 20 tahun ( pada saat remaja ) dan separuh dari laki-laki umur 40 tahun ke atas telah merokok selama 30 tahun atau lebih.
            Latar belakang rokok beraneka ragam bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Melihat kenyataan tingginya jumlah perokok, maka diperlukan sebuah upaya agar dapat meningkatkan pengetahuan sekaligus menanamkan kesadaran masyarakan akan bahaya dan dampak buruk rokok.
 
1.2   Rumusan Masalah
            Berkaitan dengan latar belakang di atas, secara umum rumusan masalah ini adalah bagaimana efek dari rokok bagi masyarakat dan sekitarnya. Secara lebih khusus masalah itu dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.   Bagaimana efek yang timbul dari kandungan yang terdapat dari rokok?
b. Bagaimana perokok aktif bisa memberikan konstribusi negatif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya?
c.   Bagaimana penyebab atau faktor - faktor seseorang bisa menjadi perokok?
d.   Bagaimana upaya untuk mencegah seorang menjadi perokok dan upaya untuk menghentikan perokok?


1.3   Tujuan Penelitian
            Sesuai dengan rumusan masalah di atas, secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari rokok bagi masyarakat dan sekitarnya. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.   Untuk mengetahui efek yang timbul dari kandungan yang terdapat dari rokok.
b.  Untuk mengetahui konstribusi negatif yang diberikan perokok negative yang diberikan perokok aktif bagi masyarakat di lingkungan sekitar.
c.   Untuk mengetahui penyebab atau faktor-faktor seseorang bisa menjadi perokok aktif.  
d.   Untuk mengetahui upaya untuk mencegah seseorang menjadi perokok aktif dan upaya untuk menghentikan perokok.

1.4      Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, secara umum manfaat penelitian adalah kita dapat mengetahui efek dari rokok bagi masyarakat dan sekitarnya. Secara khusus manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.   Kita dapat mengetahui efek yang timbul dari kandungan yang terdapat dari rokok.
b.  Kita dapat mengetahui konstribusi negatif yang diberikan perokok negatif yang diberikan perokok aktif bagi masyarakat di lingkungan sekitar.
c.   Kita dapat mengetahui penyebab faktor-faktor seseorang bisa menjadi perokok aktif.  
d.   Kita dapat mengetahui upaya untuk mencegah seseorang menjadi perokok aktif dan upaya untuk menghentikan perokok.

1.5      Tinjauan pustaka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) Merokok adalah mengisap rokok. Rokok Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gulungan tembakau ( kira-kira sebesar kelingking ) yang di bungkus ( daun nipah, kertas, dan sebagainya ). Salah satu bahan berbahaya yang terkandung dalam rokok adalah nikotin. Niktin itu diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinic yang kemudian membaginya kejalur imbalan dan jalur adrenergic. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergenik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergic, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergic pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotonin. Meningkatnya sorotonin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. (Agnes Tinike, Kompas Minggu 5 mei 2002 : 22)
Efek dari tembakau yang terdapat didalam rokok memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya perokok sangatlah rendah pengaruhnya, maka ketergantungan pada rokok tidak begitu dianggap gawat ( Roan, Ilmu kedokteran jiwa, Psikiatri, 1979 : 33 )
Tipe-tipe perokok. Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21 – 30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 – 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31 – 60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.


BAB II
PEMBAHASAN

Pada bab ini, ada beberapa hal yang menarik yang ditemukan dari berbagai sumber yakni (1) efek yang timbul dari kandungan yang terdapat di rokok, (2) dampak rokok bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya, (3) Penyebab seseorang bisa menjadi perokok (4) upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah seorang menjadi seorang perokok dan untuk menghentikan perokok.

2.1 Efek dari Kandungan Rokok
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok atau sering disebut dengan perokok pasif. Rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang diantaranya beracun dan jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu : Tar, Nikotin, Karbon Monoksida, Acetone, Naphtylamine, Methanol, Pyrene, Napthalene, Cadmium, Benzopyrene, Vinyl Chloride, Hydrogen Cyanide, Ammonia, Urethane, Toluene, Arsenic, Dibenzacridine, Butane.

v  Tar
Tar mengandungi sekurang – kurangnya 43 bahan kimia yang berbahaya yang bisa  merusak sel paru – paru dan menyebabkan  kanker. Kebanyakan kematian akibat tabiat merokok berpuncak pada tar. Bahan tar apabila masuk ke dalam  sistem tubuh akan  diubah di hati pada suatu bahan yang dikenali sebagai epoksida.  Epoksida ini juga berbahaya karena melalui tindakan pada DNA yang merupakan unit asas baka sel, sel ini akan mencetuskan pertumbuhan sel yang tidak normal pada organ. Ada beberapa bahan – bahan kimia yang menyebabkan kanker  bagi tubuh yaitu : Naphtylamine ;  Pyrene ; Cadmium, Cadmium biasa dipakai pada accu mobil ; Benzopyrene ; Vinyl Chloride, Vinyl Chloride biasanya  digunakan untuk  bahan plastik ; Urethane ; Dibenzacridine.

v  Nikotin
Nikotin merupakan salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan.
Pengaruh jangka pendek setelah pemakaian yaitu :
-          berkeringat, rasa ingin muntah atau mual
-          tenggorokan gatal
-          pupil mata melebar, nadi menjadi cepat
-          kulit lembap ; napas, baju, dan rambut bau asap tembakau
Pengaruh jangka panjang
pemakaian teratur menyebabkan tekanan darah dan detak jantung meningkat, selera makan berkurang, dan penciuman berkurang.

v  Karbon Monoksida ( CO )
Karbon Monoksida ( CO ) adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh  ekzos kendaraan. Apabila  karbon monoksida memasuki tubuh manusia atapun hewan, maka akan membawa kerusakan pada setiap organ disepanjang laluannya, yaitu bermula dari hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan, paru- paru, saluran penghazaman, saluran darah, jantung, organ pembiakan, hingga ke saluran kencing dan pundi kencing.
Karbon monoksida  ialah gas yang tidak berbau dan tidak berwarna  serta lebih mudah diikat oleh hemoglobin darah dibandingkan dengan oksigen.  Keadaan ini tentu akan menjelaskan bahwa oksigen akan sukar untuk diikat oleh hemoglobin sehingga jantung dan paru – paru terpaksa bekerja dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah.

v  Acetone
Acetone merupakan bahan kimia yang digunakan  untuk menghapus  cat.

v  Methanol
Methanol merupakan bahan kimia yang biasanya digunakan untuk bahan bakar roket.

v  Hydrogen Cyanide
Hydrogen Cyanide adalah racun yang biasanya digunakan  untuk  pelaksanaan hukuman mati.

v  Ammonia
Ammonia yaitu bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan lantai


2.2  Dampak Rokok Bagi Masyarakat dan Lingkungan Sekitarnya
Si perokok bukan saja perlu bertanggung jawab pada diri sendiri tetapi turut bertanggung jawab pada orang yang ada di sekelilingnya akibat dari pada bahaya asap rokok. Asap rokok yang dihirup oleh perokok atau mereka yang berada di sekelilingnya, akan memasuki rongga mulut dan hidung melalui kerongkongan ke paru – paru. Kandungan asap rokok akan menyebabkan berbagai penyakit di mulut, kerongkongan, dan paru – paru. Asap akan melalui saluran pernafasan ke dalam paru – paru dan merusakkan saluran bronkus, yang akan menyebabkan bronkitis yaitu penyakit di bagian paru – paru. Asap rokok juga akan merusak pundi udara dalam paru – paru ( alveoli ) dan menyebabkan  penyakit  emfisima. Asap rokok yang di hirup juga akan melalui saluran penghadaman dan pencernaan, yang akan menyebabkan berbagai penyakit di bagian esofagus, perut, dan pankreas. Racun dalam asap rokok yang larut air akan memasuki sistem saluran darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Bahan nikotin, bukan saja memberi sifat ketagihan, malahan menyebabkan  saluran darah arteri menjadi sempit. Asap rokok juga merusak dinding arteri dan akan menyebabkan simptom kebas pada kaki, jari, migrain, sakit kepala, pedih ulu hati, kekejangan otot kaki serangan jantung dan sebagainya.

2.3 Faktor-faktor penyebab merokok
Faktor-faktor yang menyebabkan seorang menjadi perokok dapat dibagi 2 ( dua ) yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor  itu saling berkaitan satu sama lain.

v  Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri orang tersebut. Faktor internal dibagi menjadi 2 ( dua )  yaitu : Faktor Genetik dan faktor kepribadian.

1. Faktor Genetik
Beberapa studi menyebut faktor genetik sebagai penentu dalam timbulnya perilaku merokok Akan tetapi secara umum, faktor turunan ini kurang berarti bila dibandingkan dengan faktor lingkungan dalam menentukan perilaku merokok yang akan timbul.

2. Faktor Keperibadian 
Banyak peneliti mencoba menetapkan tipe kepribadian perokok. Tetapi studi statistik tak dapat memberi perbedaan yang cukup besar antara pribadi orang yang merokok dan yang tidak. Oleh karena itu tes-tes kepribadian kurang bermanfaat dalam memprediksi apakah seseorang akan menjadi perokok. Lebih bermanfaat adalah pengamatan dan studi observasi dilapangan. Anak-sekolah yang merokok menganggap dirinya seperti orang lain juga memandang dirinya sebagai orang yang kurang sukses dalam pendidikan. Citra ini kebanyakan benar. Siswa yang merokok sering tertinggal dalam pelajaran. Mereka juga lebih mungkin untuk drop-out lebih dini daripada yang tidak merokok, dan lebih membangkang terhadap disiplin, lebih sering bolos dan bersikap bebas dalam hal seks. Mereka agaknya bernafsu sekali untuk cepat berhak seperti orang dewasa. Banyak dari perilaku ini sesuai dengan sifat kepribadian yang berhubungan dengan kebiasaan merokok.

v  Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar. Faktor eksternal dibagi menjadi 3 ( tiga ) yaitu  : Faktor Sosial, Faktor Kejiwaan, dan  Faktor Iklan.

1. Faktor Sosial
Faktor ini terutama menjadi dominan dalam mempengaruhi keputusan untuk memulai merokok dan hanya menjadi faktor sekunder dalam memelihara kelanjutan kebiasaan merokok. Kelas sosial, teladan dan ijin orang tua serta kakak-kakak, jenis sekolah, dan usia dini meninggalkan sekolah semua menjadi faktor yang kuat, tetapi yang paling berpengaruh adalah jumlah teman-teman yang merokok. Pada masa kini, terutama pada wanita muda, pola merokok mereka sudah menyerupai pada laki-laki. Perubahan ini sejalan dengan perubahan peran wanita dan sikap masyarakat terhadap wanita yang merokok.

2. Faktor Kejiwaan
Dua teori yang paling masuk akal adalah bahwa merokok itu adalah suatu kegiatan kompensasi dari kehilangan kenikmatan oral yang dini atau adanya suatu rasa rendah diri yang tak nyata. Ahli lainnya berpendapat bahwa merokok adalah semacam pemuasan kebutuhan oral yang tidak dipenuhi semasa bayi. Teori ini ditunjang dengan pengamatan akan adanya hubungan antara perilaku merokok dengan kebiasaan menggigit kuku, mengunyah permen karet dan kebiasaan makan minum yang berlebihan. Kegiatan ini biasanya dilakukan sebagai pengganti merokok pada mereka yang sedang mencoba berhenti merokok.

3. Faktor Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan, ini membuat para remaja ataupun para masyarakat seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada di dalam iklan tersebut.

2.4 Upaya  pencegahan bahaya rokok
  1. Tingkatkan cukai tembakau, yang terbukti di semua negara bisa meningkatkan pendapatan tanpa merusak kesehatan rakyat.
  2. Turunkan kadar nikotin, serendah-rendahnya. Sebagai contoh, di Korea Selatan, pemerintah mengatur rokok seperti pemerintah Indonesia mengatur Pertamina. Sangat-sangat ketat. Artinya, dimana produksi dan distribusi rokok diatur dengan kebijakan pemerintah. Salah satunya, dengan secara bertahap menurunkan kadar nikotin pada rokok-rokok yang diproduksi di Korea Selatan. Sampai-sampai ada rokok yang kadar nikotinnya 0,01%.
  3. Menaikkan harga rokok, jadikan rokok sebagai barang mahal supaya masyarakat miskin dan anak-anak tidak bisa membeli.
  4. Pemerintah harus berani tidak menggantungkan pemasukkan APBN dari rokok. Artinya para penyelenggara dituntut untuk kreatif mencari sumber-sumber pemasukkan negara tanpa merusak kesehatan generasi muda.

Upaya untuk Menghentikan Perokok aktif yaitu :
1.      Tidak bergaul dengan orang-orang yang merokok.
2.      Tidak meminum sesuatu yang biasa diminum perokok saat merokok.
3.      Melakukan olah raga secukupnya.
4.      Banyak memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.
5.      Pengobatan  kejiwaan (Psychotheraphy) Psychotheraphy   merupakan salah  satu  cara  pengobatan  yang dapat membantu  para perokok menghentikan kebiasaan merokoknya, yaitu dengan cara mengetahui faktor  apa  saja   yang merangsang seseorang untuk merokok dan kemudian   mengambil  tindakannya  atasnya,  atau  dengan  cara mengurangi tindakan  merokok  dan meningkatkan kemampuan melakukan sesuatu tanpa harus menyalakan  sebatang rokok, sebagaimana mungkin juga menimbulkan keengganan merokok  dengan  memberikan setruman listrik bertegangan rendah ketika dia hendak menyalakan sebatang  rokok,  demikian  juga para dokter ahli jiwa melakukan   beberapa   terapi  kejiwaan  kepada  para  perokok  yang dapat mengontrol prilakunya dan kemudian dapat menyembuhkannya.
6.      Mencari altertanif lain selain rokok. Karena  nikotin  merupakan  unsur yang  menyebabkan seseorang perokok menjadi  ketagihan,  maka sesuatu yang  memungkinkan  bagi perokok untuk menghindari rokok dengan mengunyah sejenis permen yang mengandung  nikotin atau  sejenis  benda yang  mirip nikotin reaksinya akan tetapi tidak terus menerus,  atau menggunakan  larutan pencuci mulut atau sejenis tablet yang mengandung unsur   yang   dapat   membantu   para   perokok menghentikan kebiasaannya. Atau dapat juga menggunakan siwak dengan selalu meletakkannya di  mulut sebagai pengganti bagi perokok –secara kejiwaan rokok yang biasa dia hisapnya. Akan  tetapi  semua  cara  tersebut harus dilakukan dibawah pengawasan dokter dan pada umumnya hal ini akan memberikan hasil positif jika diiringi dengan terapi kejiwaan.
7.      Menghentikannya Secara Bertahap. Seorang perokok dapat  menghentikan kegiatan merokoknya dengan bertahap.  Hal  tersebut  dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah konsumsi rokok sebatang atau dua batang setiap harinya. Juga dengan cara menggunakan filter  yang  dapat mengurangi  kadar nikotin. Akan tetapi menghentikannya secara total lebih besar kemungkinan berhasilnya daripada cara bertahap.
8.      Klinik Pemberantasan rokok. Didirikannya sejumlah klinik pemberantasan rokok adalah untuk membantu para   perokok  menghentikan  kebiasaan merokok  dengan  menggunakan cara akupuntur,  China misalnya dilengkapi dengan berbagai metode yang membantu upaya  tersebut seperti  sentuhan  setrum  listrik  yang dapat melahirkan
perasaan  kejiwaan  berupa  reaksi  negatif   bagi perokok terhadap bau dan rasa rokok.  Sumber : Jabir bin Salim Musa dkk, opcit, hal. 168. Keluar dari lingkungan perokok sementara waktu. Sekali  waktu seorang perokok dapat meninggalkan   dunianya yang sunyi dari  rokok,  hal tersebut  dapat dilakukan  dengan mengadakan perjalanan bersama teman-teman yang baik dengan maksud menghindari rokok bersama-sama sambil berusaha mengisi  waktu  yang  luang sebaik-baiknya sehingga tidak timbul kesempatan untuk berkeinginan merokok, dan dengan berusaha berulang kali  untuk  dapat meninggalkannya dalam beberapa hari terus menerus sambil menguatkan   tekad   untuk  menghentikannya  sama sekali  dan menumbuhkan kesadaran  akan  kemampuannya  untuk  itu sehingga  menumbuhkan usaha yang berlipat ganda.
9.      Memperbanyak bergaul dengan orang-orang yang tidak merokok, menghadiri pertemuan-pertemuan dan acara-acara mereka sehingga timbul rasa malu dalam dirinya ( untuk merokok ) dihadapan mereka.
10.  Tidak Putus Asa jika Mengalami Kegagalan. Diketahui  bahwa lebih dari 60% orang yang berusaha untuk menghentikan kegiatan  merokoknya kembali  melakukannya,  akan  tetapi upaya yang terus menerus  serta mempelajari berbagai kelemahan pada akhirnya akan membuahkan keberhasilan.  Orang  yang  memiliki  tekad yang  kuat  adalah  orang yang bersedia  belajar  dari kesalahan-kesalahannya  dan  tidak  mengenal  kata menyerah selamanya.
 

BAB III
PENUTUP

4.1    Simpulan
Dari pembahasan yang telah disampaikan dalam bab terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1.      Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti  merasa lebih jantan. Rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang diantaranya beracun dan jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh.

2.   Rokok tidak hanya berbahaya bagi tubuh yang menghisapnya,tapi juga berbahaya bagi orang yang berada di sekitarnya karna asapnya juga mengandung zat - zat yang berbahaya seperti tar, nikotin, dan karbon monoksida yang memberikan efek negatif bagi yang menghisapnya 
3.      Banyak faktor yang melatarbelakangi seseorang menjadi perokok. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2 yaitu : faktor internal dan faktor eksternal
4.      Banyaknya jumlah perokok di indonesia menyebabkan diperlukanya upaya-upaya untuk mencegah seseorang menjadi perokok dan upaya untuk menghentikan perilaku kebiasaan merokok.


4.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, berikut ini disampaikan beberapa saran atau pesan.
1.      Sebagai penerus bangsa hendaknya kita memakai akal sehat untuk membuat keputusan jangan meniru suatu hal yang belum tentu benar misalnya meniru orang tua yang sedang merokok
2.      iklan-iklan merokok sebenarya menjerumuskan orang. Sebaiknya kita mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
3.      kita juga tidak harus ikut merokok hanya karna kebanyakan orang yang ada di sekitar lingkungan kita memiliki kebiasaan merokok
4.      perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja dari diri kita sendiri tapi juga oleh orang lain


DAFTAR PUSTAKA

Evan, Sinly Putra. 2008. Rokok. Lampung : Internet
Mu’tadin, Zainun. 2002. Remaja dan Rokok. Jakarta : Internet

11 December 2010

Proses Penanaman Stroberi di Dusun Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Singaraja


Proses Penanaman Stroberi
di Dusun Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada





Oleh :
Kelas XI IPA 2

1.     I Gede Yahya Kamajaya
2.     Made Udayati
3.     Bayu Purnomo Aji
4.     Kt. Restu Mulyani
5.     Km. Pasek Artha Wirawan
6.     Km. Novia Purnama Dewi
7.     Dw. Md. Tegar Nugraha
8.     Retno Dewanti


SMA Negeri 2 Singaraja
Tahun Ajaran 2008 / 2009
BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai jenis buah-buahan. Buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang penting di dalam menjaga kesehatan tubuh. Manfaatnya sangat beraneka ragam tergantung daripada jenis buah itu sendiri. Buah tersebut dapat berupa buah lokal dari Indonesia maupun buah dari mancanegara yang dikembangkan secara lebih lanjut di Indonesia. Salah satu buah mancanegara yang telah dikembangkan di Indonesia adalah stroberi.
Di Bali khususnya di Dusun Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada banyak terdapat pengembangan lahan untuk budi daya stroberi, karena disana merupakan kawasan agrowisata yang sangat strategis. Daerah ini termasuk dataran tinggi yang memiliki temperatur rendah dan curah hujan 600 - 700 mm pertahun. Hasil dari penanaman stroberi sangat membantu perekonomian para petani di Dusun Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada karena selain di pasarkan di dalam negeri juga di pasarkan ke luar negeri. Selain itu stroberi juga dapat mencegah tumbuhnya berbagai penyakit pada tubuh kita. Melihat dari manfaat stroberi, maka penanaman stroberi perlu dipelajari.

1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan, masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah :
  1. Bagaimana pengolahan bibit stroberi sebelum ditanam?
  2. Bagaimana  cara / teknik  penanaman  stroberi?
  3. Bagaimana proses  pemeliharaan tanaman stroberi setelah ditanam?
  4. Apa saja penyakit dan hama yang dapat menyerang tanaman stroberi?
  5. Bagaimana proses pemanenan buah stroberi setelah matang?

1.3     Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :
  1. Untuk mengetahui pengolahan bibit stroberi sebelum ditanam.
  2. Untuk mengetahui cara / teknik penanaman  stroberi.
  3. Untuk mengetahui proses pemeliharaan tanaman stroberi setelah ditanam.
  4. Untuk mengetahui penyakit dan hama yang dapat menyerang tanaman stroberi.
  5. Untuk mengetahui proses pemanenan buah stroberi setelah matang.

1.4     Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, manfaat dari penelitian ini adalah :
  1. Kita dapat mengetahui pengolahan bibit stroberi sebelum ditanam.
  2. Kita dapat mengetahui cara / teknik penanaman  stroberi.
  3. Kita dapat mengetahui proses pemeliharaan tanaman stroberi setelah ditanam.
  4. Kita dapat mengetahui penyakit dan hama yang dapat menyerang tanaman stroberi.
  5. Kita dapat mengetahui proses pemanenan buah stroberi setelah matang.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia khususnya Indonesia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. Vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.
Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. Virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. Chiloensis  L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne. Varietas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Grella dan Red Gantlet.
Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:
Ø  Divisi         : Spermatophita
Ø  Sub divisi   : angiospermae
Ø  Kelas          : Dicotyledonae
Ø  Keluarga                : Rosaceae
Ø  Genus         : Fragaria
Ø  Spesies       : Fragaria spp
Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup (compote) stroberi.
Syarat pertumbuhan stroberi yaitu sebagai berikut:
1)        Iklim
  • Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600 - 700 mm/tahun.
  • Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8 - 10 setiap harinya.
  • Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17 - 20 derajat C.
  • Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80 - 90%.
2)        Media Tanam
  • Jika ditanam dikebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik.
  • Derajat keasaman tanah ( pH tanah ) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5,4 - 7,0, sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6,5 - 7,0.
  • Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50 - 100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam didalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan air dan unsur hara selalu tersedia.
3)        Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000 - 1.500 meter dpl.

Pedoman Budidaya
I.          Pembibitan
Stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif ( anakan dan stolon atau akar sulur ). Adapun kebutuhan bibit perhektar antara 40.000 - 83.350.

1.         Perbanyakan dengan biji
a)         Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam benih selama 15 menit lalu keringanginkan.
b)         Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang ( kompos ) halus yang bersih ( 1:1:1 ). Benih disemaikan merata di atas media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan pada terperatur 18 - 20 derajat C.
c)         Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapih dengan jarak antar bibit 2 - 3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dengan media persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening. Selama didalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun, bibit dipindahkan ke kebun.
2.         Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun.
Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1 - 2 tahun, sehat dan produktif. Penyiapan bibit anakan dan stolon adalah sebagai berikut:
a.          Bibit Anakan
Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam polybag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang halus ( 1:1:1 ), simpan di bedeng persemaian beratap plastik.
b.    Bibit Stolon
Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polybag 18 x 15 berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang ( 1:1:1 ). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.
II.       Teknik Penanaman
1.      Siram polybag berisi bibit dan dikeluarkan bibit bersama media tanamnya dengan hati-hati.
2.      Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar pangkal batang.
3.      Untuk tanaman tanpa mulsa, beri pupuk dasar sebanyak 1/3 dari dosis pupuk anjuran ( dosis anjuran 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kg/ha KCI ). Pupuk diberikan di dalam lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman.
4.      Sirami tanaman di sekitar pangkal batang sampai lembab.
III.    Pemeliharaan Tanaman
1.         Pemupukan
a.          Pertanaman tanpa mulsa : pupuk sususlan diberikan 1,5 - 2 bulan setelah tanam sebanyak 2/3 dosis anjuran. Pemberian dengan cara ditaburkan dalam larikan dangkal diantara barisan, kemudian ditutup tanah.
b.      Pertanaman dengan mulsa : pupuk susulan ditambahkan jika pertumbuhan kurang baik. Campuran UREA, SP-36 dan KCI (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Setiap tanaman disiram dengan 350 - 500 cc larutan pupuk.
2.         Pengairan dan Penyiraman
Sampai tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak mengering. Pengairan bisa dengan disiram atau menjanuhi parit antar bedengan dengan air.
IV.   Hama dan Penyakit
1.    Hama
a.          Kutu daun
Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1 - 2 mm), hidup    bergerombol di permukaan bawah daun. Gejala : pucuk / daun keriput, keriting, pembentukan bunga / buah terhambat. Pengendalian : dengan insektisida Fastac 15 EC dan Confidor 2001 LC.
b.         Tungau
Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk     agak segi tiga dan telur kemerah-merahan. Gejala : daun berbercak kuning sampai coklat, keriting, mengering dan gugur. Pengendalian : dengan insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC atau Agrimec 18 EC.
c.          Kumbang penggerek
Kumbang penggerek bunga, kumbang penggerek akar dan kumbang penggerek batang. Gejala : di bagian tanaman yang digerek terdapat tepung. Pengendalian: dengan insektisida Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase berbunga.
d.         Kutu putih
Gejala: bagian tanaman yang tertutupi kutu putih akan menjadi    abnormal. Pengendalian : kimia dengan insektisida Perfekthion 400 EC atau Decis 2,5 EC.
e.          Nematoda
Hidup di pangkal batang bahkan sampai pucuk tanaman. Gejala : tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun kurus dan kurang berbulu. Pengendalian : dengan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau Nemacur 10 G.
f.          Penyakit
a)         Kapang kelabu
Gejala : bagian buah membusuk dan berwarna coklat lalu mengering. Pengendalian : dengan fungisida Benlate atau Grosid 50 SD.
b)        Busuk buah matang
Gejala : buah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : dengan fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB 21.
c)         Busuk rizopus
Gejala : (1)  buah busuk, berair, berwarna coklat muda dan bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh; (2) di tempat penyimpanan, buah yang terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora hitam. Pengendalian : membuang buah yang sakit, pasca panen yang baik dan budidaya dengan mulsa plastik.
d)        Empulur merah
Gejala : jamur menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tidak segar, kadang-kadang layu terutama siang hari.
e)         Embun tepung
Gejala : bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung, bunga akan mengering dan gugur. Pengendalian : dengan fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC.
f)         Daun gosong
Gejala : Daun berbercak bulat telur sampai bersudut tidak teratur,  berwarna ungu tua. Pengendalian kimia dengan fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP.
g)        Bercak daun
Penyebab : (1) Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella fragariae, Gejala : bercak kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna coklat yang akan berubah menjadi putih; (2) Pestalotiopsis disseminata, Gejala : bercak bulat pada daun. Pusat bercak berwarna coklat tua dikelilingi bagian tepi berwarna coklat kemerahan atau kekuningan, daun mudah gugur; (3) Rhizoctonia solani, Gejala : bercak coklat-hitam besar pada daun. Pengendalian kimia dengan fungisida bahan aktif tembaga seperti Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau Cupravit OB21.
h)        Busuk daun
Gejala : noda bula berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu, kemudian noda membentuk luka mirip huruf V. Pengendalian : dengan Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 WP.
i)          Layu vertisillium
Gejala : daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan hingga coklat, layu dan tanaman mati. Pengendalian : melalui fumigasi gas dengan Basamid-G.
j)          Virus
Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau. Gejala : terjadi perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang daun atau totol-totol (motle), daun jadi keriput, kaku, tanaman kerdil. Pengendalian : menggunakan bibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, menyemprot pestisida
BAB III
METODE PENELITIAN


3.1    Lokasi Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan penelitian ini dilakukan di Dusun Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada pada hari selasa tanggal 9 Mei 2009 pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00 wita.

3.2    Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani – petani stroberi di Dusun Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada. Karena waktu penelitian sangat singkat dan medan penelitian sangat banyak, maka peneliti hanya mengambil tiga orang petani stroberi sebagai sampel yaitu Kadek Tirta ( 33 tahun), Kadek Sandi ( 34 tahun ), dan  Kadek Sutama ( 39 tahun ) .

3.3    Instrumen Penggalian Data
1)        Pedoman Wawancara
Instrumen penggalian data digunakan instrumen pedoman wawancara terstruktur, yaitu dengan cara mempersiapkan beberapa pertanyaan dalam suatu catatan sebagai pedoman. Pertanyaan sifatnya terbuka yaitu bisa berkembang sesuai situasi dan kondisi nara sumber.
2)        Dokumentasi
Data dokumentasi diperoleh dengan mencermati dan mencatat data-data yang sudah ada dan sudah didokumentasikan.

3.4    Metode Pengumpulan Data
1)        Wawancara
2)        Studi dokumentasi


3.5    Metode tinjauan pustaka
Dalam karya ilmiah ini, tinjauan pustaka serta penelusuran artikel-artikel mengenai tanaman stroberi di dapat dari internet.

3.6    Metode Analisis Data
Proses analisis data dilakukan dengan membandingkan data yang didapat di lokasi dengan data / teori yang didapat di internet dan menggabungkan dalam satu pernyataan atau simpulan yang sesuai dengan kedua data tersebut. Data yang  dikumpulkan  meliputi : proses penanaman stroberi mulai dari proses pembibitan sampai bibit bisa di tanam, proses pengolahan tanah, proses pemeliharaan yaitu proses pengairan hingga pemupukan, pembasmian hama dan penyakit sampai dengan proses pemetikan stroberi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1    Hasil Penelitian
Proses penanaman stroberi diawali dengan pembibitan. Bibit stroberi yang diperoleh belum bisa langsung ditanam, melainkan dilakukan proses penyemaian terlebih dahulu. Penyemaian merupakan pengembangbiakan bibit yang belum siap ditanam. Proses ini berlangsung selama 1 (satu) bulan. Berikut adalah gambar bibit stroberi yang disemaikan :















                                       

Jika dilihat dari proses pembibitan stroberi ada istilah pembibitan secara stolon dimana pembibitan ini menggunakan akar sulur pertama dan kedua. Berikut ini adalah gambar tanaman stroberi yang menggunakan teknik stolon :









Sesudah 1 bulan bibit sudah mulai tumbuh dan siap untuk ditanam. Sebelum dilakukan penanaman bibit tersebut, dilakukan pengolahan tanah dengan cara tanah digemburkan, lalu dibuat gundukan, diisi pupuk kandang dan ZA dicampur jadi satu. Kemudian diratakan, dibuat bedengan dan yang terahir ditutup dengan mulsa plastik / plastik capbel, seperti terlihat pada gambar:



                                                                                      
Tanah yang sudah diolah dan ditutup dengan plastik capbel didiamkan selama kurang lebih 1 ( bulan ). Sesudah 1 ( satu ) bulan tanah sudah siap untuk ditanami bibit stroberi yang sudah siap tanam. Pada plastik capbel diberi lubang yang diameternya kurang lebih 8 cm. Bibit stroberi yang sudah siap ditanam dipecah menjadi beberapa bagian dan kemudian ditanam disetiap lubang pada plastik capbel. Gambar :











Pembibitan, pengolahan tanah dan penanaman stroberi sudah dilakukan. Untuk selanjutnya dilakukan proses pemeliharaan tanaman stroberi agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, dan menghasilkan buah yang baik pula. Proses pemeliharaan stroberi dilakukan dengan cara pengairan dan pemupukan. Pengairan dilakukan menurut musim, yaitu pada musim hujan tanaman hanya disiram selama 2 hari sekali, sedangkan pada musim kemarau dilakukan penyiraman selama 2 kali sehari. Pada saat wawancara yang ketiga dilakukan, ditemukan perbedaan cara pengairan yaitu dengan sistem fertigasi tetes atau drip. Gambar :
 









Pemupukan tanaman stroberi yang dilakukan adalah pemberian pupuk daun dan pupuk buah. Kedua pupuk ini berfungsi untuk melindungi daun dan buah tanaman stroberi dari serangan hama maupun penyakit yang dapat menghambat ataupun merusak pertumbuhan stroberi.
Adapun hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman stroberi sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik bahkan tanaman bisa mati. Berikut dapat dijelaskan dalam tabel mengenai hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman stroberi :
Hama
No.
Nama Hama
Gejala
Cara Menanggulangi
1.
Kutu Daun
Daun menjadi keriput dan kering.
Insekta Fastac 15 EC dan Confidor 200 LC.
2.

Tungau
Daun berbecak kuning sampai coklat, keriting, hingga gugur
Insekta Omite 570 EC, Mitac 200 EC, atau Agrimec 18 EC.
3.
Engkuk (dalam Bahasa Bali)
Tanaman menjadi layu dan mati karena hama ini menyerang akar tanaman.
Poradam
Penyakit
No.
Nama Penyakit
Gejala
Cara Menanggulangi
1.

Daun Gosong
Daun berbecak bulat telur sampai tidak teratur, berwarna ungu tua.
Fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP.
2.

Mata Kambing
Bercak coklat-hitam besar pada daun.
Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau Cupravit OB21
3.


Virus
Perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning sepanjang tulang daun, daun menjadi keriput, tanaman kerdil.
Bibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, dan dengan peptisida.

Pada saat pemeliharaan, jika tanaman stroberi dipelihara dengan baik, pengairan dan pemupukan yang cukup, terhindar dari hama dan penyakit, maka tanaman stroberi akan menghasilkan buah yang baik pula. Buah yang baik adalah buah yang segar dan berwarna merah. Apabila buah stroberi yang semula berwarna hijau kekunging-kuningan sudah berwarna merah, itu berarti buah stroberi siap untuk dipetik. Cara petiknya tidak terlalu sulit, yakni hanya menggunakan tangan atau dipetik biasa namun tetap dalam prinsip berhati-hati. Berikut adalah gambar dimana tanaman stroberi sudah selesai untuk dipanen atau umurnya sudah lebih dari dua tahun (tidak produktif) :












4.2    Pembahasan
Tanaman stroberi merupakan tanaman buah yang sangat digemari masyarakat luas. Oleh karna itu, perbanyakan tanaman ini harus digalakkan untuk mengimbangi permintaan pasar yang sangat pesat dengan tetap memperhatikan kualitas buah yang baik
Stroberi memiliki bermacam-macam manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Tanaman ini bukan hanya buahnya yang bermanfaat, tetapi daunnya pun dapat dimanfaatkan. Tanaman stroberi mempunyai manfaat sebagai bahan makanan dan minuman, bahan obat-obatan, serta kosmetik ( Aries, 2007 ). Buah stroberi mengandung juga nutrisi vitamin C yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Menurut Prof. Livy Gunawan, PhD, disamping mengandung berbagai vitamin dan mineral, biji ( achene ) dan daun stroberi mengandung ellagic acid, yakni suatu senyawa fenol yang bermanfaat sebagai penghambat dan pencegah pertumbuhan sel kanker.

4.2.1 Pengolahan Bibit
Tanaman stroberi dapat diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji, sedangkan perbanyakan secara vegetatif biasanya dilakukan dengan memotong stolon yang menjalar pada batang tanaman stroberi.
Perbanyaan tanaman stroberi secara generatif melalui pembenihan biji (benih) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.         Membeli benih di toko pertanian, kemudian direndam dalam air selama satu malam. Benih yang mengambang sebaiknya dibuang, setelah itu benih yang ada di dasar air diambil untuk dikering-anginkan.
b.         Sediakan wadah untuk persemaian dari kayu atau plastik. Wadah diisi dengan media tanam berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 :1 :1. benih tanaman stroberi disemaikan diatas media tanam secara merata dan ditutup tipis dengan tanah, benih disiram setiap hari.
c.         Benih yang telah bersemi dan memunculkan 2 buah daun sepanjang kurang lebih 2 cm siap dipindahkan ke bedeng sapih.
d.        Benih tersebut ditanam pada bedengan sapih dengan komposisi tanah sama dengan media persemaian. Benih ditanam di bedenga sapih dengan jarak tanam antarbibit sekitar 3 cm.
e.         Benih yang ditanam pada bedeng sapih harus selalu dinaungi dengan plastik bening. Benih stroberi diberi pupuk daun yang memiliki kadar N tinggi dengan cara mencampurkan pupuk tersebut dengan air sesuai takaran. Pupuk daun disemprotkan pada daun benih. Bibit tanaman dapat dipindahkan ke kebun setelah mencapai tinggi 10 cm dan telah merumpun.
Perbanyakan tanaman stroberi dengan vegetatif dapat dilakukan dengan cara stolon dan kultur jaringan.
Stolon adalah sulur yang keluar dari tanaman dan terdapat anakan. Anakan dari stolon inilah kemudian yang digunakan sebagai bibit. Biasanya satu stolon terdapat 4 – 5 anakan. Perbanyakan tanaman stroberi menggunakan stolon harus dipilih stolon yang telah memiliki tangkai daun dan calon akar. Stolon yang telah memiiki daun sekitar 4 helai dengan panjang 5 cm dan memiliki akar cukup banyak, mulai dilepas dari induknya dengan cara memotongnya. Bibit yang telah tumbuh mencapai 10 cm dan berdaun rimbun, siap untuk ditanam / dipindahkan ke kebun.
Perbanyakan dengan menggunakan kultur jaringan ( in vitro ) dapat dilakukan pula pada tanaman stroberi. Perbanyakan metode ini dengan cara mengambil daerah meristem pucuk dengan beberapa primordia daun yang disterilkan dengan bantuan mikroskop. Pucuk yang berukuran 0,5 – 0,7 mm ini kemudian ditanam dalam media buatan yang mengandung unsur hara, gula, vitamin, asam amino, dan hormon. Dari satu pucuk kecil dapat dihasilkan 20 pucuk per minggu. Pucuk akan membentuk akar sehingga akan memperoleh tanaman lengkap ( Aries, 2007 )

4.2.2      Teknik Penanaman Stroberi
Tahap tahap penanaman stroberi dimulai dari pengolahan tanah, pengapuran, dan selanjutnya dilakukan dengan penanaman stroberi.
Sebelum ditanami stroberi, tanah terlebih dahulu dibersihkan dari gulma khususnya yang memiliki batang atau umbi di dalam tanah. Proses ini dilakukan dengan  mencangkul tanah, kemudian membolak-balikkan pemukaan tanah agar kegemburan tanah atau drainase tanah meningkat. Tanah yang drainasenya buruk akan mengganggu pertumbuhan akar tanaman stroberi dan mengundang penyakit red stele yang disebabkan oleh Phytoptora fragariae .
Stroberi sangat sesuai dengan tanah dataran tinggi berjenis regosol yang memiliki pH 5,5 – 6,9. akan tetapi kondisi pH tanah dapat berubah karena penggunaan pupuk kimia dan intensitas hujan. Pupuk dan curah hujan dapat menyebabkan pH tanah menjadi rendah. pH tanah yang rendah menjadikan tanaman stroberi keracunan aluminium dan besi, serta menyebabkan tananaman stres karena kekurangan unsur hara terutama P dan K. Untuk mengatasi masalah pH tanah, dapat digunakan kapur kalsit atau dolomit. Kalsit yang dibutuhkan sebanyak 4 ton per hektat atau dolomit 6 ton per hektar.
Penanaman stroberi dilahan terbuka dilakukan setelah lahan diolah dengan baik dan sebaiknya ditutup dengan mulsa plastik. Penanaman menggunakan mulsa plastik harus diberi lubang pada titik tempat tanaman akan ditanam. Adapun tahapan penanaman bibit stroberi yang akan ditanam di lahan terbuka menggunakan mulsa plastik sebagai berikut :
a.       Lakukan pemupukan lahan dengan cara memberikannya di dalam larikan berjarak 15 cm di samping tanaman. Dosis anjuran pemupukan per hektar menggunakan pupuk N sebanyak 135 kg, P sebanyak 80 kg, dan K sebanyak 150 kg. Dapat juga menggunakan urea sebanyak 300 kg, SP-36 sebanyak 225 kg, dan KCL sebanyak 430.
b.      Setelah tanah diolah dan dipupuk, pasang mulsa plastik hingga menutupi bedengan. Kemudian tentukan lubang tempat penanaman di mulsa plastik. Lubang ini dibuat dengan jarak tanam yang ideal sekitar 40 cm.
c.       Tanah yang berada di bawah lubang mulsa plastik digali dengan kedalaman yang sesuai dengan perakaran bibit stroberi, sekitar 12 cm.
d.      Keluarkan bibit dari polibag bersama media tanamnya dengan hati-hati.
e.       Bibit ditanam pada lubang tanam, kemudian tekan / padatkan tanah disekitar batang bibit stroberi.
f.       Siram tanah disekitar pangkal batang hingga lembab  (Aries, 2007 ).

4.2.3      Proses Pemeliharaan Stroberi