25 May 2012

Naso Gastric Tube Procedure


Good morning all of you, my name is Made Udayati. I a Nursing Student in Wira Medika Institude Health Science and now i will explain to you about Naso Gastric Tube Procedure.
First, you must check nursing or medical note, and then assessment client needs naso gastric tube, after that, wash your hands before prepare equipment.
The equipment are :
-          Naso Gastric Tube, usually Levin (rubber or plastic, No. 12 to 18 French)
-          Water Soluble Lubricant
-          Suction equipment
-          Towel, tissue, emesis basin
-          Clam or tubing
-          Glass of water and straw or perhaps ice chips
-          Tincture of benzoin
-          Hypoallergenic tape
-          Irrigating set with 20 ml syringe or a 60 ml catheter-tip syringe
-          Stethoscope
-          Tongue blade or spatula
-          Pen light
-          Kidney dish
-          Disposable gloves
-          Decongestant spray
-          Lip pomade
-          Mouth hygiene materials

After you finish prepare equipment, and than communication with patient.
“good morning miss A, my name is nurse udayati. I will enter naso gastric tube in your nose. The goals of this proses are remove fliud and gas from the GI tract, prevent or relieve nausea and vomiting after surgery or traumatic events by decompressing the stomach, determine the mount of pressure and motor activity in the GI tract (diagnostic studies), administer medications and feeding directly into the GI tract, obtain a specimen of gastric contains for laboratory studies. Before I start, do you have any question?”
“have you ever had nasal surgery, traumatic or devinted septum?”

Explain procedure to the patient and tell how mouth breating and swallowing will help in passing the tube.
Place the patient in a sitting or high fowler’s position
Place a towel across her chest
And then speack with patient “if you gagging or discomfort, you can raise your index finger, to indicate wait a few moment”
Remove denture, place emesis basin and tissue within the patient’s reach
Determine the length of the tube needed to reach the stomach by placing the end of the tube at the tip of the patient’s nose, then extend it to the earlobe and down to the xiphoid process. Mark the distance with hypoallergenic tape
Have the patient blow her nose to clean her nostril
Inspect the nostril with a penlight, observing for any obstruction
Occlude each nostril and have the patient breathe, this will help determine which nostril is more patient
Wash your hands, and put on disposable gloves

Coil the first 7 – 10 cm of the tube around your fingers
Lubricate the coiled portion of the tube with water soluble lubricant. Avoid occluding the tube’s holes with lubricant
Tilt back the patient’s head before inserting tube in to nostril and gently pass tube into the posterior nasopharynx directing down ward and back ward toward the ear
When tube reaches the pharynx the patient may gage allow her to rest for a few moment
Have the patient hold her head in partially flexed position : offer her several sips of water sipped through a straw, unless contraindicated advance tube he the swallows
Continue to advance tube gently each time the patient swallows
If obstruction appears to prevent tube from passing do not use force. Rotating tube gently may help. If unsuccessful, remove tube and try other nostril
If there are signs of distress such as gasping, coughing or cyanosis, immediately remove tube
Continue to advance the tube when the patient swallows. Until the tape mark reaches the patient’s nostril
And finally check whether the Levin tube is in the stomach by :
1.      Aspirate contents of stomach with a 20 ml syringe or 50 ml. if stomach contents cannot be aspirated, place the patient on her left side and advance the tube 2,5 – 5 cm and try again
2.      Place a stethoscope over epigastrium, inject 5 – 15 ml of air into Levin tube
3.      Ask the patient to talk
4.      Use the tongue blade and penlight to examine the patient’s mouth
5.      If unsure whether the tube is in stomach, notify the physician
Apply tincture of benzoin to the area where the tape is placed.

Ok.. that it procedure Naso Gastric Tube, thanks you for your attention.



15 May 2012

Terapi Musik


TERAPI MORDALITAS (TERAPI MUSIK)


A.    TOPIK
Terapi Musik

B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus pada pasien gangguan jiwa
2.      Tujuan Khusus
-          Klien dapat meningkatkan kwalitas fisik dan mental dengan rangsangan suara dari musik yang diberikan.

C. Landasan Teori
1.1 Definisi
Terapi music adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombre, bentuk dan gaya yang di organisir sedemikian rupa hingga tercipta misik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Terapi music adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua ornag karena kita tidak menbutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan music. Terapi musik sangat mudah  diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses emosi (system limbic). Musik sangat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarakan maupun bagi pemusik yang menggubahnya. Sasaran terapi music dalam lapangan pandang kedokteran adalah pada perkembangan manusia sebagai suatu kesatuan yang unik dan tak terpisahkan.
Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarkan maupun bagi pemusik yang menggubahnya. Sasaran terapi musik dalam lapangan pandang kedokteran adalah pada perkembangan manusia sebagai satu kesatuan yang unik dan tak terpisahkan.
Salah satu figur yang paling berperan dalam terapi music di awal abad ke-20 adalah Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi musik lewat tulisan-tulisannya. Ia percaya bahwa objek dari terapi music adalah melakukan penyelarasan atau harmonisasi terhadap seseorang melalui fibrasi. Demikian pula dengan Margareth Anderton, seorang guru piano berkebangsaan inggris, yang meengemukakan tentang efek alat music (khusus untk pasien dengan kendala psikologis) karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa timbre (warna suara) music dapat menimbulkan efek terapeutik. 
Kwalitas dari music yang memiliki andil terhadap fungsi-fungsi dalam pemgungkapan perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis yang di miliki, yang mampu menuju pada ketidakberesan dalam kehidupan seseorang. Peran sertanya Nampak dalam suatu pengalaman musical seperti menyanyi, dapat menghasilkan intergrasi pribadi yang mempersatukan tubuh, pikiran, dan roh. Bagi penyanyi dalam sebuah kelompok, music memberikan suatu komunikasi yang intim dan emosional antara pemimpin dan anggota kelompok secara individu, juga antara anggota itu sendiri, dan masih terjadi ketika hubungan antarpribadi itu menjadi terbatas atau pecah. Music dapat mempersatukan suatu kelompok yang beraneka ragam menjadi suatu unit yang fungsional. Fungsi music sebagai ungkapan perhatian dapat dilihat ketika music dialami sebagai suatu pemberian dari orang-orang yang kelihatannya tidak memiliki apa-apa.

1.2  Musik sebagai Terapi dan Ungkapan Perhatian
Penggunaan musik sebagai ungkapan perhatian dan suatu terapi tambahan bagi konseling pastoral melibatkan integrasi dari beberapa disiplin sejarah : pendidikan musik, pelayanan musik, dan terapi musik. Terapi musik merupakan yang paling muda dari ketiga bidang ini dan yang langsung berhubungan dengan aplikasi klinis music.
Musik dapat disebut sebagai terapi untuk menstimulasi, memulihkan, menghidupkan, mempersatukan, membuat seseorang peka, menjadi saluran, dan memerdekakan. Terapi musik memiliki suatu kapasitas yang unik dan mapan sehingga memungkinkan terjadinya perubahan hidup.
Musik mengandung kumpulan yang sistematis dan teratur dari berbagai komponen suara irama, melodi, dan keselarasan untuk dapat dilihat dan dinikmati. Musik, seperti bentuk seni lainnya, merupakan ekspresi yang penuh gaya. Musik melibatkan pengelolaan serta keterampilan dari materi artistik sehingga dapat menyajikan atau mengomunikasikan suatu hal tertentu, gagasan, atau keadaan perasaan.
Biasanya tipe musikal dapat dipilih sendiri oleh pasien atau diusulkan oleh terapis. Terapi musik formal sering menggunakan irama sederhana dan instrumen perkusi yang dapat dimainkan oleh hampir setiap orang. Pilihan materi musik, medium musik, tingkat kompleksitas, dan sasaran terapetik merupakan keputusan dan kesepakatan antar terapis, dan antara terapis musik dan pasien. Seperti dalam semua cara terapi, terapi musik menyangkut penilaian terhadap pasien, aktivitas yang akan dilakukan (termasuk sasaran), pengalaman terapetik, dan evaluasi.

1.3  Musik sebagai Terapi Tingkah Laku
Terapi music lebih dari sekedar penghiburan : lebih daripada sekedar pengalaman yang mendidik atau suatu aktifitas social, bersifat mendidik, dan maksud-maksud social. Secara teknis, tarapi music telah di definisikan sebagai “suatu system yang telah dikembangkan secara maksimal untuk menstimulasi dan mengarahkan tingkah laku untuk mencapai perilaku untuk mencapai sasaran terapi yang benar-benar jelas”. Salah satu penyajian yang terbaik dan paling singkat dari kerangka konseptual ini adalah yang diberikan oleh William Sears dalam makalahnya yang berjudul “Proses in Music Therapy”.
1.               Musik memberikan pengalaman di dalam struktur
Sasarannya ialah untuk memperpanjang komiten kepada aktifitas, untuk membuat aneka ragam komitmen, dan menumbuhkan kesadaran akan manfaat yang di peroleh. Dengan cara yang tidak memaksa, music menuntut tingkah laku yang sesuai dengan urutan waktu, realitas yang teratur, kecakapan yang teratur, dan pengaruh yang teratur. Music menimbulkan gagasan dan asosiasi ekstramusikal.
2.               Music memberikan pengalaman dalam mengorganisasi diri
Pengalaman mempengaruhi sikap, perhatian, nilai-nilai, dan pengertian seseorang. Sasaran harus memberikan kepuasan sehingga seseorang akan berusaha untuk memperoleh lebih banyak pengalaman serupa yang aman, baik, dan nikmat. Music menyediakan kesempatan untuk ekspersi diri dan memperoleh kecakapan baru yang memperkaya citra diri (terutma bagi yang memiliki keterbatasan tubuh atau cacat)
3.               Music memberikan pengalaman dalam hubungan antar pribadi
Music merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok di mana individu telah mengesampingkan kepentingannya demi kepentingan kelompok. Sasarannya ialah untuk meperbanyak jumlah anggota dalam kelompok, menambah jangkauan dan variasi interaksi, dan menyediakan pengalaman yang akan memudahkan melakukan adaptasi terhadap kehidupan diluar lembaga. Pengalaman kelompok memungkinkan seseorang berbagai rasa secara intens dalam cara-cara yang secara social dapat diterima ; music memberikan penghiburan dan rekreasi yang diperlukan bagi lingkungan terapi secara umum. Juga bantuan pengalaman dalam pengembangan dalam pengembangan kecakapan social sexara reslitis dan pola tingkah laku pribadi yang dapat diterima secar lembaga dan kelompok sebaya dalam masyarakat.

1.4  Jenis Musik yang di Gunakan
Pada dasarnya hampir semua jenis musik bisa dinamakan untuk terapi musik. Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran. Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya musik akan memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan  kita capai. Ada dua macam terapi musik:
1. Terapi musik aktif.
           Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik . untuk melakukan terapi musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi musik yang kompeten.
2. terapi musik pasif.
           Inilah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya. CD Terapi musik termasuk jenis terapi  musik pasif. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, kami membuat puluhan jenis CD Terapi musik yang disesuaikan dengan kebutuhan anda.
           Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung  lepas kontrol. Kita masih ingat dengan “head banger”, suatu gerakan memutar mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.
           Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng, bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia.
           Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam di sekelilingnya.
           Terapi musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi yang tepat antara beat, ritme dan harmony yang sesuaikan dengan tujuan dilakukannya terapi musik. Jadi memang terapi musik yang efektif tidak bisa menggunakan sembarang musik.

1.5  Manfaat Terapi Musik
1. Relaksasi, mengistirahatkan tubuh dan pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran
2. Meningkatkan kecerdasan.
         Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensi seorang disebut efek mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh frances Rauscher et al dari Universitas California. penelitian lain juga membuktikan bahwa masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak dalam masa pembentukan, sehinngga sangat baik apabila mendapatkan rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik.
3. Meningkatkan motivasi.
         Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangatpun menjadi lurus, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang.
4. pengembangan diri.
         Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan seseorang. Hati-hati, karena musik yang anda dengarkan menentukan kualitas pribadi anda. Hasil penelitian kami menunjukan bahwa orang yang punya masasalah perasaan, biasanya cendrung mendengarkan musik yang sesuai perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau lagu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan menjadi musik yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak.
Dan jika anda mau, Anda bisa mempunyai kepribadian yang anda inginkan dengan cara mendengarkan jenis music yang tepat
5. Meningkatkan Kemampuan Mengingat
Terapi music bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini bisa terjadi karena bagian otak bisa memproses music terletak berdekatan dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi music, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi music banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi music banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan dan kehilangan ingatan.
6.  Kesehatan Jiwa
 ilmuan Arab, Abu Nasr al-farabi (873-950M) dalam bukunya “Great Book About Music”, mengatakan bahwa music membuat rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual, menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataan itu tentu saja berdasarkan pengalamannya dalam menggunakan music sebagai terapi. Sekarang di zaman Modern, terapi music banyak digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau gangguan psikologis.
7. Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada system saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak, yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua system tersebut bereaksi sensitive terhadap music. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot tubuh, hasilnua secara relaks secara fisik dan mental, sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit, terapi music terbukti membantu mengatasi rasa sakit.
8. Menyeimbangkan Tubuh
Menurut penelitian para ahli, stimulasi music membantu menyeimbangkan organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan sehat maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih sehat.
9.  Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa : Apabila jenis music yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan jenis hormone (serotonin) yang dapat menimbulkan rasa nikmat dan senang sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.
10.  Meningkatkan Olahraga
Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang baik dalam beberapa cara, diantaranya meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan Anda dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga. Ternyata penyembuhan terapi musik tidak hanya terbatas pada kesehatan mental atau masalah psikologis saja. Telah dilakukan studi terhadap pasien-pasien penderita luka bakar, penyakit jantung, hipertensi, stroke, nyeri kronis, alergi, maag, kanker dan penyakit lainnya, terapi musik juga bisa digunakan untuk membantu proses penyembuhan. Terapi musik dapat mengurangi kebutuhan pengobatan selama kelahiran dan dilengkapi fungsi mati rasa dalam operasi dan perawatan gigi, terutama jika yang dirawat anak-anak serta pasien yang menjalani prosedur pembedahan. Musik juga berguna untuk mengatasi trauma pada bayi yang lahir premature. Disamping situasi akut ini, terapi musik juga membantu menghilangkan rasa sakit. Terapi musik juga dapat memperbaiki kualitas bagi pasien yang mengalami sakit berkepanjangan dan menambah kesehatan orang-orang jompo, termasuk untuk penderita Alzheimer. Musik juga telah digunakan untuk melengkapi perawatan. Selain itu terapi musik juga berguna untuk mendukung keharmonisan keluarga dan memotivasi kinerja karyawan.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa efek biologis dari suara dan musik dapat mengakibatkan :
a.        Energi otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimulasi irama
b.       Tarikan nafas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur
c.        Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, dan fungsi endokrin
d.       Berkurangnya stimulus sensorik dalam berbagai tahapan
e.        Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi tegangan otot meningkat
f.        Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh
g.       Perubahab pada metabolisme dan biosintesis pada beberapa proses enzim
Setidaknya ada tiga sistem saraf dalam otak yang akan terpengauh oleh musik yang didengarkan, yaitu :
a)      Sistem Otak yang Memproses Perasaan
Musik adalah bahasa jiwa, ia mampu membawa perasaan ke arah mana saja. Musik yang Anda dengar akan merangsang sistem saraf yang akan menghasilkan suatu perasaan. Perangsangan sistem saraf ini mempunyai arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf ambil bagian dalam proses fisiologis. Dalam ilmu kedokteran jiwa, jika emosi tidak harmonis, maka akan mengganggu sistem lain dalam tubuh kita, misalnya sistem pernafasan, sistem endokrin, sistem immun, sistem kardiovaskuler, sistem metabolik, sistem motorik, sistem nyeri, sistem temperatur dan lain sebagainya. Semua sistem tersebut dapat bereaksi positif jika mendengar musik yang tepat.

b)       Sistem Otak Kognitif
Aktivasi sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang tidak mendengarkan atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Musik akan merangsang sistem ini secara otomatis. Jika sistem ini dirangsang maka seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan belajar, kemampuan matematika, analisis, logika, intelegensi dan kemampuan memilah, disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan sosial.
c)         Sistem Otak yang Mengontrol Kerja Otot
Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung dan prnafasan bisa melambat atau cepat secara otomatis, tergantung alunan musik yang didengar. Bahkan bayi dan orang tidak sadar pun tetap terpengaruh oleh alunan musik. Bahkan ada suatu penelitian tentang efek terapi musik pada pasien dalam keadaan koma. Ternyata denyut jantung bisa diturunkan dan tekanan darah pun turun, kemudian begitu musik dimatikan, maka denyut jantung dan tekanan darah kembali naik. Fakta ini juga bermanfaat untuk penderita hipertensi karena musik bisa mengontrol tekanan darahh.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, dunia kedokteran serta psikologi membuktikan bahwa terapi musik berpengaruh dalam mengembangkan imajinasi dan pikiran kreatif. Musik juga mempengaruhi sistem imun, sistem saraf, sistem endokrin, sistem pernafasan, sistem metabolik, sistem kardiovaskuler dan beberapa sistem lainnya dalam tubuh. Dari berbagai penelitian ilmiah tersebut, dinyatakan bahwa musik dapat digunakan untuk membantu penyembuhan beberapa penyakit seperti insomnia, stress, depresi, nyeri, hipertensi, obesitas, parkinson, epilepsi, kelumpuhan, aritmia kanker, psikosomatis, mengurangi rasa nyeri saat melahirkan dll.
Namun perlu diingat, meskipun manfaat terapi musik sangat besar, terapi musik tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengobatan medis. Terapi musik digunakan sebagai terapi pengobatan pelengkap yang bisa mempercepat proses penyembuhan suatu penyakit.
Dalam memproduksi CD terapi muik, kami menggabung terapi musik, terapi gelombang otak dan terapi pemmrograman pikiran untuk hasil maksimal. Jadi sebenarnya yang kami sebut CD terapi musik tidak hanya berisi terapi musik saja, melainkan telah diperkaya dengan jenis terapi lain yang bisa meningkatkan hasil terapi musik.


1.6 Strategi Pelaksanaan Terapi Modalitas (Terapi Musik)

1.    Tujuan Pelaksanaan Terapi Musik
a.    Klien mampu mengenali musik yang didengar
b.    Klien memberi respon terhadap musik
c.    Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik

2.    Strategi Pelaksanaan
                        Alat :
a.       Sound Laptop
b.      Lagu Khusus
                        Metode :
a.         Diskusi
b.         Sharing persepsi

                        Langkah Kegiatan :
1.       Persiapan
a.         Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi : menarik diri, harga diri rendah, dan tidak mau bicara.
b.        Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2.       Orientasi
a.         Salam Terapeutik
ü  Salam dari terapis kepada klien
ü  Evaluasi/validasi
ü  Menanyakan kadaan klien saat ini
b.       Kontrak
1)   Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan musik
2)   Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut :
-  Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin dari terapis.                    
-          Lama kegiatan 45 menit
-          Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

            3.    Tahap Kerja
a.       Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri dimulai dari terapis secara beraturan searah jarum jam.
b.      Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan dirinya, terapis mengajak semua klien untuk bertepuk tangan
d.      Terapis dan klien memakai papan nama.
e.       Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh bertepuk tangan atau berjoged sesuai dengan irama lagu. Setelah selesai klien akan diminta menceritakan isi lagu tersebut dan perasaan klien setelah mendengar lagu.
f.       Terapi memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget, atau tepuk tangan (kira-kira 15 menit). Music boleh diulang beberapa kali. Terapi mengobservasi respons klien terhadap music.
g.      Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya. Sampai semua klien mendapat gilirannya.
h.      Terapis memberikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya dan mengajak klien lain bertepuk tangan.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi.
b. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi.
c. Terapis memberika pujian atas keberhasilan pasien.

5. Evaluasi dan Dokumentasi.
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses terapi berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan terapi. Untuk terapi stimulasi sensoris memdengar music, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respons terhadap music, memberi pendapat tentang music yang didengar dan perasaan saat mendengarkan music.
b. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat terapi pada catatan proses keperawatan tiap klien.


6. Pengorganisasian
     Leader             : Made Udayati
     Co leader         : Yuli Wahyuni
Observer          : Ni Made Murniasih
Fasilitator         : Herna Marheni
Wedawati
Chandra Utami
Ayu Kesuma W.


Setting tempat



 









DAFTAR PUSTAKA

Djohan,2006. Terapi Musik :Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Galangpress