30 March 2013

ASKEP AMENORHOE



A.    Konsep Dasar Penyakit
1.      Definisi / Pengertian
Amennorhea adalah tidak ada atau terhentinya haid secara abnormal. Dalam kamus istilah kedokteran, Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus hipofisis aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat.
Amenorrhea dapat diklasifikasikan menjadi :
a.       Amenorrhea fisiologik : Terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan, laktasi dan sesudah menopause.
b.      Amenorrhea Patologik
·  Amenorrhea Primer : Wanita umur 18 tahun keatas tidak pernah haid.
Penyebab : kelainan congenital dan kelainan genetik.
·  Amenorrhea Sekunder : Penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi.
Penyebab : hipotensi, anemia, gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi, kelemahan kondisi tubuh secara umum dan stress psikologis.


2.      Epidemiologi / Insiden Kasus
Sekitar 3-4% dari populasi dengan usia reproduktif dapat ditemukan adanya amenore yang bersifat patologik. Amenore didiagnosa pada perempuan yang tidak menstruasi :
a.       sampai usia 13 tahun dan belum menunjukkan tanda – tanda pubertas
b.      sampai usia 15 tahun walaupun sudah menunjukkan tanda pubertas lain
c.       sudah menstruasi, tetapi tidak menstruasi lagi selama interval 3 siklus atau lebih atau selama 6 bulan


3.      Etiologi / Penyebab
Penyebab Amenorrhea secara umum adalah:
a.       Hymen Imperforata : Selaput dara tidak berlubang sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar.
b.      Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone-hormone yang tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit.
c.       Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis, penambahan berat badan
d.      Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan
e.       Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor
f.       Endometrium tidak bereaksi
g.      Penyakit lain : penyakitmetabolik, penyakit kronik, kelainan gizi, kelainan hepar dan ginjal.


4.      Patofisiologi
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat pelepasan gonadrotropin. Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium (disgenesis gonad). Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan kelainan genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun dimana folikel dihancurkan. Melakukan kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan kalori yang banyak sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormone steroid seksual (estrogen dan progesterone) tidak tercukupi. Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesterone yang memicu terjadinya amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorphin yang merupakan derifat morfin. Endorphin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesterone menurun. Pada keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat menekan pembentukan GnRH.


5.      Pathway
Terlampir


6.      Gejala Klinis
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
· Tidak terjadi haid
· Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun.
· Nyeri kepala
· Badan lemah


7.      Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu kompartemen IV dan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya muncul gejala-gejala lain akibat hormone seperti osteoporosis.


8.      Pemeriksaan Diagnostik / penunjang
Pada amenorrhea primer : apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perekatan dalam rahim). Melalui pemeriksaan USG, Histerosal Pingografi, histeroskopi dan Magnetic Resonance Imaging (MRI), apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormone FSH dan LH setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea sekunder maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormon (TSH) karena kadar hormone thyroid dapat mempengaruhi kadar hormone prolaktin dalam tubuh.


9.      Penatalaksanaan
Pengelolaan pada pasien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab adalah kemungkinan genetic, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian dapat dilakukan terapi sulih hormone, namun fertilitas belum tentu dapat dipertahankan.
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diit dan olahraga adalah terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi dilakukan pada wanita yang mengalami Amenorrhea Primer



B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Anamnesis
Anamnesis yang akurat berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan sejak kanak-kanak, termasuk tinggi badan dan usia saat pertama kali mengalami pertumbuhan payudara dan pertumbuhan rambut kemaluan. Dapatkan pula informasi anggota keluarga yang lain (ibu dan saudara wanita) mengenai usia mereka pada saat menstruasi pertama, informasi tentang banyaknya perdarahan, lama menstruasi dan periode menstruasi terakhir, juga perlu untuk ditanyakan. Riwayat penyakit kronis yang pernah diderita, trauma, operasi, dan pengobatan juga penting untuk ditanyakan. Kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual, penggunaan narkoba, olahraga, diit, situasi dirumah & sekolah dan kelainan psikisnya juga penting untuk dianyakan.

b.      Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang pertama kali diperiksa adalah tanda-tanda vital dan juga termasuk tinggi badan, berat badan dan perkembangan seksual. Pemeriksaan yang lain adalah :
      Keadaan umum :
8  Anoreksia-cacheksia, bradikardi, hipotensi, dan hipotermi.
8  Tumor hipofise-perubahan pada funduskopi, gangguan lapang pandang, dan tanda-tanda saraf kranial.
8  Sindroma polikistik ovarium-jerawat, akantosis, dan obesitas.
8  Inflammatory bowel disease-Fisura, skin tags, adanya darah pada pemeriksaan rektal.
8  Gonadal dysgenesis (sindroma Turner)- webbed neck, lambatnya perkembangan payudara.
      Keadaan payudara
8  Galactorrhea - palpasi payudara.
8  Terlambatnya pubertas- diikuti oleh rambut kemaluan yang jarang.
8  Gonadal dysgenesis (sindroma Turner)- tidak berkembangnya payudara dengan normalnya pertumbuhan rambut kemaluan.
      Keadaan rambut kemaluan dan genitalia eksternal
8  Hiperandrogenisme- distribusi rambut kemaluan dan adanya rambut di wajah.
8  Sindroma insensitifitas androgen- Tidak ada atau jarangnya rambut ketiak dan kemaluan dengan perkembangan payudara.
8  Terlambatnya pubertas- tidak disertai dengan perkembangan payudara.
8  Tumor adrenal atau ovarium- clitoromegali, virilisasi.
8  Massa pelvis- kehamilan, massa ovarium, dan genital anomali.
      Keadaan vagina
8  Imperforasi himen- menggembung atau edema pada vagina eksternal.
8  Agenesis (Sindroma Rokitansky-Hauser)- menyempitnya vagina tanpa uterus dan rambut kemaluan normal.
8  Sindroma insensitifitas androgen- menyempitnya vagina tanpa uterus dan tidak adanya rambut kemaluan.
      Uterus : Bila uterus membesar, kehamilan bisa diperhitungkan.
      Cervix : Periksa lubang vagina, estrogen bereaksi dengan mukosa vagina dan sekresi mukus. Adanya mukus adalah tanda bahwa estradiol sedang diproduksi oleh ovarium. Kekurangan mukus dan keringnya vagina adalah tanda bahwa tidak adanya estradiol yang sedang diproduksi.


2.      Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a.       Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
b.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan, perseptual, dan penyakit
c.       Harga diri rendah situasional berhubungkan dengan gangguan fungsional (amenorrhea primer)
d.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat tentang penyakitnya (amenorrhea)

3.      Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Ansietas berhubungan dengan status kesehatan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .. x 24 jam cemas pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil :
·  Cemas berkurang
·  Tidak menunjukan perilaku agresif
· Kaji tingkat kecemasan : ringan, sedang, berat, panic
· Berikan kenyamanan dan ketentraman hati
· Beri dorongan pada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan kecemasan
· Anjurkan distraksi seperti nonton tv, dengarkan radio, permainan untuk mengurangi kecemasan.
· Singkirkan stimulasi yang berlebihan

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan, perseptual, dan penyakit

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .. x 24 jam pasien diharapkan tidak mengalami gangguan citra tubuh dengan kriteria hasil :
  • Mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
  • Mengungkapkan tehnik mengontrol cemas

· Gunakan pendekatan yang menenangkan
· Berikan informasi factual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
· Dengarkan dengan penuh perhatin
· Identifikasi tingkat kecemasan

Harga diri rendah situasional berhubungkan dengan gangguan fungsional (amenorrhea primer)

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .. x 24 jam pasien diharapkan tidak mengalami harga diri rendah dengan kriteria hasil :
·  Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal
· Tetapkan hubungan saling percaya perawat dan pasien
· Cipakan batasan terhadap pengungkapan negative
· Bantu untuk mengidentifikasi respon positif terhadap orang lain
· Bantu penyusunan tujuan yang realitas untuk mencapai harga diri rendah yang tinggi
· Berikan penghargaan dan pujian terhadap pengembangan pasien dalam pencapaian tujuan

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat tentang penyakitnya (amenorrhea)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .. x 24 jam pasien mampu menjelaskan penyakit dan mampu mengenal penyakitnya dengan kriteria hasil :
·  pasien mengetahui tentang penyakitnya

· Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit yang dideritanya
· Memberikan pengajaran sesuai dengan tingkat pemahaman pasien
Memberikan informasi dari sumber-sumber yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan



4.      Implementasi
Implementasi sesuai dengan rencana tindakan keperawatan


5.      Evaluasi
a.       Ansietas teratasi
b.      Gangguan Citra tubuh teratasi
c.       Tidak mengalami HDR
d.      Pengetahuan tentang penyakit bertambah







Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Difa Danis. Kamus Kedokteran. Gitamedia Press.
Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC
Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo & JNKKR-POGI. Jakarta