09 January 2011

Kulit


Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,   membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan   dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi   kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari.
Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti jaringan tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang diambil lebih banyak dari aliran darah,   begitu pula dalam pengeluaran karbondioksida yang lebih banyak dikeluarkan    melalui aliran darah. Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran karbondioksida dari kulit tergantung pada banyak faktor di dalam maupun di luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu, komposisi gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit, tekanan gas didalam  darah kulit, penyakit-penyakit  kulit, usia, keadaan vitamin dan hormone di kulit, perubahan dalam metabolism sel   kulit dan pemakaian bahan kimia pada kulit.
Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh sangat berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan-tuntutan faali  yang  berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya merupakan pencerminan penyesuaiannya kepadafungsinya masing-masing. Kulit di daerah–daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya dengan lapisan bagian dalam, dan berbeda  pula  dalam  jenis  serta  banyaknya andeksa yang  ada  di  dalam lapisan kulitnya.
Pada permukaan kulit terlihat adanya alur-alur atau garis-garis halus yang membentuk pola yang berbeda di berbagai daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap   orang, seperti yang ada pada jari-jari tangan, telapak tangan dan  telapak kaki atau  dikenal dengan pola  sidik  jari (dermatoglifi).

A.  Struktur Kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai   lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis)

Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut  :
Gambar 3.1
Skema Bagian – Bagian Kulit

1.      Kulit Ari (epidermis)
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk   diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian   epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1  milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi,   dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat  erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke   dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
  1. Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis yang  paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa   lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein   yang   tidak   larut   dalam   air   dan   sangat   resisten   terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini  dikenal dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai  sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 – 50 hari,   akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena  melanosit lambat bekerja dan penyebaran melanin tidak    lagi  merata serta tidak  lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru.
Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis-lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi  lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.
  1. Lapisan bening   (stratum lucidum) disebut juga  lapisan barrier, terletak tepat di  bawah     lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan    berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan     bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.
  2. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk     kumparan yang mengandung  butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini  tampak paling   jelas   pada    kulit  telapak   tangan    dan telapak kaki.
  3. Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel   yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma       berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya     bertaju. Setiap sel  berisi filamen-filamen kecil yang terdiri  atas  serabut protein. Sel-sel    pada lapisan taju normal, tersusun  menjadi beberapa baris.
Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah   permukaan kulit makin besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel   halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam   salah satu tahap  mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan glutation.
  1. Lapisan benih   (stratum germinativum atau stratum basale) merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas  sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi epidermis     dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme      demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel  tadi  bergeser ke lapisan-lapisan lebih   atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
2.      Kulit Jangat (dermis)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan      kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh   darah   dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit  yang menempel di  saluran kandung     rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit  melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk       ketebalan kulit.  Ketebalan rata-rata  kulit  jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat,  matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit  jangat, memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar.  Masing-masing   saraf   perasa   memiliki   fungsi   tertentu,   seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf   perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri   kita.   Jika kita mendadak menjadi sangat takut   atau   sangat   tegang,   otot penegak rambut   yang   menempel di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk     berdiri. Kelenjar palit yang menempel di  kandung rambut memproduksi minyak untuk   melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara     kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.
Di permukaan kulit,  minyak dan keringat membentuk lapisan pelindung yang disebut    acid mantel atau sawar asam dengan nilai pH sekitar 5,5. Sawar asam merupakan       penghalang alami yang efektif dalam menangkal berkembang biaknya  jamur,  bakteri  dan berbagai  jasad renik  lainnya di  permukaan kulit.  Keberadaan dan keseimbangan nilai pH, perlu terus-menerus dipertahankan dan dijaga agar jangan sampai menghilang oleh pemakaian kosmetika.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang   dapat   membuat   kulit   berkerut   akan   kembali   ke   bentuk   semula dan   serat   protein   ini   yang   disebut   kolagen.   Serat-serat   kolagen   ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan   kulit   menjadi   kurang elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan   kulit   berkerut   yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai peran penting bagi kesehatan dan kecantikan kulit. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi   di  kulit  jangat  dapat   menimbulkan cacat   permanen, hal  ini disebabkan   kulit   jangat   tidak  memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit.
a.       Kelenjar keringat,
Kelenjar keringat terdiri dari  fundus  (bagian   yang   melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar   keringat   dan   lebih   banyak   terdapat   dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.   Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1)      Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairanjernih, yaitu keringat yang mengandung 95  – 97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari  metabolisma seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan     dan   telapak kaki sampai ke kulit  kepala.Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter  keringat  dalam waktu 24  jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin  langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
2)      Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting   susu,   pusar,   daerah   kelamin   dan   daerah   sekitar   dubur (anogenital)   menghasilkan   cairan   yang   agak   kental, berwarna keputih-putihan serta   berbau khas pada setiap   orang.   Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya   alkali   sehingga   dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil   baligh dan aktivitas kelenjar  ini dipengaruhi oleh hormon.
b.      Kelenjar palit,
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit  jangat  berdekatan dengan kandung     rambut terdiri  dari  gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada   telapak   tangan   dan   telapak   kaki,   kelenjar   palit   terdapat   di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.




Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar       sebasea  yang  bermuara  pada  saluran folikel   rambut. Pada    kulit  kepala,    kelenjar   palit   atau   kelenjar sebasea   menghasilkan   minyak   untuk   melumasi   rambut   dan   kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit  atau    kelenjar  sebasea  membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit  badan    termasuk pada bagian wajah, jika produksi  minyak dari   kelenjar   palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.

3.      Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)
Lapisan    ini  terutama   mengandung       jaringan   lemak,   pembuluh darah  dan  limfe,  saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan    kulit jangat.   Jaringan    ikat  bawah     kulit  berfungsi   sebagai bantalan     atau  penyangga      benturan   bagi   organ-organ    tubuh   bagian dalam,     membentuk      kontur  tubuh   dan   sebagai    cadangan    makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit   juga  menurun. Bagian   tubuh   yang   sebelumnya berisi  banyak lemak,    lemaknya    berkurang    sehingga     kulit  akan   mengendur serta makin kehilangan kontur.

B.  Fungsi Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1.   Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan-jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil,   mencegah   zat   kimia   dan   bakteri   masuk   ke   dalam   tubuh   serta menghalau rangsang-rangsang fisik  seperti   sinar   ultraviolet   dari matahari.

2.   Penerima rangsang
Kulit   sangat     peka    terhadap     berbagai    rangsang      sensorik    yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran.  Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.

3.   Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit   mengatur   suhu   tubuh   melalui   dilatasi   dan   konstruksi pembuluh kapiler  serta   melalui   respirasi    yang    keduanya     dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat 0Farenheit   atau   sekitar   36,5 C.   Ketika   terjadi   perubahan   pada   suhu luar,   darah   dan    kelenjar   keringat   kulit  mengadakan       penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah   satu   fungsi   kulit   sebagai organ   antara   tubuh   dan   lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.

4.  Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.

5.  Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.

6.  Penyerapan terbatas
Kulit   dapat   menyerap    zat-zat   tertentu,  terutama   zat-zat  yang   larut dalam   lemak   dapat   diserap   ke   dalam   kulit.   Hormon   yang   terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit  pada    tingkatan  yang   sangat   tipis.  Penyerapan    terjadi  melalui muara   kandung   rambut   dan   masuk   ke   dalam   saluran   kelenjar   palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.

7.  Penunjang penampilan
Fungsi     yang   terkait dengan     kecantikan    yaitu  keadaan    kulit  yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan

Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.