11 December 2010

Proses Penanaman Stroberi di Dusun Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Singaraja


Proses Penanaman Stroberi
di Dusun Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada





Oleh :
Kelas XI IPA 2

1.     I Gede Yahya Kamajaya
2.     Made Udayati
3.     Bayu Purnomo Aji
4.     Kt. Restu Mulyani
5.     Km. Pasek Artha Wirawan
6.     Km. Novia Purnama Dewi
7.     Dw. Md. Tegar Nugraha
8.     Retno Dewanti


SMA Negeri 2 Singaraja
Tahun Ajaran 2008 / 2009
BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai jenis buah-buahan. Buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang penting di dalam menjaga kesehatan tubuh. Manfaatnya sangat beraneka ragam tergantung daripada jenis buah itu sendiri. Buah tersebut dapat berupa buah lokal dari Indonesia maupun buah dari mancanegara yang dikembangkan secara lebih lanjut di Indonesia. Salah satu buah mancanegara yang telah dikembangkan di Indonesia adalah stroberi.
Di Bali khususnya di Dusun Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada banyak terdapat pengembangan lahan untuk budi daya stroberi, karena disana merupakan kawasan agrowisata yang sangat strategis. Daerah ini termasuk dataran tinggi yang memiliki temperatur rendah dan curah hujan 600 - 700 mm pertahun. Hasil dari penanaman stroberi sangat membantu perekonomian para petani di Dusun Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada karena selain di pasarkan di dalam negeri juga di pasarkan ke luar negeri. Selain itu stroberi juga dapat mencegah tumbuhnya berbagai penyakit pada tubuh kita. Melihat dari manfaat stroberi, maka penanaman stroberi perlu dipelajari.

1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan, masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah :
  1. Bagaimana pengolahan bibit stroberi sebelum ditanam?
  2. Bagaimana  cara / teknik  penanaman  stroberi?
  3. Bagaimana proses  pemeliharaan tanaman stroberi setelah ditanam?
  4. Apa saja penyakit dan hama yang dapat menyerang tanaman stroberi?
  5. Bagaimana proses pemanenan buah stroberi setelah matang?

1.3     Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :
  1. Untuk mengetahui pengolahan bibit stroberi sebelum ditanam.
  2. Untuk mengetahui cara / teknik penanaman  stroberi.
  3. Untuk mengetahui proses pemeliharaan tanaman stroberi setelah ditanam.
  4. Untuk mengetahui penyakit dan hama yang dapat menyerang tanaman stroberi.
  5. Untuk mengetahui proses pemanenan buah stroberi setelah matang.

1.4     Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, manfaat dari penelitian ini adalah :
  1. Kita dapat mengetahui pengolahan bibit stroberi sebelum ditanam.
  2. Kita dapat mengetahui cara / teknik penanaman  stroberi.
  3. Kita dapat mengetahui proses pemeliharaan tanaman stroberi setelah ditanam.
  4. Kita dapat mengetahui penyakit dan hama yang dapat menyerang tanaman stroberi.
  5. Kita dapat mengetahui proses pemanenan buah stroberi setelah matang.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia khususnya Indonesia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. Vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.
Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. Virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. Chiloensis  L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne. Varietas stroberi introduksi yang dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Grella dan Red Gantlet.
Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut:
Ø  Divisi         : Spermatophita
Ø  Sub divisi   : angiospermae
Ø  Kelas          : Dicotyledonae
Ø  Keluarga                : Rosaceae
Ø  Genus         : Fragaria
Ø  Spesies       : Fragaria spp
Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup (compote) stroberi.
Syarat pertumbuhan stroberi yaitu sebagai berikut:
1)        Iklim
  • Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600 - 700 mm/tahun.
  • Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8 - 10 setiap harinya.
  • Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17 - 20 derajat C.
  • Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80 - 90%.
2)        Media Tanam
  • Jika ditanam dikebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara baik.
  • Derajat keasaman tanah ( pH tanah ) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun adalah 5,4 - 7,0, sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6,5 - 7,0.
  • Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yang disyaratkan adalah 50 - 100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam didalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan air dan unsur hara selalu tersedia.
3)        Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000 - 1.500 meter dpl.

Pedoman Budidaya
I.          Pembibitan
Stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif ( anakan dan stolon atau akar sulur ). Adapun kebutuhan bibit perhektar antara 40.000 - 83.350.

1.         Perbanyakan dengan biji
a)         Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam benih selama 15 menit lalu keringanginkan.
b)         Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang ( kompos ) halus yang bersih ( 1:1:1 ). Benih disemaikan merata di atas media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan pada terperatur 18 - 20 derajat C.
c)         Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapih dengan jarak antar bibit 2 - 3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dengan media persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening. Selama didalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun, bibit dipindahkan ke kebun.
2.         Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun.
Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1 - 2 tahun, sehat dan produktif. Penyiapan bibit anakan dan stolon adalah sebagai berikut:
a.          Bibit Anakan
Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam polybag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang halus ( 1:1:1 ), simpan di bedeng persemaian beratap plastik.
b.    Bibit Stolon
Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polybag 18 x 15 berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang ( 1:1:1 ). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.
II.       Teknik Penanaman
1.      Siram polybag berisi bibit dan dikeluarkan bibit bersama media tanamnya dengan hati-hati.
2.      Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar pangkal batang.
3.      Untuk tanaman tanpa mulsa, beri pupuk dasar sebanyak 1/3 dari dosis pupuk anjuran ( dosis anjuran 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kg/ha KCI ). Pupuk diberikan di dalam lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman.
4.      Sirami tanaman di sekitar pangkal batang sampai lembab.
III.    Pemeliharaan Tanaman
1.         Pemupukan
a.          Pertanaman tanpa mulsa : pupuk sususlan diberikan 1,5 - 2 bulan setelah tanam sebanyak 2/3 dosis anjuran. Pemberian dengan cara ditaburkan dalam larikan dangkal diantara barisan, kemudian ditutup tanah.
b.      Pertanaman dengan mulsa : pupuk susulan ditambahkan jika pertumbuhan kurang baik. Campuran UREA, SP-36 dan KCI (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Setiap tanaman disiram dengan 350 - 500 cc larutan pupuk.
2.         Pengairan dan Penyiraman
Sampai tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak mengering. Pengairan bisa dengan disiram atau menjanuhi parit antar bedengan dengan air.
IV.   Hama dan Penyakit
1.    Hama
a.          Kutu daun
Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1 - 2 mm), hidup    bergerombol di permukaan bawah daun. Gejala : pucuk / daun keriput, keriting, pembentukan bunga / buah terhambat. Pengendalian : dengan insektisida Fastac 15 EC dan Confidor 2001 LC.
b.         Tungau
Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk     agak segi tiga dan telur kemerah-merahan. Gejala : daun berbercak kuning sampai coklat, keriting, mengering dan gugur. Pengendalian : dengan insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC atau Agrimec 18 EC.
c.          Kumbang penggerek
Kumbang penggerek bunga, kumbang penggerek akar dan kumbang penggerek batang. Gejala : di bagian tanaman yang digerek terdapat tepung. Pengendalian: dengan insektisida Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase berbunga.
d.         Kutu putih
Gejala: bagian tanaman yang tertutupi kutu putih akan menjadi    abnormal. Pengendalian : kimia dengan insektisida Perfekthion 400 EC atau Decis 2,5 EC.
e.          Nematoda
Hidup di pangkal batang bahkan sampai pucuk tanaman. Gejala : tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun kurus dan kurang berbulu. Pengendalian : dengan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau Nemacur 10 G.
f.          Penyakit
a)         Kapang kelabu
Gejala : bagian buah membusuk dan berwarna coklat lalu mengering. Pengendalian : dengan fungisida Benlate atau Grosid 50 SD.
b)        Busuk buah matang
Gejala : buah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : dengan fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB 21.
c)         Busuk rizopus
Gejala : (1)  buah busuk, berair, berwarna coklat muda dan bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh; (2) di tempat penyimpanan, buah yang terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora hitam. Pengendalian : membuang buah yang sakit, pasca panen yang baik dan budidaya dengan mulsa plastik.
d)        Empulur merah
Gejala : jamur menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tidak segar, kadang-kadang layu terutama siang hari.
e)         Embun tepung
Gejala : bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung, bunga akan mengering dan gugur. Pengendalian : dengan fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC.
f)         Daun gosong
Gejala : Daun berbercak bulat telur sampai bersudut tidak teratur,  berwarna ungu tua. Pengendalian kimia dengan fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP.
g)        Bercak daun
Penyebab : (1) Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella fragariae, Gejala : bercak kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna coklat yang akan berubah menjadi putih; (2) Pestalotiopsis disseminata, Gejala : bercak bulat pada daun. Pusat bercak berwarna coklat tua dikelilingi bagian tepi berwarna coklat kemerahan atau kekuningan, daun mudah gugur; (3) Rhizoctonia solani, Gejala : bercak coklat-hitam besar pada daun. Pengendalian kimia dengan fungisida bahan aktif tembaga seperti Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau Cupravit OB21.
h)        Busuk daun
Gejala : noda bula berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu, kemudian noda membentuk luka mirip huruf V. Pengendalian : dengan Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 WP.
i)          Layu vertisillium
Gejala : daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan hingga coklat, layu dan tanaman mati. Pengendalian : melalui fumigasi gas dengan Basamid-G.
j)          Virus
Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau. Gejala : terjadi perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang daun atau totol-totol (motle), daun jadi keriput, kaku, tanaman kerdil. Pengendalian : menggunakan bibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, menyemprot pestisida
BAB III
METODE PENELITIAN


3.1    Lokasi Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan penelitian ini dilakukan di Dusun Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada pada hari selasa tanggal 9 Mei 2009 pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00 wita.

3.2    Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani – petani stroberi di Dusun Dasong, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada. Karena waktu penelitian sangat singkat dan medan penelitian sangat banyak, maka peneliti hanya mengambil tiga orang petani stroberi sebagai sampel yaitu Kadek Tirta ( 33 tahun), Kadek Sandi ( 34 tahun ), dan  Kadek Sutama ( 39 tahun ) .

3.3    Instrumen Penggalian Data
1)        Pedoman Wawancara
Instrumen penggalian data digunakan instrumen pedoman wawancara terstruktur, yaitu dengan cara mempersiapkan beberapa pertanyaan dalam suatu catatan sebagai pedoman. Pertanyaan sifatnya terbuka yaitu bisa berkembang sesuai situasi dan kondisi nara sumber.
2)        Dokumentasi
Data dokumentasi diperoleh dengan mencermati dan mencatat data-data yang sudah ada dan sudah didokumentasikan.

3.4    Metode Pengumpulan Data
1)        Wawancara
2)        Studi dokumentasi


3.5    Metode tinjauan pustaka
Dalam karya ilmiah ini, tinjauan pustaka serta penelusuran artikel-artikel mengenai tanaman stroberi di dapat dari internet.

3.6    Metode Analisis Data
Proses analisis data dilakukan dengan membandingkan data yang didapat di lokasi dengan data / teori yang didapat di internet dan menggabungkan dalam satu pernyataan atau simpulan yang sesuai dengan kedua data tersebut. Data yang  dikumpulkan  meliputi : proses penanaman stroberi mulai dari proses pembibitan sampai bibit bisa di tanam, proses pengolahan tanah, proses pemeliharaan yaitu proses pengairan hingga pemupukan, pembasmian hama dan penyakit sampai dengan proses pemetikan stroberi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1    Hasil Penelitian
Proses penanaman stroberi diawali dengan pembibitan. Bibit stroberi yang diperoleh belum bisa langsung ditanam, melainkan dilakukan proses penyemaian terlebih dahulu. Penyemaian merupakan pengembangbiakan bibit yang belum siap ditanam. Proses ini berlangsung selama 1 (satu) bulan. Berikut adalah gambar bibit stroberi yang disemaikan :















                                       

Jika dilihat dari proses pembibitan stroberi ada istilah pembibitan secara stolon dimana pembibitan ini menggunakan akar sulur pertama dan kedua. Berikut ini adalah gambar tanaman stroberi yang menggunakan teknik stolon :









Sesudah 1 bulan bibit sudah mulai tumbuh dan siap untuk ditanam. Sebelum dilakukan penanaman bibit tersebut, dilakukan pengolahan tanah dengan cara tanah digemburkan, lalu dibuat gundukan, diisi pupuk kandang dan ZA dicampur jadi satu. Kemudian diratakan, dibuat bedengan dan yang terahir ditutup dengan mulsa plastik / plastik capbel, seperti terlihat pada gambar:



                                                                                      
Tanah yang sudah diolah dan ditutup dengan plastik capbel didiamkan selama kurang lebih 1 ( bulan ). Sesudah 1 ( satu ) bulan tanah sudah siap untuk ditanami bibit stroberi yang sudah siap tanam. Pada plastik capbel diberi lubang yang diameternya kurang lebih 8 cm. Bibit stroberi yang sudah siap ditanam dipecah menjadi beberapa bagian dan kemudian ditanam disetiap lubang pada plastik capbel. Gambar :











Pembibitan, pengolahan tanah dan penanaman stroberi sudah dilakukan. Untuk selanjutnya dilakukan proses pemeliharaan tanaman stroberi agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, dan menghasilkan buah yang baik pula. Proses pemeliharaan stroberi dilakukan dengan cara pengairan dan pemupukan. Pengairan dilakukan menurut musim, yaitu pada musim hujan tanaman hanya disiram selama 2 hari sekali, sedangkan pada musim kemarau dilakukan penyiraman selama 2 kali sehari. Pada saat wawancara yang ketiga dilakukan, ditemukan perbedaan cara pengairan yaitu dengan sistem fertigasi tetes atau drip. Gambar :
 









Pemupukan tanaman stroberi yang dilakukan adalah pemberian pupuk daun dan pupuk buah. Kedua pupuk ini berfungsi untuk melindungi daun dan buah tanaman stroberi dari serangan hama maupun penyakit yang dapat menghambat ataupun merusak pertumbuhan stroberi.
Adapun hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman stroberi sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik bahkan tanaman bisa mati. Berikut dapat dijelaskan dalam tabel mengenai hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman stroberi :
Hama
No.
Nama Hama
Gejala
Cara Menanggulangi
1.
Kutu Daun
Daun menjadi keriput dan kering.
Insekta Fastac 15 EC dan Confidor 200 LC.
2.

Tungau
Daun berbecak kuning sampai coklat, keriting, hingga gugur
Insekta Omite 570 EC, Mitac 200 EC, atau Agrimec 18 EC.
3.
Engkuk (dalam Bahasa Bali)
Tanaman menjadi layu dan mati karena hama ini menyerang akar tanaman.
Poradam
Penyakit
No.
Nama Penyakit
Gejala
Cara Menanggulangi
1.

Daun Gosong
Daun berbecak bulat telur sampai tidak teratur, berwarna ungu tua.
Fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP.
2.

Mata Kambing
Bercak coklat-hitam besar pada daun.
Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau Cupravit OB21
3.


Virus
Perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning sepanjang tulang daun, daun menjadi keriput, tanaman kerdil.
Bibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, dan dengan peptisida.

Pada saat pemeliharaan, jika tanaman stroberi dipelihara dengan baik, pengairan dan pemupukan yang cukup, terhindar dari hama dan penyakit, maka tanaman stroberi akan menghasilkan buah yang baik pula. Buah yang baik adalah buah yang segar dan berwarna merah. Apabila buah stroberi yang semula berwarna hijau kekunging-kuningan sudah berwarna merah, itu berarti buah stroberi siap untuk dipetik. Cara petiknya tidak terlalu sulit, yakni hanya menggunakan tangan atau dipetik biasa namun tetap dalam prinsip berhati-hati. Berikut adalah gambar dimana tanaman stroberi sudah selesai untuk dipanen atau umurnya sudah lebih dari dua tahun (tidak produktif) :












4.2    Pembahasan
Tanaman stroberi merupakan tanaman buah yang sangat digemari masyarakat luas. Oleh karna itu, perbanyakan tanaman ini harus digalakkan untuk mengimbangi permintaan pasar yang sangat pesat dengan tetap memperhatikan kualitas buah yang baik
Stroberi memiliki bermacam-macam manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Tanaman ini bukan hanya buahnya yang bermanfaat, tetapi daunnya pun dapat dimanfaatkan. Tanaman stroberi mempunyai manfaat sebagai bahan makanan dan minuman, bahan obat-obatan, serta kosmetik ( Aries, 2007 ). Buah stroberi mengandung juga nutrisi vitamin C yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Menurut Prof. Livy Gunawan, PhD, disamping mengandung berbagai vitamin dan mineral, biji ( achene ) dan daun stroberi mengandung ellagic acid, yakni suatu senyawa fenol yang bermanfaat sebagai penghambat dan pencegah pertumbuhan sel kanker.

4.2.1 Pengolahan Bibit
Tanaman stroberi dapat diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji, sedangkan perbanyakan secara vegetatif biasanya dilakukan dengan memotong stolon yang menjalar pada batang tanaman stroberi.
Perbanyaan tanaman stroberi secara generatif melalui pembenihan biji (benih) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.         Membeli benih di toko pertanian, kemudian direndam dalam air selama satu malam. Benih yang mengambang sebaiknya dibuang, setelah itu benih yang ada di dasar air diambil untuk dikering-anginkan.
b.         Sediakan wadah untuk persemaian dari kayu atau plastik. Wadah diisi dengan media tanam berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 :1 :1. benih tanaman stroberi disemaikan diatas media tanam secara merata dan ditutup tipis dengan tanah, benih disiram setiap hari.
c.         Benih yang telah bersemi dan memunculkan 2 buah daun sepanjang kurang lebih 2 cm siap dipindahkan ke bedeng sapih.
d.        Benih tersebut ditanam pada bedengan sapih dengan komposisi tanah sama dengan media persemaian. Benih ditanam di bedenga sapih dengan jarak tanam antarbibit sekitar 3 cm.
e.         Benih yang ditanam pada bedeng sapih harus selalu dinaungi dengan plastik bening. Benih stroberi diberi pupuk daun yang memiliki kadar N tinggi dengan cara mencampurkan pupuk tersebut dengan air sesuai takaran. Pupuk daun disemprotkan pada daun benih. Bibit tanaman dapat dipindahkan ke kebun setelah mencapai tinggi 10 cm dan telah merumpun.
Perbanyakan tanaman stroberi dengan vegetatif dapat dilakukan dengan cara stolon dan kultur jaringan.
Stolon adalah sulur yang keluar dari tanaman dan terdapat anakan. Anakan dari stolon inilah kemudian yang digunakan sebagai bibit. Biasanya satu stolon terdapat 4 – 5 anakan. Perbanyakan tanaman stroberi menggunakan stolon harus dipilih stolon yang telah memiliki tangkai daun dan calon akar. Stolon yang telah memiiki daun sekitar 4 helai dengan panjang 5 cm dan memiliki akar cukup banyak, mulai dilepas dari induknya dengan cara memotongnya. Bibit yang telah tumbuh mencapai 10 cm dan berdaun rimbun, siap untuk ditanam / dipindahkan ke kebun.
Perbanyakan dengan menggunakan kultur jaringan ( in vitro ) dapat dilakukan pula pada tanaman stroberi. Perbanyakan metode ini dengan cara mengambil daerah meristem pucuk dengan beberapa primordia daun yang disterilkan dengan bantuan mikroskop. Pucuk yang berukuran 0,5 – 0,7 mm ini kemudian ditanam dalam media buatan yang mengandung unsur hara, gula, vitamin, asam amino, dan hormon. Dari satu pucuk kecil dapat dihasilkan 20 pucuk per minggu. Pucuk akan membentuk akar sehingga akan memperoleh tanaman lengkap ( Aries, 2007 )

4.2.2      Teknik Penanaman Stroberi
Tahap tahap penanaman stroberi dimulai dari pengolahan tanah, pengapuran, dan selanjutnya dilakukan dengan penanaman stroberi.
Sebelum ditanami stroberi, tanah terlebih dahulu dibersihkan dari gulma khususnya yang memiliki batang atau umbi di dalam tanah. Proses ini dilakukan dengan  mencangkul tanah, kemudian membolak-balikkan pemukaan tanah agar kegemburan tanah atau drainase tanah meningkat. Tanah yang drainasenya buruk akan mengganggu pertumbuhan akar tanaman stroberi dan mengundang penyakit red stele yang disebabkan oleh Phytoptora fragariae .
Stroberi sangat sesuai dengan tanah dataran tinggi berjenis regosol yang memiliki pH 5,5 – 6,9. akan tetapi kondisi pH tanah dapat berubah karena penggunaan pupuk kimia dan intensitas hujan. Pupuk dan curah hujan dapat menyebabkan pH tanah menjadi rendah. pH tanah yang rendah menjadikan tanaman stroberi keracunan aluminium dan besi, serta menyebabkan tananaman stres karena kekurangan unsur hara terutama P dan K. Untuk mengatasi masalah pH tanah, dapat digunakan kapur kalsit atau dolomit. Kalsit yang dibutuhkan sebanyak 4 ton per hektat atau dolomit 6 ton per hektar.
Penanaman stroberi dilahan terbuka dilakukan setelah lahan diolah dengan baik dan sebaiknya ditutup dengan mulsa plastik. Penanaman menggunakan mulsa plastik harus diberi lubang pada titik tempat tanaman akan ditanam. Adapun tahapan penanaman bibit stroberi yang akan ditanam di lahan terbuka menggunakan mulsa plastik sebagai berikut :
a.       Lakukan pemupukan lahan dengan cara memberikannya di dalam larikan berjarak 15 cm di samping tanaman. Dosis anjuran pemupukan per hektar menggunakan pupuk N sebanyak 135 kg, P sebanyak 80 kg, dan K sebanyak 150 kg. Dapat juga menggunakan urea sebanyak 300 kg, SP-36 sebanyak 225 kg, dan KCL sebanyak 430.
b.      Setelah tanah diolah dan dipupuk, pasang mulsa plastik hingga menutupi bedengan. Kemudian tentukan lubang tempat penanaman di mulsa plastik. Lubang ini dibuat dengan jarak tanam yang ideal sekitar 40 cm.
c.       Tanah yang berada di bawah lubang mulsa plastik digali dengan kedalaman yang sesuai dengan perakaran bibit stroberi, sekitar 12 cm.
d.      Keluarkan bibit dari polibag bersama media tanamnya dengan hati-hati.
e.       Bibit ditanam pada lubang tanam, kemudian tekan / padatkan tanah disekitar batang bibit stroberi.
f.       Siram tanah disekitar pangkal batang hingga lembab  (Aries, 2007 ).

4.2.3      Proses Pemeliharaan Stroberi