11 November 2012

Anatomi dan Fisiologi Muskuloskeletal




Sistem skeletal adalah sistem yang terdiri dari tulang (rangka) dan struktur yang membangun hubungan (sendi) di antara tulang-tulang tersebut. Secara umum fungsi dari sistem skeletal adalah :
h  Menyediakan bentuk untuk menopang tubuh,
h  Sebagai alat gerak pasif,
h  Melindungi organ-organ internal dari trauma mekanik,
h  Menyimpan dan melindungi sumsum tulang selaku sel hemopoietic (red bone marrow),
h  Menyediakan tempat untuk menyimpan kelebihan kalsium, dan
h  Menyimpan lemak (yellow bone marrow).
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Rangka manusia terdiri dari 206 tulang. Sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Secara garis besar rangka manusia yang terdiri dari 206 tulang tersebut dibagi menjadi dua yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh). Ada empat fungsi utama jaringan tulang :
h  Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan otot untuk pergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang merupakan alat gerak pasif.
h  Fungsi Protektif, Melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan juga sumsum tulang.
h  Fungsi Metabolik, Sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagai mineral yang penting seperti kalsium dan phospat.
h  Fungsi Hemopetik, berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan sel darah.



Tulang terdiri dari 2 bahan:
1)      Matrik yang kaya mineral (70%) = Bone (Tulang yang sudah matang)
2)      Bahan-bahan organik (30%) yang terdiri dari:
a)      Sel (2%) :
h  Sel Osteoblast : yang membuat matrik (bahan) tulang / sel pembentuk tulang
h  Sel Osteocyte : mempertahankan matrik tulang
h  Sel Osteoclast : yang menyerap osteoid (95%) (resorbsi) bahan tulang (matrik) / sel yang menyerap tulang.
b)      Osteoid (98%) : Matrik (bahan) tulang yang mengandung sedikit mineral (osteoid=tulang muda)

b.      Klasifikasi Tulang
Menurut bentuknya tulang tulang dibedakan menjadi :
1)      Os longum (tulang panjang) misalnya : humerus tibia femur dsb.
2)      Os brevis ( tulang pendek) misalnya : ossa carpalia ossa tarsalia
3)      Os planum (tulang pipih) misalnya : scapula cranii
4)      Os pneumaticum (tulang berongga) misalnya : os maxillaris ossis ethimoidalis
5)      Os irreguler (tidak beraturan) misalnya : vertebra.
6)      Os sesamoidea tulang yang terdapat pada persedian misalnya : patella dan beberapa tulang pada persendian jari-jari tangan dan kaki.

Menurut jenisnya tulang pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1)      Tulang Rawan
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur.
Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruas-ruas tulang belakang.

Jenis Tulang Rawan
a.       Hialin Cartilago : matriks mengandung seran kolagen; jenis yg paling banyak dijumpai.
b.      Elastic Cartilago : serupa dg tl rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang mengumpul pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit.
c.       Fibrokartilago : tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan.

2)      Tulang Keras
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras.
Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat   ( CaCO3 )   dan kalsium fosfat    ( Ca( PO4 )2 ) yang diperoleh atau dibawa oleh darah. Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang.
Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka.
Contoh tulang keras:
- tulang paha
- tulang lengan
- tulang betis
- tulang selangka

Rangka aksial terdiri dari tulang-tulang dan bagian kartilago yang melindungi dan menyangga organ-organ kepala, leher dan dada. Bagian rangka aksial meliputi tengkorak, tulang hioid, osikel auditori, kolumna vertebra, sternum dan tulang iga.
a.       Tulang tengkorak
Tulang tengkorak berfungsi melindungi otak, organ pendengaran dan organ penglihatan. Hubungan antartulang yang terdapat pada tempurung kepala termasuk jenis suture yaitu tidak ada gerak.
Tengkorak tersusun dari 22 tulang: 8 tulang cranial dan 14 tulang fasial.
1)      Kranium membungkus dan melindungi otak.
a)      Tulang frontal membentuk dahi, langi-langit rongga nasal, dan langit-langit orbita (kantong mata).
8  Tulang frontal pada tahap kehidupan embrio terbentuk menjadi dua belahan yang pada masa kanak-kanak awal berfusi dengan penuh.
8  Tuberositas frontal adalah dua tonjolan yang berbeda ukuran dan biasanya lebih besar pada tengkorak muda.
8  Arkus supersiliar adalah dua lengkungan  yang mencuat dan menyatu secara medial oleh suatu elevasi halus yang disebut glabela.
8  Tepi supraorbital yang terletak dibawah lengkungan supersiliar dan membentuk tepi orbita bagian atas. Foramen supraorbital (takik pada beberapa tengkorak) merupakan jalan masuk arteri dan saraf.
b)      Tulang parietal membentuk sisi dan langit-langit kranium.
8  Sutura sagital yang menyatukan tulang kiri dan kanan adalah sendi mati yang disatukan fibrokartilago.
8  Sutura koronal menyambung tulang parietal ke tulang frontal
8  Sutura lambdoidal menyambung tulang parietal ke tulang oksipital
c)      Tulang oksipital membentuk bagian dasar dan bagian belakang cranium.
8  Foramen magnum adalah pintu oval besar yang dikelilingi tulang oksipital. Foramen ini menghubungkan rongga kranial dengan rongga spinal.
8  Protuberans oksipital eksternal adalah suatu proyeksi yang mencuat diatas foramen magnum.
8  Kondilus oksipital adalah dua prosesus oval pada tulang oksipital yang  dengan berartikulasi vertebra serviks pertama, atlas.
d)     Tulang temporal membentuk dasar dan bagian sisi dari cranium.
8  Bagian skuamosa, bagian terbesar, merupakan lempeng pipih dan tipis yang membentuk pelipis. Prosesus zigomatikus menonjol dari bagian skuamosa pada setiap tulang temporal. Tonjolan tersebut bertemu dengan bagian temporal dari setiap tulang zigomatikus untuk membentuk arkus zigomatikus.
8  Bagian petrous terletak di dalam dasar tengkorak dan tidak dapat dilihat dari samping. Bagian ini berisi stuktur telinga tengah dan telinga dalam.
8  Bagian mastoid terletak di belakang dan di bawah liang telinga. Prosesus mastoid adalah tonjolan membulat yang mudah teraba di belakang telinga
8  Bagian timpani terletak disisi inferiorbagian squamosa dan sisi anterior dari bagian mastoid. Timpani berisi saluran telinga (meatus auditori eksternal dan memiliki prosesus stiloid yang ramping untuk melekat pada ligamen stiloid.
e)      Tulang etmoid adalah struktur penyangga penting dari rongga nasal  dan berperan dalam pembentukan orbita mata.
8  Lempeng plate kribriform membentuk sebagian langit – langit rongga nasal dan terperforasikan untuk jalur saraf olfaktori. Bagian krista galli (disebut demikian karena kemiripannya dengan jengger ayam jantan) adalh prosesus halus tringular yang menonjol kedalam rongga kranial diatas lempeng kribriformis dan berfungsi sebagai tempat perlekatan perlapis otak.
8  Lempeng perpendikular menonjol kearah bawah disudut kanan lempeng kribriform dan membentuk bagian septum nasal yang memisahkan dua rongga nasal.
8  Massa leteral mengandung sel – sel udara atau sinus etmoid tempat mensekresi mukus.
8  Konka nasal superior dan tengah atau turbinatum. Menonjol secara medial dan berfungsi untuk memper luas area permukaan rongga nasal.(konka nasal inferior merupakan tulang tersendiri).
f)       Tulang sfenoid berbentuk seperti kelalawardengan sayap terbentang. Tulang ini membentuk dasar anterior cranium dan berartikulasi ke arah lateral dengan tulang temporal dan ke arah anterior dengan tulang etmoit dan tulang frontal.
8  Badan sfenoid memiliki suatu lekukan , sela tursika yang menjadi tempat kelenjar hipofisis.
8  Sayap besar dan sayap kecil menonjol kearah lateral dari badan tulang.
8  Prosesus pterigoid menonjol kearah inferior dari badan tulang dan membentuk dinding rongga nasal.
g)      Oksikel auditori tersusun dari maleus, inkus, dan stapes (tapal kuda). Fungsinya dalam proses pendengaran.
h)      Tulang wormian adalah tulang kecil yang jumlahnya bervariasi dan terletak dalam sutura.

Tulang-tulang wajah tidak bersentuhan dengan otak. Tulang tersebut disatukan oleh sutura yang tidak dapat bergerak, kecuali pada mandibura atau rahang bawah.
a)      Tulang nasal, membentuk penyangga hidung dan berarti kulasi dengan septum nasal.
b)      Tulang palatum, membentuk bagian posterior langit-langit mulut, bagian tulang orbital, dan bagian rongga nasal.
c)      Tulang zigmatik (malar), membentuk tonjolan pada tulang pipi, setiap prosesus temporal berartikulasi dengan prosesus zigomatikus pada tulang temporal.
d)     Tulang maksilar membentuk rahang atas
8  Prosesus alveolar, mengandung soket gigi bagian atas
8  Prosesus zigomatikus, memanjang keluar untuk bersatu dengan tepi infraorbital pada orbital.
8  Prosesus palatines, membentuk bagian anterior pada langit-langit keras.
8  Sinus maksilar, yang kosong sampai kerongga nasal, merupakan bagian dari empat sinus paranasal.
e)      Tulang lakrimal ,berukuran kecil dan tipis, terletak diantara tulang etmoid dan maksila pada orbita, berisi suatu celah untuk lintasan duktus lakmiral, yang mengalirkan air mata kerongga nasal.
f)          Tulang vomer, membentuk bagian tengah langi-langit keras di antara palatum dan maksila, serta turu membentuk septum nasal.
g)      Konka nasal inferior (trbinatum)
h)      Mandibula adalah tulang tulang rahang bagian bawah
b.      Tulang hyoid
Tulang hioid merupakan tulang yang berbentuk seperti huruf U. Terletak di antara laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya beberapa otat mulut dan lidah. Jumlah tulang hioid hanya 1 pada setiap manusia.

c.    Tulang belakang (vertebrae)
Tulang belakang atau yang disebut dengan vertebrae berfungsi menyangga berat tubuh. Tulang belakang memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi dan gerakan misalnya berdiri duduk atau berlari. Tulang belakang terdiri dari beberapa bagian.
Tulang leher ke-1 bersendi dengan tulang kepala belakang (osipitalis) sehingga memungkinkan kepala kita dapat mengangguk. Tulang leher ke-2 mempunyai tonjolan yang bersendi dengan tulang leher ke-1 memungkinkan kepala kita dapat menggeleng.
1)      Kolumna vertebra, menyangga berat tubuh dan melindungi medulla spinalis. Kolumna ini terdiri dari vertebra-vertebra yang dipisahkan diskus fibrokartilago intervertebal.
8  Ada 7 tulang vertebra serviks, 12 vertebra toraks, 5 vertebra lumbal, dan tulang vertebra sacrum yang menyatu menjadi sacrum dan tiga sampai lima tulang koksigeal yang menyatu menjadi tulang koksiks.
8  Ke-31 pasang saraf spinal keluar melalui foramina (foramen) intervertebralis diantara vertebra yang letaknya bersebelahan
2)   Strutur khas vertebra
8  Badan atau setrum menyangga sebagian besar berat tubuh.
8  Lengkung saraf  (vertebra), terbentuk dari dua pedikel dan lamina, membungkus rongga saraf dan menjadi lintasan medulla spinalis.
8  Prosesus spinosa menonjol dari arah lamina kea rah posterior dan inferior untuk tempt perlekatan otot.
8  Prosesus transversa menjorok ke arah lateral
8  Prosesus pengartikulasi inferior dan prosesus pengartikulasi superior menyangga faset untuk berartikulasi dengan vertebra atas dan vertebra bawah.

3)      Variasi regional pada karakteristik vertebra
a)      Vertebra serviks memiliki foramina tranversal untuk litasan arteri vertebra, vertebra serviks pertama dan kedua dimodifikasi untuk menyangga dan menggerakkan kepala.
b)      Atlas : vertebra serviks pertama dan tidak mimiliki badan
c)      Aksis : vertebra serviks kedua, memiliki prosesus odontoid yang menonjol ke atas dan bersandar pada tulang atlas
d)     Vertebra serviks ketujuh memiliki prosesus spinosa yang panjang, sehingga dapat teraba dan terlihat pada pangkal leher. Oleh karena itu, vertebra ini sering disebut sebagai vertebra prominens.
e)      Vertebra toraks memiliki prosesus spinosa panjang, yang mengarah ke bawah, dan memiliki faset artikular pada prosesus transversus, yang digunakan untuk artikulasi tulang iga.
f)       Vertebra lumbal merupakan vertebra terpanjang dan terkuat. Prosesus spinosanya pendek dan tebal, serta menonjol hampir searah garis horizontal.
g)      Sakrum adalah tulang triangular. Bagian dasar tulang ini berartikulasi dengan vertebra lumbal kelima.
h)      Di arah lateral, banyak terdapat foramen (lubang) pada sakrum untuk lintasan arteri dan saraf.
i)        Tepi anterior bagian atas sacrum adalah promontoilum sakrum suatu tanda obstetric yang dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan ukuran pelvis.
j)        Koksiks (tulang ekor) menyatu dan berartikulasi dengan ujung sakrum yang kemudian membentuk sendi dengan sedikti pergerakan. Pergerakan ini penting selama melahirkan untuk membentuk jalur keluar kepala janin.

4)   Lengkung pada kolumna vertebra
a)      Lengkung primer, yaitu konkaf atau cembung (berbentuk C) terbentuk pada area toraks dan pelvis selama perumbuhan janin.
b)      Lengkung skunder , yaitu konveks atau cekung terbentuk pada spina serviks setelah kelahiran saat bayi mulai mengangkat kepalanya, dan pada spina lumbal saat bayi mulai berdiri dan berjalan.
c)      Lengkung abnormal yaitu
8  Skoliosis: lengkungan lateral spina pad rotasi vertebra. Muncul selama mas pertumbuhan yang cepat (masa remaja).
8  Kifosis (punggung bungkuk): lengkung posterior yang berlebihan pada bidang toraks.
8  Lordosis (swayback): lengkung arterior yang berlebihan pada area lumbal.

5)   Gangguan pada vertebra
a)      Diskus terherniasi (keluar)
8  Diskus interverbral terletak diantara dua badan tulang vertebra yang berdekatan dan bertindak sebagai peredam sters di antara kedua tulang tersebut.
8  Setiap diskus mengandung massa sentral, nucleus pulposus, yang tersusun dari jarigan kartilago bagian luar, anulus fibrosus, anulus ini terdiri dari cincin fibrosa konsentris yang menahan nukleus pulposus tetap ditempat.
8  Sejalan dengan pertambahan usia, atau cedera, anulus fibrosus kehilangan daya elastisitasnya sehingga nukleus pulpolus keluar dari tempatnya dan menekan medulla spinalis atau akar saraf, serta menimbulkan nyeri.
b)      Spina bifida
Suatu defek congenital yang didalamnya dua lamina pada lengkungan vertebra gagal menyatu di garis tengah. Sehingga menyebabkan jaringan pada medulla spinalis menonjol. Defek sering terjadi di area lumbal.

d.      Tulang dada (sternum) dan Tulang rusuk (costa)
Tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costa) bersama-sama membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada yaitu paru-paru dan jantung. Tulang rusuk (costa) juga berhubungan dengan tulang belakang (vertebrae).
Rangka apendikuler merupakan rangka yang menyusun alat gerak. Rangka apendikuler terdiri atas bahu tulang-tulang tangan telapak tangan panggul tungkai dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat gerak tangan dan kaki.
1)      Tulang sternum
a)      Terbentuk dalam tiga bagian: manubrium atas, badan (gladiolus), dan prosesus sifoid.
b)      Artikulasi manubrium dengan klavikula (tulang kolar) adalah pada insisura (takik) jugular (suprasternal), yang merupakan salah satu tanda khas tulang yang mudah di palpasi. Dua takik kostal berartikulasi dengan kartilago kostal dari tulang iga 1 dan 2 ke arah lateral.
c)      Badan tulang membentuk bagian utama sternum. Takik kostal lateral berartikulasi langsung dengan kartilago kostal tulang iga ke-8 sampai ke-10
d)     Bagian inferior prosesus sifoid adalah jaringan kartilago

2)   Tulang iga
Berartikulasi kearah posterior dengan faset tulang iga pada prosesus  transversa di vertebra toraks.
a)      1-7 pasang tulang iga adalah iga sejati dan berartikulasi dengan sternum disisi anterior.
b)      8-10 pasang tulang iga adalah iga semu. Tulang ini berartikulasi secara tidak langsung dengan sternum melalui penyatuan kartilago
c)      Tulang iga ke-11 dan 12 adalah iga melayang yang tidak memiliki perletakan disisi anterior.
d)     Walaupun sebagian tulang iga memiliki karateristik tersendiri, semua tulang memiliki beberapa ciri umum yang sama.
8  Bagian kepala dan tuberkel berartikulasi dengan faset dan prosesus transversus dari vertebra
8  Bagian leher memiliki permukaan kasar yang berfungsi untuk perlekatan ligamen.
8  Bagian batang, atau badan, dari tulang iga memiliki permukaan eksternal berbentuk konveks untuk perlekatan otot dan suatu lintasan kostal untuk mengakomodasi saraf dan pembuluh darah pada permukaan internal.
8  Tulang iga mengandung sumsum tulang merah, demikian pula dengan sternum.

e.       Tulang belikat (Skapula)
Tulang belikat (skapula) terdapat di atas sendi bahu dan merupakan bagian pembentuk bahu.

f.       Tulang panggul (Koksa)
Setiap makhluk vertebrata memiliki jumlah tulang panggul (Koksa) 2. 1 bagian terdapat pada bagian kiri dan 1 bagiannya lagi pada bagian kanan. Tulang panggul membentuk tulang gelang panggul yang berfungsi untuk menahan berat tubuh. Sewaktu lahir setiap tulang panggul (Koksa) sebetulnya terdiri dari 3 tulang yaitu ileum ischium dan pubis. Namun setelah dewasa ketiga tulang ini bersatu menjadi tulang panggul (koksa).

g.      Tangan dan kaki
Tulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan telapak tangan dan jari-jari. Jari tangan terdiri dari tiga ruas kecuali ibu jari yang hanya mempunyai dua ruas. Telapak kaki manusia melengkung dan tidak kaku sehingga berfungsi sebagai pegas ketika berjalan.
Rangka apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis, dan tulang lengan serta tungkai. Terdiri dari 126 tulang yang membentuk lengan, tungkai, dan tulang pectoral serta tonjolan pelvis yang menjadi tempat melekatnya lengan dan tungkai pada rangka aksial
8 Anggota gerak atas (64 tulang): terdiri dari 10 tulang bahu dan lengan, 16 tulang pergelangan tangan dan 38 tulang tangan.
8 Anggota gerak bawah (62 tulang): terdiri dari 10 tulang pinggul dan tungkai, 14 tulang pergelangan kaki dan 38 tulang kaki.

1)      Ekstremitas atas
Ekstremitas atas terdiri atas tulang skapula, klavikula, humerus, radius, ulna, karpal, metakarpal, dan tulang-tulang phalangs.
a)      Skapula
Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior tulang kostal dan berbentuk pipih seperti segitiga. Skapula memiliki beberapa proyeksi (spina, korakoid) yang melekatkan beberapa otot yang berfungsi menggerakkan lengan atas dan lengan bawah. Skapula berartikulasi dengan klavikula melalui acromion. Sebuah depresi (cekungan) di sisi lateral skapula membentuk persendian bola-soket dengan humerus, yaitu fossa glenoid.
b)      Klavikula
Klavikula merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula di sisi lateral dan dengan manubrium di sisi medial. Pada posisi ini klavikula bertindak sebagai penahan skapula yang mencegah humerus bergeser terlalu jauh.
c)      Humerus
Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang berhubungan dengan skapula melalui fossa glenoid. Di bagian proksimal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain leher anatomis, leher surgical, tuberkel mayor, tuberkel minor dan sulkus intertuberkular. Di bagian distal, humerus memiliki beberapa bagian antara lain condyles, epicondyle lateral, capitulum, trochlear, epicondyle medial dan fossa olecranon (di sisi posterior). Tulang ulna akan berartikulasi dengan humerus di fossa olecranon, membentuk sendi engsel. Pada tulang humerus ini juga terdapat beberapa tonjolan, antara lain tonjolan untuk otot deltoid.
d)     Ulna
Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi anatomis. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid. Ulna merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi anatomis. Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid. Ujung proksimal [ujung atas] tulang ulna tampak seperti yang terurai. Bagian atas pulinan tersebut adalah prosesus oleklanon, yang masuk dengan pas kedalam fosa oleknanon humerus saat lengan bawah berekstensi penuh. Bagian bawah pilihan adalah prosesus kronoid, yang masuk dengan pas kedalam frosa koronoid humerus saat lengan bawah berefleksi penuh. Takik radial, yang terletak dibawah prosesus koronoid, mengakomodasi bagian kepala dari tulang radius.
Ujung distal (bawah) tulang ulna memiliki perpanjangan pilinan batang yang disebut kepala. Bagian ini berartikulasi dengan prosesus ulnar tulang radius. Bagian kepala memanjang keatas prosesus stiloid tulang ulna.
e)      Radius
Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada posisi anatomis. Di daeraha proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate.
Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak di sisi lateral pada posisi anatomis. Di daerah proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate. Ujung proksimal tulang radius adalah kepala berbentuk diskus yang berartikulasi  dengan kapitulum homerus dan takik radial tulang ulna.
Tuberositas radial untuk tempat perlekatan otot biseps terletak pada batang radius tepat dibawah bagian kepala. Ujung distal tulang radius memiliki permjukaan karpal konkaf yang beraktikulasi dengan tulang pergelangan tangan, sebuah takik ulnar pada permukaan medialnya untuk berartikulasi dengan tulang ulna, dan sebuah prosesus stiloid di sisi lateral.
f)       Karpal
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate.
Barisan tulang karpal proksimal dari sisi ibu jari dalam posisi anatomis terdiri dari tulang berikut ini:
8  Navikular (skafoid), dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai perahu
8  Lunatum dinamakan demikian karena bentuknya seperti bula sabit
8  Trikuetral (triangular), dinamakan demikian memiliki tiga sudu
8  Pisiform, yang berarti kacang, dinamakan demikian karena ukuran dan bentuknya menyerupai kacang.
g)      Metakarpal
Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid.
Tangan (metakarpus) tersusun dari 5 tulang metakarpal. Semua tulang metacarpal sangat serupai, kecuali untuk ukuran panjang metakarpal pertama pada ibu jari. Setiap tulang metakarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi dengan barisan distal tulang karpal pergelangan tangan. Sebuah batang, dan sebuah kepala terpilih yang berartikulasi dengan sebuah tulang falang, atau tulang jari. Kepala tulang metakarpal membentuk buku jari yang menonjol pada tangan.
h)      Tulang-tulang phalangs
Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.
Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu. Tulang jari (phalanges). Setiap jari memiliki tiga tulang, yaitu tulang falang proksimal, medial dan    falang distal. Ibu jari hanya memiliki tulang falang proksimal dan medial.
Barisan tulang distal terdiri dari:
8 Trapezium, sebelumnya disebut tulang multangular besar karena permukaannyayangn banyak
8 Trapezoid, berukuran lebih kecil, tetapi multi sisi juga
8 Kapitatum, dinamakan demikian karena kepala tulang yang berat dan besar
8 Hamatum, berarti kait, dinamakan demikian karena ada tonjolan menyerupai kait, yang meluas pada sisi medial pergelangan tangan.




2)      Ekstremitas bawah
Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang phalangs.
a)      Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur. Girdel pelvis mentransmisikan berat trunkus ke bagian tugkai bawah dan melindungi organ-organ abdominal dan pelvis. Bagian ini terdiri dari dua tulang punggul (disebut juga ossa koksa, tulang tanpa nama, atau tulang pelvis) yang bertemu pada sisi anterior simfisis pubis dan berartikulasi di sisi posterior dengan sakrum.
Tulang punggul menyerupai bentuk kipas angin listrik dengan sebuah poros pemegang serta dua baling-baling. Poros tersebut adalah suatu kantong seperti cangkir, disebut asetabulum, yang menerima kepala femur, atau tulang paha, dipersendian panggul. Ilum adalah lempeng tulang lebar, yang menjulang ke atas dan keluar asetabulum. Bagian ini naik posisinya sampai mencapai Krista iliaka tebal yang dapat teraba pada posisi tangan di panggul.
Ujung anterior Krista adalah pada spina iliaka anterior superior dan ujung posteriornya pada spina iliaka posterior superior. Spina ini menjadi tempat perlekatan otot dan ligament.
Spina iliaka anterior inferior adalah suatu tonjolan besar dibawah spina iliaka anterior superior. Sedangkan yang tepat berada di bawah spina iliaka posterior superior adalah spina iliaka posterior inferior. Di bawah spina iliaka posterior superior, tapi posterior tulang ilium membentuk lekukan yang dalan disebut takik skiakik besar.
Tulang iskium merupakan baling-baling posterior dan inferior dari kipas. Tepi medialnya ikut membentuk takik skiatik besar. Pada sisi inferior takik skiatik besar adalah bagian spina iskial yang menonjol, yang menjadi tempat melekatnya ligament dari sakrum. Bagian inferior dari spina iskial adalah takik skiatik kecil. Tuberositas iskial adalah tonjolan besar tulang iskium yang menyokong tubuh dalam posisi duduk. Tulang ini berfungsi sebagai tempat perlekatan otot paha posterior. Dibagian anterior tuberositas iskial, terdapat ramus iskial ramping yang memanjang ke arah depan dan keatas untuk menyatu dengan ramus pubis inferioryang bmemanjang kebawah dari tulang pubis. Tulang pubis melengkapi baling-baling anterior dan inferior tulang panggul. Bagian ini terutama terdiri dari dua batang tulang: ramus pubis superior dan inferior. Ramus pubis superior dan ramus pubis inferior menyatu dengan pasangannya dari sisi lain digaris tengah simfisis pubis. Lengkung pubis adalah sudut yang terbentuk pada persambungan tulang pubis dibawah simfisis.
Foramen abturator adalah pembukaan besar yang dibatasi ramus iskial, terdapat ramus iskial ramping iskial, ramus pubis inferior, ramus pubis superior. Foramen ini merupakan foramen terbesar pada rangka dan selama hidup dilapisi dengan membran obturator.

 Perbedaan pelvis menurut jenis kelamin
Berdasarkan pengukuran dimensi rata-rata pelvis laki-laki dan perempuan, maka sekitar 50% perempuan memiliki ginekoid, atau pelvis sejati perempuan, yang diameternya lebih lebar dan lebih panjang disbandingkan pelvis laki-laki, yang memiliki android, pelvis sejati laki-laki.
Pengukuran pelvis menunjukan bebragai variasi : sebenarnya, ada banya variasi bentuk dan ukuran pelvis diantara sesama perempuan, dan juga antara perempuan dan laki-laki.

Hubungan anatomis pelvis
Pelvis semu (besar) terikat dengan bagian atas yang menjulang dari kedua ilia dan konkavitasna, serta dengan dua sayap pada dasar sakrum. Pelvis sejati (kecil) terbentuk dari sekrum dan koksiks, serta ileum, pubis, dan iskium pada kedua sisinya.
Pembatas  pada pembukaan pelvis sejati, atau inlet pelvis, disebut brimpelvis. Diameter rongga pelvis berkaitan erat dengan proses melahirkan. Dimensi dari outlet pelvis, yang dibatasi tuberositas iskial, rimbawa sifisi pubis, dan ujung koksiks, secara obsterik juga penting.
Saat lahir, ilium, iskium, dan pubis yang tersusun terutama dari jaringan kartilago, terurai dan mulai terpisah. Iskium dan pubis mulai mengeras menjadi jaringan tulang yang menyatu pada usia 7-8 tahun : osifikasi total dari semua jaringan kartilago belum selesai sampai mencapai usia antara 17 dan 25 tahun.
b)      Femur
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar. Femur (paha) : tulang terpanjang, terkuat, dan terberat dari semua tulang pada rangka tubuh. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk berartikulasi dengan      asetabulum.Permukaan lembut dari bagian kepala mengalami depresi,fovea kapitis,untuk tempat perlekatan ligamen yang menyangga kepala tulang agar tetap di tempatnya dan membawa pembulu darah ke kepala tersebut. Femur  tidak berada pada garis vertical tubuh.Kepala femur  masuk dengan pas ke asetabulum untuk membentuk sudut sekitar  125 derajat dari bagian leher  femur;dengan demikian,batang tulang paha dapat bergerak bebas tanpa terhalang pelvis saat paha bergerak. Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125 derajat) karena pelvis lebih lebar dan femur lebih pendek. Di bawah bagian kepala yang tirus adalah bagian leher  yang tebal,yang terus memanjang sebagai batang. Garis intertrokanter pada permukaan anterior dan Krista intertrokanter di permukaan posterior tulang membatasi bagian leher dan bagian batang.
Ujung batas batang memiliki dua prosesus yang menonjol.Trokanter besar dan trokanter kecil,sebagai tempat perlekatan otot untuk menggerakkan persendian panggul. Bagian batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja. Linea aspera,yaitu lekuk kasar untuk perlekatan beberapa otot. Ujung bawah batang  melebar ke dalam kondilus medial dan kondilus lateral.
Pada permukaan posterior,dua kondilus tersebut membesar dengan fosa interkondilar yang terletak di antara keduanya. Area triangular di atas fosa interkondilar disebut permukaan popliteal. Pada permukaan anterior,epikondilus medial dan lateral berada di atas dua kondilus besar.Permukaan artikular halus yang terdapat diantara kedua kondilus adalah permukaan patelar,yang berbentuk konkaf untuk menerima patela(tempurung lutut).


c)      Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial. Tibia adalah tulang medial yang besar;tulang ini membagi berat tubuh dari femur ke bagian kaki.Bagian kepala tulang tibia melebar ke kondilus medial dan lateral.Yang berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan kondilus femoral.
Kartilago pipih berbentuk baji, kartilago semilunar (meniskus) medial dan lateral (meniskus). Berada di pinggir kondilus untuk memperdalam permukaan artikular. Tonjolan interkondilar terletak di antara dua kondilu. Kondilus lateral menonjol untuk membentuk faset fibular,yang menerima bagian kepala fibula.
Tuberositas tibial, yang berfungsi untuk tempat perlekatan ligament patella,menonjol pada permukaan anterior diantara dua kondilus.
Krista tibial (anterior),lebih umum disebut tulang kering adalah punggung batang tulang dengan permukaan anterior yang tajam dan melengkung ke bawah. Ujung bawah tibia melebar untuk berartikulasi dengan tulang talus pergelangan kaki.Maleolus medial adalah tonjolan yang membentuk benjolan (mata kaki) pada sisi medial pergelangan kaki.
d)     Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal. Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal. Fibula adalah tulang yang paling ramping dalam tubuh, panjangnya proposional,dan tidak menopang berat tubuh. Kegunaan tulang ini adalah untuk menambah area yang tersedia sebagai tempat perlekatan otot pada tungkai. Bagian kepala fibula berartikulasi dengan faset fibular di bawah kondilus lateral  tulang tibia. Ujung bawah batang berartikulasi secara medial dengan takik fibular pada tulang tibia,dan memanjang ke arah lateral menjadi maleolus lateral,yang seperti  moleolus tibia lateral,dapat diraba di pergelangan kaki.
e)      Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.
Tulang tarsal menyerupai tulang karpal pergelangan tangan,tetapi berukuran lebih besar tulang  metatarsal juga menyerupai tulang metakarpal tangan,dan falang pada jari kaki juga menyerupai  falang jari tangan. Tulang talus berartikulasi dengan maleolus medial tibia dan dengan maleolus lateral fibula untuk membentuk persendian pergelangan kaki.Oleh karena itu,bagian menopang seluruh berat tungkai,yang tersebar setengah ke bawah ke arah tumit dan setengah lagi ke depan pada tulang-tulang pembentuk lengkung kaki. Tulang kalkaneus terletak di bawah talus dan menonjol di belakang talus menjadi tulang tumit.Tulang ini menopang talus dan meredam goncangan saat tumit menginjak tanah
Tulang navikular memiliki permukaan posterior berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan talus dan permukaan anterior berbentuk konveks untuk berartikulasi dengan tiga tulang tarsal.
Ketiga tulang kuneiform yang berbentuk baji,diberi nomor dari sisi medial ke sisi lateral, sebagai kuneiform pertama,kedua,dan ketiga. Masing-masing tulang berartikulasi dengan tulang tarsal bernomor sama;tulang koneiform ketiga juga berartikulasi dengan tulang tarsal ketujuh,yaitu tulang kuboid  tulang koneiform ini membentuk arkus transversa yang terdapat di bawah permukaan kaki.
f)       Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid. Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid. Tulang kuboid berartikulasi di sisi anterior dengan tulang metatarsal keempat dan kelima di sisi posterior,tulang ini berartikulasi dengan kalkaneus. Telapak kaki dan arkus longitudinal terbentuk dari lima tulang metatarsal yang  ramping. Setiap metatarsal memiliki bagian dasar,batang,dan bagian kepala. Tulang-tulang metatarsal dikenal dengan urutan nomor dari satu sampai lima,mulai dari sisi medial ibu jari kaki. Bagian dasar metatarsal berartikulasi dengan tarsal. Bagian kepalanya berartikulasi dengan falang. Bagian kepala dari dua metatarsal pertama membentuk tumit kaki. Bagian kepala metatarsal pertama memiliki 2 tulang sesamoid yang melekat pada permukaan plantarnya. Ke – 14 falang pada jari – jari kaki, seperti halnya falang jari tangan. Tersusun dalam barisan proksimal, medial. Ibu jari kaki hanya memiliki falang proksimal dan distal.
g)      Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.
Otot rangka yang jumlahnya lebih dari 600 macam mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki yang berfungsi untuk menggerakan seluruh tubuh kita sbb:
8   Otot frontalis yang berfungsi untuk mengangkat alis mata, posisi nya terletak di sekitar alis
8   otot orbikularis okuli berfungsi untuk menutup kelopak mata, posisinya terletak di kelopak mata
8   Otot orbikularis oris berfungsi untuk mengkerutkan bibir
8   Otot sternokleidomastoid yang berfungsi untuk memiringkan kepala
8   Otot trapezius berfungsi untuk memperkuat bahu
8   Otot pektoralis major berfungsi untuk memutar lengan
8   Otot pektoralis minor berfungsi untuk menarik bahu kebawah
8   Otot triseps dan otot biseps berfungsi untuk menggerakan lengan
8   Otot serratus anterior yang berfungsi untuk menarik bahu kesekeliling
8   Otot interkosta berfungsi untuk mengangkat rusuk
8   Otot rektus abdominis berfungsi untuk mengempiskan dinding perut
8   Otot sartorius berfungsi untuk memilin paha dan membengkokan penggul dan lutut
8   Otot guadriseps femoris berfungsi untuk menekuk pinggul dan meluruskan lutut
8   Otot gastroknemius berfungsi untuk mengangkat tumit dan menekuk lutut
8   Otot tibialis anterior berfungsi untuk mengangkat kaki
8   Otot peroneus berfungsi untuk melengkungkan kaki
8   Otot latissimus dorsi berfungsi untuk memperkuat punggung
8   Otot gluteus maksimus berfungsi untuk meluruskan pinggul
8   Otot archiles tendon berfungsi untuk menggerakan telapak kaki
                       

a.       Sistem Skeletal
Ada 206  tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam 4 kategori : tulang panjang (misal. Femur), tulang pendek (misal. Tulang Tarsalia), tulang pipih (misal sternum), dan tulang tak teratur (misal. Vertebra). Bentuk dan konstruksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya.
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus (trabekular atau spongius) atau kortikal (kompak). Tulang panjang (misal. Femur berbentuk seperti tangkai panjang dengan ujung yang membulat). Batang, atau diafisis, terutama tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang dinamakan epifisis dan terutama tersusun oleh tulang kanselus. Plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa mengalami kalsifikasi. Ujung tulang panjang tertutupi oleh kartilago artikular pada sendi-sendinya. Tulang panjang disusun untuk penyangga berat badan dan gerakan. Tulang pendek misal metakarpal terdiri dari tulang kanselus ditutupi selapis tulang kompak, tulang pipih (misal. Sternum) merupakan tempat penting untuk hematopoesis dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara dua tulang kompak. Tulang tak teratur vertebrata mempunyai bentuk yang unik sesuai dengan fungsinya. Secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar osteoblast, osteosit, dan osteoklast. Osteoblast berfungsi dalam pembentukan tulang denagn mensekresikan matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan[asam folisakararida]) dan proteoglikan. Matriks merupakan kerangka dimana garam-garam mineral anorgenik ditimbun. Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang) osteoklast adalah sel multinuklear (berinti banyak yang berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remodelling tulang).
Osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa ditengah osteon terdapat kapiler di sekeliling kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang dinamakan lamela. Di dalam lamela terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi melalui prosesus yang berlanjut kedalam canaliculi yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak sejauh kurang dari 0,1 mm).
Tulang diselimuti dibagian luar oleh membran fibrous padat dinamakan periosteum. Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling lekat dengan tulang yang mengandung osteoblast, yang merupakan sel pembentuk tulang.
Endosteum adalah membran vaskuler tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklas, yang melarutkan tulang untuk memeliharan rongga sumsum, terletak dekat endosteum dan dalam lakunaHowship (cekungan dalam permukaan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vaskuler dalam ronga sumsum ( batang) tulang panjang dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang merah, yang terutama terletak disternum, ileum, vertebra dan rusuk pada orang dewasa, bertanggung jawab pada produksi sel darah merah dan putih. Pada orang dewasa, tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning.
Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang sangat baik. Tulang kanselus menerima asupan darah yang sangat banyak melalui pembuluh metafisis dan epifisis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal Volkmann yang sangat kecil. Selain itu, ada arteri nutrien yang menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrien memasok darah ke sumsum dan tulang. Sistem vena ada yang mengikuti arteri ada yang keluar sendiri.
Pembentukan tulang. Tulang mulai terbenuk lama sebelum kelahiran. Osifikasi adalah proses dimana matriks tulang (di sini serabut kolagen dan substansi dasar) terbentuk pengerasan mineral (disini garam kalsium) ditimbun di serabut kolagen dalam suatu lingkungan elektronegatif. Serabut kolegan memberi kekuatan terhadap tarikan pada tulang, dan kalsium memberikan kekuatan terhadap tekanan kepada tulang.
Ada dua model dasar osifikasi : intramembran dan endokondral. Penulangan intramembranus dimana tulang tumbuh di dalam membran, terjadi pada tulang wajah dan tengkorak. Maka ketika tengkorak mengalami penyenbuhan, terjadi union secara fibrus. Bentuk lain pembentukan tulang adalah penulangan endokondral, dimana terbentuk dahulu model tulang rawan. Pertama terbentuk jaringan serupa tulang rawan (osteoid), kemudian mengalami resorpsi, dan diganti oleh tulang. Kebanyakan tulang di tubuh terbentuk dan mengalami penyembuhan melalui osifikasi endokondral.
Pemeliharan tulang. Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan peralihan yang konstan (resorpsi dan pembentukan tulang). Kalsium adalah tulang orang dewasa diganti dengan kecepatan sekitar 18% per tahun. Faktor pengatur penting yang menentukan keseimbangan antara pembentukan dan resorbsi tulang antara lain stress terhadap tulang, vitamin D, hormon paratiroid, kalsitonin, dan peredaran darah.
Vitamin D berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan meningkatkan penyerapan kalsium dalam darah dengan meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D mengakibatkan defisit mineralisasi, deformitas dan patah tulang.
Hormon paratiroid dan kalsitonin adalah hormon utama yang mengatur homeostasis kalsium. Hormon paratiroid mengatur konsentrasi kalsium dalam darah, sebagian dengan cara merangsang perpindahan kalsium dari tulang. Sebagai respon kadar kalsium darah yang rendah, peningkatan kadar hormon paratiroid akan mempercepat mobilisasi kalsium, dimineralisasi tulang dan pembentukan kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid meningkatkan penimbunan kalsium dalam tulang.
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang menurunnya pasokan darah atau hiperemia (kongesti) akan terjadi penurunan osteogenesis dan tulang mengalami osteoporosis. Nekrosis tulang akan terjadi bila tulang kehilangan aliram darah.
Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan tubuh, postur dan fungsi produksi panas. Otot dihubungkan oleh tendon (tali jaringan ikat fibrus) atau aponeurosis (lembaran jaringan ikat fibrus yang lebar dan pipih) ke tulang jaringan ikat, atau kulit. Kontraksi otot menyebabkan dua titik perlekatan satu sama lain. Otot bevariasi ukuran an bentuknya bergantung aktivitas yang dibutuhkan. Otot akan berkembang dan terpelihara bila digunakan secara aktif. Proses penuaan dan disuse menyebabkan kehilangan fungsi otot sehingga jaringan otot kontraktil akan diganti oleh jaringan fibrotik.
Otot tubuh tsusun oleh kelompok sel otot yang paralel (fasikuli) yang terbungkus oleh jaringan fibrus yang dinamakan epimisium atau fasia. Semakin banyak fasikuli yang terdapat dalam otot semakin rinci dalam gerakan yang ditimbulkan. Kecepatan kontraksi otot berbeda-beda. Mioglobulin merupakan pigmen protein yang serupa dengan hemoglobin yang terdapat dalam otot lurik. Mioglobin bemanfaat sebagai transpor oksigen untuk memenuhi kebutuhan metabolik sel dari kapiler darah ke mitokondria sel otot. Otot mengandung sejumlah besar mioglobulin (otot merah) yang ternyata berkontraksi lebih lambat dan lebih kuat ( misal otot pernafasan dan postur) . otot yang sedikit mengandung mioglobulin (otot putih) berkontraksi cepat dan dalam waktu yang lama (misal otot ekstraokuler di mata). Kebanyakan otot tubuh mengandung baik serat otot merah maupun serat otot putih. Tiap sel otot (sering juga disebut serabut otot) mengandung mio fibril yang pada gilirannya tersusun atas seklompok sarkomer, yang merupakan unit kontrkatil otot skelet yang sebenarnya. Komponen sarkomer dikenal sebagai filamen tebal dan tipis. Filamen tipis tersusun terutama oleh protein yang dikenal sebagai aktin. Filamen tebal tersusun terutama oleh protein miosin.
Kontraksi otot skelet. Kontraksi otot diakibatkan oleh kontraksi masing-masing komponen sarkomer. Kontraksi sarkomer disebabkan oleh interaksi antara miosin dalam filamen tebal dan aktin dalam filamen tipis, yang saling mendekat dengan adanya peningkatan lokal kadar ion kalsium. Filamen tebal dan tipis saling meluncur satu sama lain. Ketika kadar kalsium dalam sarkomer menurun, filamen miosin dan aktin berhenti berinteraksi dan sarkomer kembali kepanjang istirahat awalnya (relaksasi). Aktin dan miosin tidak dapat berinteraksi  tanpa ada kalsium. Serabut otot akan berkontraksi sebagai respon terhadap rangsangan listrik. Bila terangsang, sel otot akan membangkitkan suatu potensial aksi dengan cara serupa dengan yang terlihat pada sel saraf. Potensial aksi ini akan menjalar sepanjang membran sel dan mengakibatkan pelepasan ion kalsium kedalam sel otot yang sebelumnya tersimpan dalam organel khusus yang dinamakan retikulum sarkoplasmikum adalah kalsium yang memungkinkan interaksi antara aktin dan sarkomer. Segera setelah membran sel mengalami depolarisasi, membran ini akan kembali ke tegangan membran istirahat. Kalsium dengan cepat diambil dari sarkomer oleh reakumulasi aktif dalam retikulum sarkoplasmikum, dan otot kembali relaks.
Depolarisasi sel otot normalnya terjadi sebagai respon terhadap rangsangan yang dibawa oleh sel saraf. Komunikasi antara sel saraf dan sel otot terjadi dalam motot end plate. Neuron yang mengatur yang aktivitas sel otot skelet. Dinamakan lower motor neuron. Neuron ini berasal dari kornu anterior korda spinalis. Dibutuhkan energi untuk berkontrkasi otot dan relaksasi. Banyaknya energi yang diperlukan oleh otot skelet berbeda-beda, sangat meningkat selama latihan. Sumber energi untuk sel otot adalah adenosin trifosfat (ATP) yang dibangkitkan melalui metabolisme oksidatif seluler. Kreatinin fosfat yang juga terdapat dalam sel otot, berperan sebagai cadangan kedua energi metabolisme ; dapat dikonversi menjadi ATP bila perlu pada aktifitas rendah, otot skelet mensintesis ATP dari oksidasi glukosa menjadi air dan karbondioksida selama rasa aktivitas tinggi, bila tidak tersedia oksigen yang memadai, glukosa terutama dimetabolisme menjadi asam laktat. Meskipun ATP juga dapat dihasilkan selama produksi asam laktat, proses ini tidak efisien bila dibandingkan dengan jalur oksidatif. Sehingga diperlukan lebih banyak glukosa dan harus disediakan oleh glikogen otot. Glikogen adalah suatu tepung yang dibuat dari glukosa, disimpan dalam sel selama periode istrirahat, dan dipergunakan dalam periode aktivitas. Kelelahan otot mungkin disebabkan oleh pemecahan glikogen dan simpanan energi serta penumpukan asam laktat sebagai akibatnya, lingkaran kontraksi dan relaksasi otot tak dapat berlanjut.
Selama kontraksi otot, energi yang dilepaskan dari ATP tidak seluruhnya digunakan oleh aparatus kontraktil. Kelebihan energi ini akan dilepaskan dalam bentuk panas. Selama kontraksi isometrik, hampir semua energi dilepaskan dalam bentuk panas; selama kontraksi isotonik, sebagian energi dikeluarkan dalam bentuk kerja mekanis. Pada keadaan tertentu, seperti pada saat menggigil karena kedinginan, kebutuhan untuk menghasilkan panas merupakan rangsangan utama untuk kontraksi otot.
Jenis-Jenis Kontraksi Otot
Kontraksi serabut otot dapat menghasilkan  kontraksi isotonik maupun isometrik. Pada kontraksi isometrik, panjang otot tetap konstan tetapi tenaga yang dihasilkan oleh otot meningkat ; contohnya adalah bila kita mendorong dinding yang tak dapat digerakkan. Kontraksi isotonik, sebaliknya, ditandai dengan pemendekan otot tanpa peningkatan tegangan dalam otot contohnya adalah fleksi lengan atas. Pada aktivitas normal, kebanyakan gerakan otot adalah kontraksi isotonik dan isometrik. Misalnya ketika berjalan, kontraksi isotonik menyebabkan pemendekan tungkai, dan selama kontraksi isotonik kekakuan tungkai akan mendorong lantai. Tonus otot. Otot yang sedang relaksasi menunjukkan suatu keadaan yang selalu siap untuk berespons terhadap setiap rangsangan kontraksi. Keadaan yang selalu siap ini dikenal sebagai tonus otot dan disebabkan karena tetap terjaganya beberapa saraf otot dalam keadaan kontraksi. Organ indra dalam otot ( spindel otot) selalu memantau tonus otot. Tonus otot menjadi paling minim saat tidur dan meningkat ketika seseorang dalam keadaan cemas. Otot yang tonusnya kurang dari normal disebut flaksid; otot yang tonusnya lebih tinggi dari normal spastik. Pada kerusakan lower motor neuon (misal. Polio), otot yang mengalami denervasi akan menjadi atonik (lunak dan menggelambir) dan atrofi.
Kerja Otot
Otot mampu melakukan gerakan dengan hanya kontraksi. Melalui koordinasi kelompok-kelompok otot , tubuh mampu melakukan berbagai macam gerakan. Penggerak utama adalah otot yang menyebabkan gerakan tertentu. Otot yang membantu pergerakan utama dinamakan sinergis. Otot yang menyebabkan gerakan yang berlawanan dengan penggerak utama dikenal sebagai antagonis. Otot antagonis harus rileks untuk memberi kesempatan penggerak utama untuk berkontraksi, menghasilkan gerakan. Misalnya, ketika kontraksi bisep menyebabkan fleksi sendi siku, bisep merupakan penggerak utama dan trisep sebagai antagonis. Bila otot mengalami paralisis, orang tetap dapat memperoleh kembali fungsi otot melalui kelompok sinergis untuk mengkoordinasi sedemikian rupa untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan. Penggerak sekunder kemudian menjadi penggerak utama.
Gerakan tubuh yang dapat dihasilkan oleh kontraksi otot sangat banyak. Fleksi ditandai dengan adanya lipatan pada sendi (misal. siku). Gerakan nyang berlawanan adalah ekstensi, atau peluru sendi. Abduksi adalah gerakan yang menjauhkan diri dari setengah tutbuh. Gerakan yang mendekati garis setengah tubuh adduksi. Rotasi adalah gerakan memutar pada sumbu tertentu misal. Sendi bahu. Sirkumduksi adalah gerakan ibu jari yang berbentuk corong. Gerakan khusus tubuh meliputi supinasi (membalik telapak tangan keatas), pronasi (membalik telapak tangan keatas), inversi (memutar telapak kaki kedalam), eversi (lawan gerakan inversi), protraksi ( menarik dagu ke depan), dan retraksi (menarik dagu ke belakang).
Latihan, Disuse, dan Perbaikan
Otot harus selalu dilatih untuk menjaga fungsi dan kekuatannya. Bila otot berulang-ulang mancapai tegangan maksimum atau mendekati maksimum selama waktu yang lama, seperti pada latihan beban teratur, maka irisan melintang otot akan membesar (hipertrofi). Ini disebabkan karena penambahan ukurab masing-masing serat otot tanpa peningkatan jumlah serta otot. Hipertrofi hanya bisa dipertahankan selama latihan dilanjutkan.
Fenomena sebaliknya bila terjadi disus otot dalam waktu yang lama. Pengecilan ukuran otot dinamakan atrofi. Tirah baring dan immobilisasi akan menyebabkan kehilangan massa dan kekuatan otot. Bila immbobilisasi karena suatu modalitas penanganan (misal. Pada gips dan traksi), kita dapat mengurangi efek immbolitas pasien dengan latihan isometrik otot-otot dibagian yang diimobilisasi. Latihan kuadriseps ( mengencangkan otot paha) dan latihan gluteal (mengencangkan otot bokong) dapat membantu mempertahankan kelompok otot besar yang penting untuk berjalan. Latihan aktif dan beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera dapat mencegah terjadinya atrofi otot. Ketika otot mengalami cedera, harus diistirahatkan dan immobilisasi sampai terjadi perbaikan . otot yang sudah sembuh kemudian harus dilatih secara progresif untuk mencapai kemampuan fungsional dan kekutatan seperti sebelum cedera.


b.      Penyembuhan Tulang
Kebanyakan patah tulang sembuh melalui osifikasi endokondral. Ketika tulang mengalami cedera, fragmen tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut. Namun tulang mengalami regenerasi sendiri. Umumnya patah tulang sembuh melalui osifikasi endokondral. Ketika tulang mengalami cidera, fragmen tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut,, namun tulang mengalami regenerasi sendiri. Mengutip pendapat Smeltzer (2002), tahapan penyembuhan tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling.
8  Tahap Inflamasi.  
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.
8  Tahap Proliferasi Sel.
Kira-kira lima hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoklast (berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif.
8  Tahap Pembentukan Kalus.
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah  sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.
8  Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi).
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga minggu  patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
8  Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling). 
 Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun – tahun tergantung beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus – stres fungsional pada tulang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan. Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak dalam masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif, sedangkan pada orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur.

c.       Sistem Persendian
Artikulasi atau sendi adalah hubungan antara dua tulang yang berdekatan. Sendi di klasifikasikan sesuai dengan struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan persendian tersebut), danmenurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).
Klasifikasi structural persendian :
1.      Sendi fibrosa
Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat mis, sutura tulang tengkorak. Kadang sendi dapat sedikit bergerak.
2.      Sendi kartilago
Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago mis, antara korpus vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.
3.      Sendi synovial
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umm. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan yang bebas (misalnya : lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll) tetapi beberapa sendi synovial secara relative tidak bergerak (misalnya : sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membrane synovial tipis. Membrane ini menskresi cairan synovial kedalam ruang sendi untuk melumasi sendi. Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan ini berhubungan dengan tulang.
Pada beberapa sendi terdapat satu sabit kartilago fibrosa yang sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (misalnya : lutut, rahang)

Klasifikasi fungsional persendian
1)      Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara structural, persendian ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
2)      Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak.
3)      Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin.
4)      Amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.
5)      Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago,yang menjadi bantalan sendi yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
6)      Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli.
7)      Diartrosis adalah sendi yang bergerak bebas,disebut juga sendi synovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial, suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi synovial dilapisi kartilago artikular.
Ciri – ciri sendi diartrosis
8   Pada setiap sendi bagian ujung sendi ditutupi oleh tulang rawan hialin yang halus, dilapisi oleh selubung fibrus kapsul sendi
8   Kapsul dilapisi oleh membran sinovial yang mensekresi cairan pelumas dan peredam getaran dalam kapsul sendi (cairan synovial), sehingga tidak terjadi kontak/sentuhan antar permukaan tulang
8   Untuk membentuk sendi maka antar tulang dihubungkan dengan ligamen (pita jaringan ikat fibrus)
8   Ligamen dan tendon otot yang melintasi sendi sehingga jaga kestabilan sendi

Diantara permukaan tulang rawan sendi terdapat diskus artikularis
Jenis – jenis sendi diartrosis
8   Sendi Peluru
Kepala sendi yang bulat tepat masuk di dalam rongga cawan sendi sehingga memungkinkan gerakan bebas penuh. Contoh: Sendi panggul dan bahu
8   Sendi Engsel/Hinge
Sumbu gerak tegak lurus  pada arah panjang tulang sehingga arah gerak hanya pada satu arah. Contoh: Siku dan lutut
8  Sendi Pelana
Permukaan sendi berbentuk pelana, arah sumbu yang satu permukaan cembung dalam arah sumbu yang lain cembung. Contoh: Pada dasar ibu jari
8   Sendi Pivot / Kisar
Gerakan rotasi sesuai dengan arah panjang tulang untuk melakukan aktivitas.
Contoh: Sendi antara radius dan ulna (untuk membuka pintu)
8  Sendi Peluncur
Gerakan ke semua arah dan contohnya adalah sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.
8  Sendi Kondiloid
Mirip sendi engsel, tetapi dapat bergerak dalam dua bidang, lateral ke belakang dan ke depan sehingga flexi, extensi, abduksi, adduksi (ke samping) Contoh: Temporomandibula

d.      Fenomena Listrik dan Ion
Kontraksi otot diawali dengan adanya pengantar impuls (potensial aksi) syaraf motorik alfa menuju motor endplate di membrane otot rangka. Sebelum terjadi potensial aksi syaraf motorik alfa, pada motor endplate telah terjadi depolarisasi sebagai akibat terlepasnya asetikolin (ACh) dalam kuantum kecil secara terus menerus. Dengan adanya potensial aksi di syaraf motoriknya, pelepasan ACh dalam akan sangat banyak sehingga depolarisasi di endplate menjadi potensial aksi otot yang kemudian menjalar sepanjang membrane sel otot dan tubulus T. Akibatnya, pintu Ca di retikulum sarkoplasma membuka dan melepaskan ion Ca ke sitoplasma sel otot. Ion Ca kemudian menyebar keseluruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C. Ikatan troponin C dengan ion Ca mengakibatkan perubahan konformasi molekul troponin, membuka binding sites untuk kepala myosin di molekul aktin. Pembukaan binding sites tersebut memungkinkan terjadinya jembatan silang (cross bridges) antara filament aktin dan myosin. Selanjutnya, dengan katalis enzim myosin-ATP-ase, terjadi hidrolosis ATP menjadi DP + Pi + energi di kepala myosin yang memungkinkan pembengkokan kepala miosin hingga miofilamen bergerak saling bergeser (sliding of myofilaments) ke arah pertengahan sarkomer menghasilkan kontraksi otot. Seluruh peristiwa kontraksi otot rangka mulai dari perangsangan syaraf motorik hingga pergeseran miofilamen disebut excitation-contraction coupling.
Berdasarkan urutan kejadian pada perangsangan otot rangka, jika dilakukan rekaman perubahan listrik dan mekanik di otot rangka maka hasilnya akan terlihat perubahan listrik otot rangka berlangsung selama 2 milidetik sedangkan perubahan mekanik berlangsung selama 10 – 100 milidetik bergantung pada tipe serat otot rangkanya.
Ion Na dan K berperan dalam menghasilkan potensial aksi di membrane serat otot serta peran ion Ca dalam memulai peristiwa pergeseran miofilamen Jika kemudian impuls syaraf motorik berhenti, maka ion Ca dalam sitoplasma akan kembali ke reticulum sarkoplasma melalui kanal ion oleh kegiatan pompa aktif. Ketiadaan ion Ca di sitoplasma mengakibatkan binding sites di filament aktin tertutup kembali, ikatan aktin dan myosin terlepas sehingga terjadilah relaksasi otot.



 
Ganong, William.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20.Jakarta : EGC
Guyton and Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC
Lippincott Williams & Wilkins. 2008. Anatomy & Pathologi 5th edition Published by Anatomical Chart Company, Skokie, IL, USA
Sloane, ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Smiltizer, Suzane C.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 3. Jakarta : EGC
Syaifuddin.1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta : EGC
Tambayong, Jan. 2001. Anatomi dan fisiologi untuk keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi untuk perawat alih bahasa, Sitti Syabariah ; editor edisi Bahasa Indonesia, Komalsari. --Ed. 10. --Jakarta : EGC, 2002.