05 April 2011

Anatomi Sistem Muskuloskeletar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Kerangka manusia terdiri dari kedua tulang menyatu dan individu yang didirikan dan didukung oleh tendon (bagian otot dengan yang link ke tulang), otot dan ligamen (pita jaringan ikat dimana dua atau lebih tulang ditempatkan bersama-sama dengan satu sama lain pada sendi). Tulang utama dalam tubuh manusia adalah tulang paha di kaki atas, dan yang paling miniscule adalah tulang stapes di telinga tengah. kerangka merupakan 15% dari berat total tubuh, dan sekitar setengah dari berat ini adalah air.
Kerangka manusia terdiri dari tiga komponen utama, Tulang, tulang rawan dan sendi Associated. Kerangka manusia dapat dibagi menjadi dua divisi yaitu: Axial Skeleton dan Appendic Skeleton.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimanakah klasifikasi dan struktur tulang?
2.      Bagaimanakah struktur anatomi aksial skeleton, struktur anatomi apendikular skleton, articaltion dan body movement?
3.      Bagaimanakah struktur otot tubuh?
4.      Bagaimanakah struktur otot ekstremitas?

1.3  TUJUAN
Setelah membahas masalah di atas yaitu system musculoskeletal, mahasiswa diharapkan mampu memahami klasifikasi dan struktur tulang, struktur anatomi aksial skeleton, struktur anatomi apendikular skleton, articaltion dan body movement, struktur otot tubuh, struktur otot ekstremitas

1.4  MANFAAT
Dalam membahas masalah tentang sistem muskuloskeletal mahasiswa memahami klasifikasi dan struktur tulang, struktur anatomi aksial skeleton, struktur anatomi apendikular skleton, articaltion dan body movement, struktur otot tubuh, struktur otot ekstremitas


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Klasifikasi dan struktur tulang
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
Pars kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon (busa). Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :
a.  Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
b.  Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
c.  Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung sel tulang).
d.  Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).
·        Bentuk Tulang
Sistem skelet disusun oleh tulang-tulang yang berjumlah 206 buah. Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tesebut dikelompokkan menjadi :
1)      Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contohnya os humerus dan os femur.
2)      Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa carpi.
3)      Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os scapula.
4)      Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.
5)      Ossa pneumatica (tulang berongga udara), contoh: os maxilla.

ΓΌ      Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan berkembang dari mesenkim membentuk sel yg disebut kondrosit. Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di dalam matriks dgn substansi dasar seperti gel (berupa proteoglikans) yg basofilik. Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan tumbuh menjadi tulang (keras).
o       Jenis Tulang Rawan
1)      Hialin Cartilago : matriks mengandung seran kolagen; jenis yg paling banyak dijumpai.
2)      Elastic Cartilago : serupa dg tl rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang mengumpul pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit.
3)      Fibrokartilago : tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan.

2.      Struktur anatomi aksial skeleton, struktur anatomi apendikular skeleton, articaltion dan body movement
2.1  Struktur anatomi axial skeleton
Rangka aksial terdiri dari tulang-tulang dan bagian kartilago yang melindungi dan menyangga organ-organ kepala, leher dan dada. Bagian rangka aksial meliputi tengkorak, tulang hioid, osikel auditori, kolumna vertebra, sternum dan tulang iga.

·    Bagian-Bagian Rangka Aksial
a.  Tengkorak
Tengkorak tersusun dari 22 tulang: 8 tulang cranial dan 14 tulang fasial.
1.      Kranium membungkus dan melindungi otak.
a)      Tulang frontal membentuk dahi, langi-langit rongga nasal, dan langit-langit orbita (kantong mata).
·         Tulang frontal pada tahap kehidupan embrio terbentuk menjadi dua belahan yang pada masa kanak-kanak awal berfusi dengan penuh.
·         Tuberositas frontal adalah dua tonjolan yang berbeda ukuran dan biasanya lebih besar pada tengkorak muda.
·         Arkus supersiliar adalah dua lengkungan  yang mencuat dan menyatu secara medial oleh suatu elevasi halus yang disebut glabela.
·         Tepi supraorbital yang terletak dibawah lengkungan supersiliar dan membentuk tepi orbita bagian atas. Foramen supraorbital (takik pada beberapa tengkorak) merupakan jalan masuk arteri dan saraf.
b)      Tulang parietal membentuk sisi dan langit-langit kranium.
·         Sutura sagital yang menyatukan tulang kiri dan kanan adalah sendi mati yang disatukan fibrokartilago.
·         Sutura koronal menyambung tulang parietal ke tulang frontal
·         Sutura lambdoidal menyambung tulang parietal ke tulang oksipital
c)      Tulang oksipital membentuk bagian dasar dan bagian belakang cranium.
·         Foramen magnum adalah pintu oval besar yang dikelilingi tulang oksipital. Foramen ini menghubungkan rongga kranial dengan rongga spinal.
·         Protuberans oksipital eksternal adalah suatu proyeksi yang mencuat diatas foramen magnum.
·         Kondilus oksipital adalah dua prosesus oval pada tulang oksipital yang  dengan berartikulasi vertebra serviks pertama, atlas.
d)      Tulang temporal membentuk dasar dan bagian sisi dari cranium.
·         Bagian skuamosa, bagian terbesar, merupakan lempeng pipih dan tipis yang membentuk pelipis. Prosesus zigomatikus menonjol dari bagian skuamosa pada setiap tulang temporal. Tonjolan tersebut bertemu dengan bagian temporal dari setiap tulang zigomatikus untuk membentuk arkus zigomatikus.
·         Bagian petrous terletak di dalam dasar tengkorak dan tidak dapat dilihat dari samping. Bagian ini berisi stuktur telinga tengah dan telinga dalam.
·         Bagian mastoid terletak di belakang dan di bawah liang telinga. Prosesus mastoid adalah tonjolan membulat yang mudah teraba di belakang telinga
·         Bagian timpani terletak disisi inferiorbagian squamosa dan sisi anterior dari bagian mastoid. Timpani berisi saluran telinga (meatus auditori eksternal dan memiliki prosesus stiloid yang ramping untuk melekat pada ligamen stiloid.
e)      Tulang etmoid adalah struktur penyangga penting dari rongga nasal  dan berperan dalam pembentukan orbita mata.
·         Lempeng plate kribriform membentuk sebagian langit – langit rongga nasal dan terperforasikan untuk jalur saraf olfaktori. Bagian krista galli (disebut demikian karena kemiripannya dengan jengger ayam jantan) adalh prosesus halus tringular yang menonjol kedalam rongga kranial diatas lempeng kribriformis dan berfungsi sebagai tempat perlekatan perlapis otak.
·         Lempeng perpendikular menonjol kearah bawah disudut kanan lempeng kribriform dan membentuk bagian septum nasal yang memisahkan dua rongga nasal.
·         Massa leteral mengandung sel – sel udara atau sinus etmoid tempat mensekresi mukus.
·         Konka nasal superior dan tengah atau turbinatum. Menonjol secara medial dan berfungsi untuk memper luas area permukaan rongga nasal.(konka nasal inferior merupakan tulang tersendiri).
f)        Tulang sfenoid berbentuk seperti kelalawardengan sayap terbentang. Tulang ini membentuk dasar anterior cranium dan berartikulasi ke arah lateral dengan tulang temporal dan ke arah anterior dengan tulang etmoit dan tulang frontal.
·         Badan sfenoid memiliki suatu lekukan , sela tursika yang menjadi tempat kelenjar hipofisis.
·         Sayap besar dan sayap kecil menonjol kearah lateral dari badan tulang.
·         Prosesus pterigoid menonjol kearah inferior dari badan tulang dan membentuk dinding rongga nasal.
g)      Oksikel auditori tersusun dari maleus, inkus, dan stapes (tapal kuda). Fungsinya dalam proses pendengaran.
h)      Tulang wormian adalah tulang kecil yang jumlahnya bervariasi dan terletak dalam sutura.
Ø      Tulang-tulang wajah tidak bersentuhan dengan otak. Tulang tersebut disatukan oleh sutura yang tidak dapat bergerak, kecuali pada mandibura atau rahang bawah.
a)      Tulang nasal, membentuk penyangga hidung dan berarti kulasi dengan septum nasal.
b)      Tulang palatum, membentuk bagian posterior langit-langit mulut, bagian tulang orbital, dan bagian rongga nasal.
c)      Tulang zigmatik (malar), membentuk tonjolan pada tulang pipi, setiap prosesus temporal berartikulasi dengan prosesus zigomatikus pada tulang temporal.
d)      Tulang maksilar membentuk rahang atas
ΓΌ      Prosesus alveolar, mengandung soket gigi bagian atas
ΓΌ      Prosesus zigomatikus, memanjang keluar untuk bersatu dengan tepi infraorbital pada orbital.
ΓΌ      Prosesus palatines, membentuk bagian anterior pada langit-langit keras.
ΓΌ      Sinus maksilar, yang kosong sampai kerongga nasal, merupakan bagian dari empat sinus paranasal.
e)      Tulang lakrimal ,berukuran kecil dan tipis, terletak diantara tulang etmoid dan maksila pada orbita, berisi suatu celah untuk lintasan duktus lakmiral, yang mengalirkan air mata kerongga nasal.
f)        Tulang vomer, membentuk bagian tengah langi-langit keras di antara palatum dan maksila, serta turu membentuk septum nasal.
g)      Konka nasal inferior (trbinatum)
h)      Mandibula adalah tulang tulang rahang bagian bawah
ΓΌ      Bagian alveoral berisi soket gigi bawah
ΓΌ      Mandibular yang terletak di kedua sisi rahang memiliki dua prosesus, prosesus kondiloid (berfungsi untuk artikulasi dengan tulang temporal pada fosa mandibular), prosesus koronoid (berfungsi sebagai tempat perlekatan otot temporal).
1.   Tulang hioid, tulang berbentuk tapal kuda yang unik karena tidak berartikulasi dengan tulang lain, tulang hioid ditopang oleh ligamen dan otot dari prosesus stiloideus temporal.
2.   Sinus paranasal (frontal, edmoidal, sfenoidal dan maksilar), terdiri dari ruang-ruang udara dalam tulang tengkorak yang berhubungan dengan rongga nasal. Inus tersebut berfungsi sebagai berikut:
a)      Memperingan tulang-tulang kepala
b)      Memberikan resonansi pada suara dan membantu dalam proses berbicara
c)      Memproduksi mukus yang mengalir kerongga nasal dan membantu menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk.

b.      Vertebra
1)      Kolumna vertebra, menyangga berat tubuh dan melindungi medulla spinalis. Kolumna ini terdiri dari vertebra-vertebra yang dipisahkan diskus fibrokartilago intervertebal.
Ø      Ada tujuh tulang vertebra serviks, 12 vertebra toraks, 5 vertebra lumbal, dan tulang vertebra sacrum yang menyatu menjadi sacrum dan tiga sampai lima tulang koksigeal yang menyatu menjadi tulang koksiks.
Ø      Ke-31 pasang saraf spinal keluar melalui foramina (foramen) intervertebralis diantara vertebra yang letaknya bersebelahan
2)      Strutur khas vertebra
1.      Badan atau setrum menyangga sebagian besar berat tubuh.
2.      Lengkung saraf  (vertebra), terbentuk dari dua pedikel dan lamina, membungkus rongga saraf dan menjadi lintasan medulla spinalis.
3.      Prosesus spinosa menonjol dari arah lamina kea rah posterior dan inferior untuk tempt perlekatan otot.
4.      Prosesus transversa menjorok ke arah lateral
5.      Prosesus pengartikulasi inferior dan prosesus pengartikulasi superior menyangga faset untuk berartikulasi dengan vertebra atas dan vertebra bawah.
3)      Variasi regional pada karakteristik vertebra
1.      Vertebra serviks memiliki foramina tranversal untuk litasan arteri vertebra, vertebra srviks pertama dan kedua dimodifikasi untuk menyangga dan menggerakkan kepala.
ΓΌ      Atlas: vertebra serviks pertama dan tidak mimiliki badan
ΓΌ      Aksis: vertebra serviks kedua, memiliki prosesus odontoid yang menonjol ke atas dan bersandar pada tulang atlas
ΓΌ      Vertebra serviks ketujuh memiliki prosesus spinosa yang panjang, sehingga dapat teraba dan terlihat pada pangkal leher. Oleh karena itu, vertebra ini sering disebut sebagai vertebra prominens.
1.  Vertebra toraks memiliki prosesus spinosa panjang, yang mengarah ke bawah, dan memiliki faset artikular pada prosesus transversus, yang digunakan untuk artikulasi tulang iga.
2.  Vertebra lumbal merupakan vertebra terpanjang dan terkuat. Prosesus spinosanya pendek dan tebal, serta menonjol hampir searah garis horizontal.
3.  Sakrum adalah tulang triangular. Bagian dasar tulang ini berartikulasi dengan vertebra lumbal kelima.
1)      Di arah lateral, banyak terdapat foramen (lubang) pada sakrum untuk lintasan arteri dan saraf.
2)      Tepi anterior bagian atas sacrum adalah promontoilum sakrum suatu tanda obstetric yang dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan ukuran pelvis.
3)      Koksiks (tulang ekor) menyatu dan berartikulasi dengan ujung sakrum yang kemudian membentuk sendi dengan sedikti pergerakan. Pergerakan ini penting selama melahirkan untuk membentuk jalur keluar kepala janin.
4)      Lengkung pada kolumna vertebra
a)      Lengkung primer, yaitu konkaf atau cembung (berbentuk C) terbentuk pada area toraks dan pelvis selama perumbuhan janin.
b)      Lengkung skunder , yaitu konveks atau cekung terbentuk pada spina serviks setelah kelahiran saat bayi mulai mengangkat kepalanya, dan pada spina lumbal saat bayi mulai berdiri dan berjalan.
c)      Lengkung abnormal
-        Skoliosis: lengkungan lateral spina pad rotasi vertebra. Muncul selama mas pertumbuhan yang cepat (masa remaja).
-        Kifosis (punggung bungkuk): lengkung posterior yang berlebihan pada bidang toraks.
-        Lordosis (swayback): lengkung arterior yang berlebihan pada area lumbal.
5)      Gangguan pada vertebra
a)      Diskus terherniasi (keluar)
-       Diskus interverbral terletak diantara dua badan tulang vertebra yang berdekatan dan bertindak sebagai peredam sters di antara kedua tulang tersebut.
-       Setiap diskus mengandung massa sentral, nucleus pulposus, yang tersusun dari jarigan kartilago bagian luar, anulus fibrosus, anulus ini terdiri dari cincin fibrosa konsentris yang menahan nukleus pulposus tetap ditempat.
-       Sejalan dengan pertambahan usia, atau cedera, anulus fibrosus kehilangan daya elastisitasnya sehingga nukleus pulpolus keluar dari tempatnya dan menekan medulla spinalis atau akar saraf, serta menimbulkan nyeri.
b)      Spina bifida
Suatu defek congenital yang didalamnya dua lamina pada lengkungan vertebra gagal menyatu di garis tengah. Sehingga menyebabkan jaringan pada medulla spinalis menonjol. Defek sering terjadi di area lumbal.
1.      Tulang sternum
a)        Terbentuk dalam tiga bagian: manubrium atas, badan (gladiolus), dan prosesus sifoid.
b)      Artikulasi manubrium dengan klavikula (tulang kolar) adalah pada insisura (takik) jugular (suprasternal), yang merupakan salah satu tanda khas tulang yang mudah di palpasi. Dua takik kostal berartikulasi dengan kartilago kostal dari tulang iga 1 dan 2 ke arah lateral.
c)      Badan tulang membentuk bagian utama sternum. Takik kostal lateral berartikulasi langsung dengan kartilago kostal tulang iga ke-8 sampai ke-10
d)      Bagian inferior prosesus sifoid adalah jaringan kartilago
2.      Tulang iga
Berartikulasi kearah posterior dengan faset tulang iga pada prosesus  transversa di vertebra toraks.
a)    1-7 pasang tulang iga adalah iga sejati dan berartikulasi dengan sternum disisi anterior.
b)   8-10 pasang tulang iga adalah iga semu. Tulang ini berartikulasi secara tidak langsung dengan sternum melalui penyatuan kartilago
c)    Tulang iga ke-11 dan 12 adalah iga melayang yang tidak memiliki perletakan disisi anterior.
d)   Walaupun sebagian tulang iga memiliki karateristik tersendiri, semua tulang memiliki beberapa  cirri umum yang sama.
§     Bagian kepala dan tuberkel berartikulasi dengan faset dan prosesus transversus dari vertebra
§     Bagian leher memiliki permukaan kasar yang berfungsi untuk perlekatan ligamen.
§     Bagian batang, atau badan, dari tulang iga memiliki permukaan eksternal berbentuk konveks untuk perlekatan otot dan suatu lintasan kostal untuk mengakomodasi saraf dan pembuluh darah pada permukaan internal.
§     Tulang iga mengandung sumsum tulang merah, demikian pula dengan sternum.

2.2  Struktur anatomi appendicular skeleton
Rangka apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis, dan tulang lengan serta tungkai. Terdiri dari 126 tulang yang membentuk lengan, tungkai, dan tulang pectoral serta tonjolan pelvis yang menjadi tempat melekatnya lengan dan tungkai pada rangka aksial
1.      Girdel pektoral memiliki dua tulang klaviula dan skapula berfungsi untuk melekatkan tulang lengan kerangka aksial
·         Skapula (tulang belikat) adalah tulang pipih triangular dengan tiga tepi : tepi vertebra (medial) yang panjang terletak paralel dengan kolumna vertebra, tepi superior yang pendek melandai kearah ujung bahu, dan tepi lateral merupakan tepi ketiga pelengkap segitiga mengarah ke lengan.
1.      Bagian spina pada scapula adalah hubunga tulang yang berawal dari tepi vertebra dan melebar saat mendekati ujung bahu.
2.      Spina berahir pada prosesus akromion, yang berartikulasi dengan klavikula:bagian ini menggantung persendian bahu.
3.      Prosesus korokoid adalah tonjolan berbentuk kait pada tepi superior yang berfungsi sebagai tempat perlekatan sebagai otot dinding dada dan lengan.
4.      Rongga glenoit (fosa glenoit) adalah suatu ceruk dangkal yang ditemukan pada persendian tepi superior dan lateral.Bagian ini mempertahankan letak kepala humerus (tulang lengan).
·         Klavikula (tulang kolar) adalah tulang terbentuk S, yang secara lateral, berartikulasi dengan prosesus akromion pada skapula dan secara mendial dengan manubrium pada takik klavikular untuk membentuk sendi sternoklavikular.
1.      Dua pertiga bagian medial dari tulang klavikula berbentuk konfeks, atau melengkung ke depan.
2.      Sepertiga bagian lateral tulang klavikula berbentuk konkaf, atau melengkung kebelakang
3.      Klavikula berfungsi sebagai tempat perlekatan sebagian otot leher, toraks, punggung dan lengan.
4.      Lengan atas tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah, dan tulang tangan.
·         Humerus adalah tulang tunggal pada lengan. Humerus terdiri dari bagian kepala membulat yang masuk kedalam rongga glenoid, bagian leher yang anatomis dan bagian batang yang memanjang kearah distal.
1.  Dua elevasi, tuberkel besar dan tuberkel kecil, terletak diujung atas batang tulang dan   memberikan tempat untuk perlekatan otot.
2.  Batang tulang dibawah tuberkel menyempit menuju suatu bidang yang disebut leher surgikal karena kecenderungan humerus untuk mengalami fraktur diarea ini.
a.           Bagian tengah batang tuang kebawah adalah tuberositas deltoid kasar yang berfungsi untuk tempat perletakan otot deltoid.
b.           Bagian ujung bawah ndari tulang humerus melebar  dan masuk kedalam tonjolan epikondilus medial dan lateral tempat asal otot-otot lengan atas dan tangan. Saraf ulnar memanjang dibelakang epikondilus medial dan responsif terhadap tiupan atau tekanan, sehingga mengakibatkan ‘’sensasi kesmutan pada tulang’’.
c.           Permjukaan artikular humerus tersusun dari kapitulum lateral [kepala kecil], yang menerima tulang radius lengan bawah, dan troklea [pullei], tempat tulang ulna lengan bawah bergerak.
d.           Prosesus koronoid terletek diatas troklea pada permukaan anterior; sedang prosesus olekranon juga terletak diatas trokleal, tetapi dipermukaan posterior. Indentasi ini berfungsi untuk menerima bagian-bagian dari tulang lengan bawah saat tulang-tulang tersebut bergerak.
·         Tulang pada lengan bawah adalah ulna pada sisi medial dan tulang radius di sisi lateral (sisi ibu jari) yang dihubungkan dengan suatu jaringan ikat felsibel
1.  Ulna
ΓΌ      Ujung proksimal [ujung atas] tulang ulna tampak seperti yang terurai. Bagian atas pulinan tersebut adalah prosesus oleklanon, yang masuk dengan pas kedalam fosa oleknanon humerus saat lengan bawah berekstensi punuh. Bagian bawah piihan adalah prosesus kronoid,yang masuk dangan pas kedam frosa koronoid humerus saat lengan bawah berefleksi penuh. Takik radial, yang terletak dibawah prosesus koronoid, mengakomodasi bagian kepala dari tulang radius.
ΓΌ      Ujung distal (bawah) tulang ulna memiliki perpanjangan pilinan batang yang disebut kepala. Bagian ini berartikulasi dengan prosesus ulnar tulang radius. Bagian kepala memanjang keatas prosesus stiloid tulang ulna.
2.  Radius
ΓΌ      Ujung proksimal tulang radius adalah kepala berbentuk diskus yang berartikulasi  dengan kapitulum homerus dan takik radial tulang ulna.
ΓΌ      Tuberositas radial untuk tempat perlekatan otot biseps terletak pada batang radius tepat dibawah bagian kepala.
ΓΌ      Ujung distal tulang radius memiliki permjukaan karpal konkaf yang beraktikulasi dengan tulang pergelangan tangan, sebuah takik ulnar pada permukaan medialnya untuk berartikulasi dengan tulang ulna, dan sebuah prosesus stiloid di sisi lateral.
·         Tulang pergelangan tangan (karpus). Pergelangan tangan terbentuk dari 8 tulang karpal ireguler yang tersusun dalam dua baris, setiap baris berisi 4 tulang.
1.  Barisan tulang karpal proksimal dari sisi ibbbu jari dalam posisi anatomis terdiri dari tulang berikarenut ini:
1)     Navikular (skafoid), dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai perahu
2)     Lunatum dinamakan demikian karena bentuknya seperti bula sabit
3)     Trikuetral (triangular), dinamakan demikian memiliki tiga sudu
4)     Pisiform, yang berarti kacang, dinamakan demikian karena ukuran dan bentuknyameyerupai kacang.
2.  Barisan tulang distal terdiri dari:
1)   Trapezium, sebelumnya disebut tulang multangular besar karena permukaannyayangn banyak
2)   Trapezoid, berukuran lebih kecil, tetapi multi sisi juga
3)   Kapitatum, dinamakan demikian karena kepala tulang yang berat dan besar
4)   Hamatum, berarti kait, dinamakan demikian karena ada tonjolan menyerupai kait, yang meluas pada sisi medial pergelangan tangan.
·         Tangan (metakarpus) tersusun dari 5 tulang metakarpal.
1.  semua tulang metacarpal sangat serupai, kecuali untuk ukuran panjang metakarpal pertama pada ibu jari.
2.  setiap tulang metakarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi denganbarisan distal tulang karpal pergelangan tangan. Sebuah batang, dan sebuah kepala terpilih yang berartikulasi dengan sebuah tulang falang, atau tulang jari. Kepala tulang metakarpal membentuk buku jari yang menonjol pada tangan.
·         Tulang jari (phalanges). Setiap jari memiliki tiga tulang yaitu tulang falang.
1.  setiap jari memiliki tiga tulang, yaitu tulng falang proksimal, medial dan    falang distal.
2.  Ibu jari hanya memiliki tulang falang proksimal dan medial.
3.  Girdel pelvis mentransmisikan berat trunkus ke bagian tugkai bawah dan melindungi organ-organ abdominal dan pelvis. Bagian ini terdiri dari dua tulang punggul (disebut juga ossa koksa, tulang tanpa nama, atau tulang pelvis) yang bertemu pada sisi anterior simfisis pubis dan berartikulasi di sisi posterior dengan sakrum.
·        Tulang punggul menyerupai bentuk kipas angin listrik dengan sebuah poros pemegang serta dua baling-baling.
-        poros tersebut adalah suatu kantong seperti cangkir, disebut asetabulum, yang menerima kepala femur, atau tulang paha, dipersendian panggul.
-        ilum adalah lempeng tulang lebar, yang menjulang ke atas dan keluar asetabulum. Bagian ini naik posisinya sampai mencapai Krista iliaka tebal yang dapat teraba pada posisi tangan di panggul.
1)     Ujung anterior Krista adalah pada spina iliaka anterior superior dan ujung posteriornya pada spina iliaka posterior superior. Spina ini menjadi tempat perlekatan otot dan ligament.
2)     spina iliaka anterior inferior adalah suatu tonjolan besar dibawah spina iliaka anterior superior. Sedangkan yang tepat berada di bawah spina iliaka posterior superior adalah spina iliaka posterior inferior.z
3)     Di bawah spina iliaka posterior superior, tapi posterior tulang ilium membentuk lekukan yang dalan disebut takik skiakik besar.
-   Tulang iskium merupakan baling-baling posterior dan inferior dari kipas. Tepi medialnya ikut membentuk takik skiatik besar.
1)        Pada sisi inferior takik skiatik besar adalah bagian spina iskial yang menonjol, yang menjadi tempat melekatnya ligament dari sakrum.
2)        Bagian inferior dari spina iskial adalah takik skiatik kecil.
3)        Tuberositas iskial adalah tonjolan besar tulang iskium yang menyokong tubuh dalam posisi duduk. Tulang ini berfungsi sebagai tempat perlekatan otot paha posterior.
4)        Dibagian anterior tuberositas iskial, terdapat ramus iskial ramping yang memanjang ke arah depan dan keatas untuk menyatu dengan ramus pubis inferioryang bmemanjang kebawah dari tulang pubis.
-   Tulang pubis melengkapi baling-baling anterior dan inferior tulang panggul. Bagian ini terutama terdiri dari dua batang tulang: ramus pubis superior dan inferior.
1)        ramus pubis superior dan ramus pubis inferior menyatu dengan pasangannya dari sisi lain digaris tengah simfisis pubis
2)        Lengkung pubis adalah sudut yang terbentuk pada persambungan tulang pubis dibawah simfisis.
3)        Foramen abturator adalah pembukaan besar yang dibatasi ramus iskial, terdapat ramus iskial ramping iskial, ramus pubis inferior, ramus pubis superior. Foramen ini merupakan foramen terbesar pada rangka dan selama hidup dilapisi dengan membran obturator.
·        perbedaan pelvis menurut jenis kelamin
Berdasarkan pengukuran dimensi rata-rata pelvis laki-laki dan perempuan, maka sekitar 50% perempuan memiliki ginekoid, atau pelvis sejati perempuan, yang diameternya lebih lebar dan lebih panjang disbandingkan pelvis laki-laki, yang memiliki android, pelvis sejati laki-laki.
Pengukuran pelvis menunjukan bebragai variasi : sebenarnya, ada banya variasi bentuk dan ukuran pelvis diantara sesama perempuan, dan juga antara perempuan dan laki-laki.
1.  hubungan anatimis pelvis
1)        pelvis semu (besar) terikat dengan bagian atas yang menjulang dari kedua ilia dan konkavitasna, serta dengan dua sayap 0pada dasar sakrum.
2)        pelvis sejati (kecil) terbentuk dari sekrum dan koksiks, serta ileum, pubis, dan iskium pada kedua sisinya.
Pembatas  pada pembukaan pelvis sejati, atau inlet pelvis, disebut brimpelvis. Diameter rongga pelvis berkaitan erat dengan proses melahirkan.
Dimensi dari outlet pelvis, yang dibatasi tuberositas iskial, rimbawa sifisi pubis, dan ujung koksiks, secara obsterik juga penting.
Saat lahir, ilium, iskium, dan pubis yang tersusun terutama dari jaringan kartilago, terurai dan mulai terpisah. Iskium dan pubis mulai mengeras menjadi jaringan tulang yang menyatu pada usia 7-8 tahun : osifikasi total dari semua jaringan kartilago belum selesai sampai mencapai usia antara 17 dan 25 tahun.
Tungkai bawah secara anatomis bagian proksimal dari tungkai bawah antara girdel pelvis dan lutut adalah paha; bagian antara lutut dan pergelangan kaki adalah tungkai.
  • Femur (paha) : tulang terpanjang, terkuat, dan terberat dari semua tulang pada rangka tubuh.
1.      Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk berartikulasi dengan      asetabulum.Permukaan lembut dari bagian kepala mengalami depresi,fovea kapitis,untuk tempat perlekatan ligamen yang menyangga kepala tulang agar tetap di tempatnya dan membawa pembulu darah ke kepala tersebut.
Femur  tidak berada pada garis vertical tubuh.Kepala femur  masuk dengan pas ke asetabulum untuk membentuk sudut sekitar  125 derajat dari bagian leher  femur;dengan demikian,batang tulang paha dapat bergerak bebas tanpa terhalang pelvis saat paha bergerak.
Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125 derajat) karena pelvis lebih lebar dan femur lebih pendek.
1.      Di bawah bagian kepala yang tirus adalah bagian leher  yang tebal,yang terus memanjang sebagai batang.Garis intertrokanter pada permukaan anterior dan Krista intertrokanter di permukaan posterior tulang membatasi bagian leher dan bagian batang.
2.      Ujung batas batang memiliki dua prosesus yang menonjol.Trokanter besar dan trokanter kecil,sebagai tempat perlekatan otot untuk menggerakkan persendian panggul.
3.      Bagian batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja.Linea aspera,yaitu lekuk kasar untuk perlekatan beberapa otot.
4.      Ujung bawah batang  melebar ke dalam kondilus medial dan kondilus lateral.
(1) Pada permukaan posterior,dua kondilus tersebut membesar dengan fosa interkondilar yang terletak di antara keduanya.Area triangular di atas fosa interkondilar disebut permukaan popliteal.
(2) Pada permukaan anterior,epikondilus medial dan lateral berada di atas dua kondilus besar.Permukaan artikular halus yang terdapat diantara kedua kondilus adalah permukaan patelar,yang berbentuk konkaf untuk menerima patela(tempurung lutut).
·         Tulang tungkai adalah tulang tibia medial dan tulang fibula lateral.
  1. Tibia adalah tulang medial yang besar;tulang ini membagi berat tubuh dari femur ke bagian kaki.
-       Bagian kepala tulang tibia melebar ke kondilus medial dan lateral.Yang berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan kondilus femoral.
-       Kartilago pipih berbentuk baji,kartilago semilunar (meniskus) medial dan lateral (meniskus).Berada di pinggir kondilus untuk memperdalam permukaan artikular.

-       Tonjolan interkondilar terletak di antara dua kondilu
-       Kondilus lateral menonjol untuk membentuk faset fibular,yang menerima bagian kepala fibula.
-       Tuberositas tibial,yang berfungsi untuk tempat perlekatan ligament patella,menonjol pada permukaan anterior diantara dua kondilus.
-       Krista tibial (anterior),lebih umum disebut tulang kering adalah punggung batang tulang dengan permukaan anterior yang tajam dan melengkung ke bawah.
-       Ujung bawah tibia melebar untuk berartikulasi dengan tulang talus pergelangan kaki.Maleolus medial adalah tonjolan yang membentuk benjolan (mata kaki) pada sisi medial pergelangan kaki.
1.      Fibula adalah tulang yang paling ramping dalam tubuh,panjangnya proposional,dan tidak menopang berat tubuh.Kegunaan tulang ini adalah untuk menambah area yang tersedi sebagai tempat perlekatan otot pada tungkai.
·         Bagian kepala fibula berartikulasi dengan faset fibular di bawah kondilus lateral  tulang tibia.
·         Ujung bawah batang berartikulasi secara medial dengan takik fibular pada tulang tibia,dan memanjang ke arah lateral menjadi maleolus lateral,yang seperti  moleolus tibia lateral,dapat diraba di pergelangan kaki.
·         Pergelangan kaki dan kaki tersusun dari 26 tulang yang di atur dalam tiga rangkaian.Tulang tarsal menyerupai tulang karpal pergelangan tangan,tetapi berukuran lebih besar tulang metatarsal juga menyerupai tulang metakarpal tangan,dan falang pada jari kaki juga menyerupai  falang jari tangan.
1.      Ada tujuh tulang tarsal
1)   Tulang talus berartikulasi dengan maleolus medial tibia dan dengan maleolus lateral fibula untuk membentuk persendian pergelangan kaki.Oleh karena itu,bagian menopang seluruh berat tungkai,yang tersebar setengah ke bawah ke arah tumit dan setengah lagi ke depan pada tulang-tulang pembentuk lengkung kaki.
2)   Tulang kalkaneus terletak di bawah talus dan menonjol di belakang talus menjadi tulang tumit.Tulang ini menopang talus dan meredam goncangan saat tumit menginjak tanah
3)   Tulang navikular memiliki permukaan posterior berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan talus dan permukaan anterior berbentuk konveks untuk berartikulasi dengan tiga tulang tarsal.
4)   Ketiga tulang kuneiform yang berbentuk baji,diberi nomor dari sisi medial ke sisi lateral, sebagai kuneiform pertama,kedua,dan ketiga.Masing-masing tulang berartikulasi dengan tulang tarsal bernomor sama;tulang koneiform ketiga juga berartikulasi dengan tulang tarsal ketujuh,yaitu tulang kuboid  tulang koneiform ini membentuk arkus transversa yang terdapat di bawah permukaan kaki.
5)   Tulang kuboid berartikulasi di sisi anterior dengan tulang metatarsal keempat dan kelima di sisi posterior,tulang ini berartikulasi dengan kalkaneus.
1)      Telapak kaki dan arkus longitudinal terbentuk dari lima tulang metatarsal yang ramping. Setiap metatarsal memiliki bagian dasar,batang,dan bagian kepala.
1.      Tulang-tulang metatarsal dikenal dengan urutan nomor dari satu sampai lima,mulai dari sisi medial ibu jari kaki.
2.      Bagian dasar metatarsal berartikulasi dengan tarsal.Bagian kepalanya berartikulasi dengan falang.
3.      Bagian kepala dari dua metatarsal pertama membentuk tumit kaki.
4.      Bagian kepala metatarsal pertama memiliki 2 tulang sesamoid yang melekat pada permukaan plantarnya.
5.      Ke – 14 falang pada jari – jari kaki, seperti halnya falang jari tangan. Tersusun dalam barisan proksimal, medial. Ibu jari kaki hanya memiliki falang proksimal dan distal.

2.3 Articaltion Dan Body Movemen
Artikulasi atau sendi adalah hubungan antara dua tulang yang berdekatan. Sendi di klasifikasikan sesuai dengan struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan persendian tersebut), danmenurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).
  • Klasifikasi structural persendian
  1. Sendi fibrosa
Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya, sutura tulang tengkorak. Kadang sendi dapat sedikit bergerak.
  1. Sendi kartilago
Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago mis, antara korpus vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.
  1. Sendi synovial
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umm. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan yang bebas (misalnya : lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll) tetapi beberapa sendi synovial secara relative tidak bergerak (misalnya : sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membrane synovial tipis. Membrane ini menskresi cairan synovial kedalam ruang sendi untuk melumasi sendi. Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan ini berhubungan dengan tulang.
Pada beberapa sendi terdapat satu sabit kartilago fibrosa yang sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (misalnya : lutut, rahang)
  • Klasifikasi fungsional persendian
1)      Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara structural, persendian ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
1.      Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak.
2.      Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin.
2)      Amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatasyang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.
1.      Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago,yang menjadi bantalan sendi yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
2.      Sindenmosis terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat kolagen.
3.      Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang, seperti padagigi yang tetanam pada alveoli.
3)      Diartrosis adalah sendi yang bergerak bebas,disebut juga sendi synovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial, suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi synovial dilapisi kartilago artikular.
Ciri – ciri sendi diartrosis
·         Pada setiap sendi bagian ujung sendi ditutupi oleh tulang rawan hialin yang halus, dilapisi oleh selubung fibrus kapsul sendi
·         Kapsul dilapisi oleh membran sinovial yang mensekresi cairan pelumas dan peredam getaran dalam kapsul sendi (cairan synovial), sehingga tidak terjadi kontak/sentuhan antar permukaan tulang
·         Untuk membentuk sendi maka antar tulang dihubungkan dengan ligamen (pita jaringan ikat fibrus)
·         Ligamen dan tendon otot yang melintasi sendi sehingga jaga kestabilan sendi
Jenis – jenis sendi diartrosis
o    Sendi Peluru
Kepala sendi yang bulat tepat masuk di dalam rongga cawan sendi sehingga memungkinkan gerakan bebas penuh
Contoh: Sendi panggul dan bahu
o    Sendi Engsel/Hinge
Sumbu gerak tegak lurus  pada arah panjang tulang sehingga arah gerak hanya pada satu arah
Contoh: Siku dan lutut
o   Sendi Pelana
Permukaan sendi berbentuk pelana, arah sumbu yang satu permukaan cembung dalam arah sumbu yang lain cembung
Contoh: Pada dasar ibu jari
o    Sendi Pivot / Kisar
Gerakan rotasi sesuai dengan arah panjang tulang untuk melakukan aktivitas
Contoh: Sendi antara radius dan ulna (untuk membuka pintu)
o    Sendi Peluncur
Gerakan ke semua arah
Contoh: Sendi tulang karpal
o    Sendi Kondiloid
Mirip sendi engsel, tetapi dapat bergerak dalam dua bidang, lateral ke belakang dan ke depan sehingga flexi, extensi, abduksi, adduksi (ke samping)
Contoh: Temporomandibula
4)      Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membrane synovial, dan ditemukan di luar rongga sendi. Kantong ini terletak dibawah tendon atau otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area percabangan tendon atau otot di atas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit terpapar pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.
·         Pergerakan pada sendi sinovial merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang-tulang yang membentuk artikulasi. Otot tersebut memberikan tenaga, tulang berfungsi sebagai pengungkit, dan sendi berfungsi sebagai penumpu.
1.      Fleksi adalah gerakan yang memperkecil sedut antara dua tulang atau duan bagian tubuh, seperti saat menekuk siku (menggerakkan lengan kea rah depan), menekuk lutut (menggerakkan tungkai kearah belakang), atau juga menekuk torso kea rah samping.
2.      Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kea rah depan (meninggikan bagian dorsal kaki)
3.      Plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki
4.      Ekstensi adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh.
5.      Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi anatomis, seperti gerak meluruskan persendian pada siku dan lutut setelah fleksi.
6.      Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada bagian-bagian tubuh melebihi 180%, seperti gerakan menekuk torso atau kepala kea rah belakang.
7.      Abduksi  adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti saat lengan berabduksi, atau menjauhi aksis longitudinal tungkai. Seperti gerakan abduksi jari tangan dan jari kaki.
8.      Aduksi kebalikan dari abduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh atau aksis longitudinal tungkai.
9.      Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala.
10.  Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang.
11.  Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap ke depan.
12.  Sirkumduksi adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk membuat ruang berbentuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan membentuk putaran. Gerakan seperti ini dapat berlangsung pada persendiaan panggul, bahu, trunkus, pergelangan tangan, dan persendian lutut.
13.  Inversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kai menghadap ke dalam atau kea rah medial.
14.  Eversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kea rah luar. Gerakan inversi dan eversi pada kaki sangat berguna untuk berjalan diatas daerah yang rusak dan berbatu-batu.
15.  Protaksi adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang bawah ke depan, atau memfleksi girdel pektoral ke arah depan.
16.  Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh kea rah belakang, seperti saat meretraksi girdle pektoral untuk membusungkan dada.
17.  Elevasi adalah pergerakan struktur kea rah superior, seperti saat mengatupkan mulut (mengelevasi mandibula) atau mengangkat bahu (mengelevasi skapula).
18.  Depresi adalah menggerakkan suatu struktur ke arah inferior, seperti saat membuka mulut.

Gangguan pada Articaltion (persendian)
  1. Terkilir adalah cedera sendi yang dapat meregangkan atau mungkin melukai ligamen atau tendon yang membungkus sendi. Hal ini biasanya terjadi akibat berputar dengan tiba-tiba dan tubrukan pada sendi. Terkilir adalah cedera ringan yang tidak menyebabkan rupture jaringan.
  2. Dislokasi (luksasi) suatu keadaan terjadi kesalahan letak permukaan artikulasi suatu persendiaan. Persendiaan lutut dan bahu merupakan sendi rawan terhadap terjadinya dislokasi.
  3. Bursitis, peradangan pada bursa yang menyatu dengan sendi, terjadi akibat eksersi sendi yang berlebihan atau karena infeksi. Peristiwa ini paling sering terjadi pada bursa subakromial di bahu dan mengakibatkan nyeri dan pergerakan sendi bahu yang terbatas atau pada bursa antara Prosesus olekranon dan kulit (tennis elbow). Bursitis prepatelar (housemaid’s knee) mungkin terjadi akibat sering berlutut.
  4. Artritis adalah sebutan umum untuk semua jenis penyakit persendian, semua penyakit persendian ditandai dengan nyeri, pembengkakan, dan peradangan, serta semuanya mengakibatkan derajat kepincangan yang berfariasi.
Artritis dibagi menjadi 4 yaitu :
  1. Artritis reumatoid adalah suatu penyakit sistematik yang menyerang jaringan ikat dengan inflamasi persendian sebagai manifestasi utama.
    1. Penyakit ini mengakibatkan penebalan membrane sinovial dengan kerusakan lanjut pada kartilago artikular.
    2. Walaupun masa remisi sudah berlangsung, penyakit ini cenderung menjadi kronik dan progresif.
    3. Osteoartritis adalah suatu penyakit persendian degeneratif yang kelihatannya berkaitan dengan proses penuaan, obesitas, atau trauma persendian.
      • Gejala penyakit ini jarang muncul pada usia 40 tahun, dan pada akhirnya setiap orang akan mengalami osteoartritis sampai derajat keparahan tertentu.
      • Kartilago hialin artikular hancur dan pertumbuhan tulang yang berlebihan pada tepi-tepi artikular ditambah dengan hilangnya ruang sendi mengakibatkan nyeri, terutama setelah beraktivitas. Penyakit ini bukanlah penyakit yang menyababkan kepincangan, kecuali jika persendian panggul terserang.
      • Artritis Gouti, yang menyerang sebagian besar laki-laki dewasa adalah akibat kelainan metabolisme asam nukleat, yang menyebabkan penumpukan asam urat dalm persendian tertentu.
      • Artritis infeksius terjadi saat bakteri atau produk bakteri tersebut berdiam dalam persendian dan mengakibatkan peradangan.
Ø  Artritis Gonokokus menyebabkan nyeri akut dan terjadi akibat invasi organisme penyebab gonore ke dalam sendi.
Ø  Infeksi Stafilokokus juga dapat menyebakan gejala artritis

2        Struktur otot tubuh
Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh. Otot-otot volunter melekan pada tulang, tulang rawan, ligame, kulit, atau otot lain melalui truktur vibrosa yang disebut tendon dan aponeurosis. Serabut-serabut otot volunter, bersama selubung sarkolema, masing-masing tergabung dalam kumparan oleh endomisium dan dibungkus oleh perimisium. Kelompok serabut tersebut (fasikulus) digabungkan oleh selubung yang lebih padat yang disebut epimisium dan gabungan fasikulus ini membentuk otot volunter badan individu. Semua otot memiliki suplai darah yang baik dari arteri-arteri di dekatnya. Arterior pada perimisium memberi cabang kapiler yang berjalan dalam endomisium dan melintasi serabut-serabut. Pembuluh darah dan saraf memasuki otot bersama-sama di daerah hilum
Kebanyakan otot mempunyai tendon pada salah satu atau kedua ujungnya. Tendon terdiri dari jaringan fibrosa dan biasanya berbentuk seperti tali, meskipun ada beberapa otot yang pipih tali tersebut digantikan oleh suatu lembaran fibrosa kuat yang disebut aponeurosis. Jaringan fibrosa juga membentuk lapisan pelindung atau selubung otot, yang di kenal dengan fasia.
Bila satu otot menempel pada otot yang lain, serabut-serabut otot ini bisa saling memilin (interlace), perimisium otot yang satu bersatu dengan perimisium yang lain, atau keduanya bisa menggunakan tendon yang sama.jenis hubungan yang ketiga terdapat pada otot-otot dinding abdomen, dimana serabut-serabut aponeurosis saling menyilang, membentuk linea alba, yang dapat terlihat sebagai cekungan dangkal di atas umbilikus.

3        Struktur otot ekstremitas
1. Otot : M. Pectoralis major
Persarafan : Nn. Pectoralis medialis et lateralis.
Origo : - Pars clavicularis Clavicula (setengah sternal)
– Pars sternocostali : Manubrium sterni dan Corpus sterni, cartilago costa 1 – 6.
– Pars Abdominalis : Aponeurosis musculi abdominalis
Insertio : Crista Tuberculi minoris humeri
Fungsi : – Sendi bahu : Adduksi ( terutama dari posisi elevasi lengan ) rotasi kedalam .
Pars clavicularis anteversi
2.  Otot : M. Pectoralis minor
Persarafan : Nn. Pectoralis medialis et lateralis.
Origo : Iga (ke2) 3-5 dekat batas tulang rawan
Insertio : Ujung lancip processus coracoideus clavicula
Fungsi : – Lin gkar bahu : Mengangkat iga bagian atas pada saat lengan diangkat dan pada saat fiksasi lingkar bahu
– Thorax : Memperlebar thorax (otot bantu pada saat inspirasi dalam)
3. Otot : M. Subclavius
Persarafan : N. Subclavius
Origo : Iga ke I (batas tulang rawan)
Insertio : Clavicula (sepertiga lateral)
Fungsi : -Lin gkar bahu : Menarik tarikan kearah samping pada clavicula
4. Otot : M. Subscapularis
Persarafan : N. Subclavius
Origo : Facies costalis, fossa subscapularis
Insertio : Tuberculum minus dan bagian yang membatasi crista tuberculi minoris humeri
Fungsi : Sendi bahu (Rotasi kedalam)

Otot-otot Lateral Bahu
1. M. Deltoideus
·         Persarafan : N. Axillaris
·         Origo : – Pars clavicularis : sepertiga acromial calvicula
- Pars acromialis : acromion
- Pars Spinalis : Tepi bawah spina scapula
·         Insertio : Tuberositas deltoidea
·         Fungsi : – Sendi bahu
– Pars clavicularis : Adduksi (abduksi kira-kira 60 keatas), rotasi kedalam anteversi.
- Pars acromialis : Abduksi sampai horisontal
Pars spinalis : Adduksi (abduksi kira-kira 60 keatas), rotasi keluar.
2. M. Supraspinatus
·         Persarafan : Nn. Suprascapularis
·         Origo : fossa supraspinatan fascia supraspinata
·         Insertio : faset proksimal tuberculum majus
·         Fungsi : – Sendi bahu : Abduksi pada bidang scapular sampai posisi horisontal, rotasi keluar.

Otot-otot Dorsal Bahu
1. Otot : M. Infraspinatus
·         Persarafan : Nn. Supraclavicularis
·         Origo : Fossa infraspinatus, Fascia infraspinata
·         Insertio : Faset tengah tuberculum majus
·         Fungsi : Sendi bahu (Rotasi keluar)
2. Otot : M. Teres Minor
·         Persarafan : Nn. Axillaris
·         Origo : Bagian caudal fossa infraspinata, sepertiga tengah margo lateralis
·         Insertio : Faset distal tuberculum majus
·         Fungsi : Sendi bahu (Rotasi keluar, adduksi pada bidang scapular)
3. Otot : M. Teres Major
·         Persarafan : N. Subscapularis atau thoracodorsalis
·         Origo : Margo lateralis dan angulus inferior
·         Insertio : Crista tuberculi minoris humeri
·         Fungsi : Sendi bahu (Rotasi kedalam, adduksi pada bidang scapular)
4. Otot : M. Latissimus dorsi
·         Persarafan : N.  thoracodorsalis
·         Origo : Proc, spinosi enam vertebra bagian bawah, vertebra lumbalis,Fasis dorsalis,ossis sacri,labium eksterna crista iliaca, iga ke (9), 10-12, seringkali berorigo pada angulus inferior scapulae.
·         Insertio : Crista tuberculi minoris humeri
·         Fungsi : Sendi bahu (Rotasi kedalam, adduksi, retroversi), Lingkar bahu (adduksi dan penurunan scapula).

Otot-otot Ventral Lengan Atas
1. Otot : M. Biceps Brachii
·         Persarafan : Nn. Musculocutaneus
·         Origo : Caput Longum (Tuberculum supraglenoidale, labrum supraglenoidale, Caput Brevis (ujung procesus coracoideus)
·         Insertio : Tuberositas Radii
·         Fungsi : Sendi bahu (Caput longum : Abduksi, anteversi, rotasi kedalam), (Caput Brevis : Adduksi, anteversi, rotasi kedalam), (kedua bagian : menopang kedua lengan). Sendi Siku (Fleksi, Supinasi).
2. Otot : M. Coracobrachialis
·         Persarafan : Nn. Musculocutaneus
·         Origo : ujung procesus coracoideus
·         Insertio : Facies anterior humeri (medial dan distal dari crista tuberculi minoris humeri)
·         Fungsi : Sendi bahu ( rotasi kedalam, Abduksi, anteversi)
3. Otot : M. Brachialis
·         Persarafan : Nn. Musculocutaneus
·         Origo : Facies anterior humeri
·         Insertio : Tuberositas ulnae
·         Fungsi : Sendi Siku (Fleksi)

Otot-otot Dorsal Lengan Atas
1. Otot : M. Triceps brachii
·         Persarafan : N. Radialis
·         Origo : Caput Longum (Tuberculum infraglenoidale), Caput Mediale (Facies posterior humeri-medial distal dari sulcus nefri radialis), Caput lateral (Facies posterior humeri- Lateral,proksimal dari nefri radialis).
·         Insertio : Olecranon
·         Fungsi : Sendi Bahu: (Adduksi,hanya caput longum yang menahan beban), Sendi Siku (Ekstensi).
2. Otot : M. Anconeus
·         Persarafan : N. Radialis
·         Origo : Epicondylus lateralis
·         Insertio : facies posterior ulna sedikit kearah distal dari olecranon.

Otot-otot Radial Lengan Bawah
1. Otot : M. Brachioradialis
·         Persarafan : N. Radialis
·         Origo : Margo lateralis humeri
·         Insertio : rocessus styloideus radii
·         Fungsi : Sendi Siku : Fleksi, pronasi atau supinasi (pergerakan memutar dari posisi akhir yang berlawanan ke posisi tengah)
2. Otot : M. Ekstensor carpiradialis longus
·         Persarafan : N. Radialis
·         Origo : Margo lateralis humeri, epicondilus lateralis
·         Insertio : ermukaan dorsal dari dasar os metacarpi II
·         Fungsi : Sendi Siku : Fleksi, pronasi atau supinasi (pergerakan memutar dari posisi akhir yang berlawanan ke posisi tengah – tergantung dari sudut tekuk)
3. Otot : M. Ekstensor carpiradialis brevis
·         Persarafan : N. Radialis
·         Origo : epicondilus lateralis humeri, ligamen annulare radii
·         Insertio : ermukaan dorsal dari dasar os metacarpi III
·         Fungsi : Sendi tangan : Fleksi dorsal, abduksi ke radial
 



DAFTAR PUSTAKA

Sloane, ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Tambayong, Jan. 2001. Anatomi dan fisiologi untuk keperawatan. Jakarta: penerbit buku kedokteran
Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi untuk perawat alih bahasa, Sitti Syabariah. ; editor edisi Bahasa Indonesia, Komalsari. --Ed. 10. --Jakarta : EGC, 2002.