13 December 2010

Efek kebiasaan merokok di kalangan masyarakat


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Indonesia merupakan salah satu negara yang duduk di posisi 5 besar di dunia dalam hal menkonsumsi rokok.
            Menkonsumsi rokok ( merokok ) merupakan salah satu kebiasaan buruk yang bisa menyebabkan kecanduan pada jenis obat tertentu. Merokok telah menjadi kebiasaan, gaya hidup tanpa memandang status sosial ekonomi, dari golongan bawah, menengah sampai atas. Kebiasaan merokok juga tidak memandang jenis pekerjaan, usia, ataupun jenis kelamin. Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari - hari dalam lingkungan rumah, kantor angkuta umum maupun di jalan - jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan biasanya orang-orang yang ada disekitarnya seringkali tidak peduli. Merokok sangat membahayakan kesehatan.  Rokok yang mengandung ribuan bahan kimia beracun baik berupa partikel maupun gas tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-orang disekitarnya yang tidak merokok dan terpaksa menjadi perokok pasif.
            Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan bahaya merokok masih rendah. Di Indonesia jumlah perokok lebih banyak dikalangan pria. Pada pria, perokok tertinggi adalah kelompok umur 25 sampai dengan 29 tahun. Sebagian besar perokok mulai merokok pada umur kurang 20 tahun ( pada saat remaja ) dan separuh dari laki-laki umur 40 tahun ke atas telah merokok selama 30 tahun atau lebih.
            Latar belakang rokok beraneka ragam bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Melihat kenyataan tingginya jumlah perokok, maka diperlukan sebuah upaya agar dapat meningkatkan pengetahuan sekaligus menanamkan kesadaran masyarakan akan bahaya dan dampak buruk rokok.
 
1.2   Rumusan Masalah
            Berkaitan dengan latar belakang di atas, secara umum rumusan masalah ini adalah bagaimana efek dari rokok bagi masyarakat dan sekitarnya. Secara lebih khusus masalah itu dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.   Bagaimana efek yang timbul dari kandungan yang terdapat dari rokok?
b. Bagaimana perokok aktif bisa memberikan konstribusi negatif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya?
c.   Bagaimana penyebab atau faktor - faktor seseorang bisa menjadi perokok?
d.   Bagaimana upaya untuk mencegah seorang menjadi perokok dan upaya untuk menghentikan perokok?


1.3   Tujuan Penelitian
            Sesuai dengan rumusan masalah di atas, secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari rokok bagi masyarakat dan sekitarnya. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.   Untuk mengetahui efek yang timbul dari kandungan yang terdapat dari rokok.
b.  Untuk mengetahui konstribusi negatif yang diberikan perokok negative yang diberikan perokok aktif bagi masyarakat di lingkungan sekitar.
c.   Untuk mengetahui penyebab atau faktor-faktor seseorang bisa menjadi perokok aktif.  
d.   Untuk mengetahui upaya untuk mencegah seseorang menjadi perokok aktif dan upaya untuk menghentikan perokok.

1.4      Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, secara umum manfaat penelitian adalah kita dapat mengetahui efek dari rokok bagi masyarakat dan sekitarnya. Secara khusus manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.   Kita dapat mengetahui efek yang timbul dari kandungan yang terdapat dari rokok.
b.  Kita dapat mengetahui konstribusi negatif yang diberikan perokok negatif yang diberikan perokok aktif bagi masyarakat di lingkungan sekitar.
c.   Kita dapat mengetahui penyebab faktor-faktor seseorang bisa menjadi perokok aktif.  
d.   Kita dapat mengetahui upaya untuk mencegah seseorang menjadi perokok aktif dan upaya untuk menghentikan perokok.

1.5      Tinjauan pustaka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) Merokok adalah mengisap rokok. Rokok Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gulungan tembakau ( kira-kira sebesar kelingking ) yang di bungkus ( daun nipah, kertas, dan sebagainya ). Salah satu bahan berbahaya yang terkandung dalam rokok adalah nikotin. Niktin itu diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinic yang kemudian membaginya kejalur imbalan dan jalur adrenergic. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergenik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergic, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergic pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotonin. Meningkatnya sorotonin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. (Agnes Tinike, Kompas Minggu 5 mei 2002 : 22)
Efek dari tembakau yang terdapat didalam rokok memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya perokok sangatlah rendah pengaruhnya, maka ketergantungan pada rokok tidak begitu dianggap gawat ( Roan, Ilmu kedokteran jiwa, Psikiatri, 1979 : 33 )
Tipe-tipe perokok. Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21 – 30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 – 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31 – 60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.


BAB II
PEMBAHASAN

Pada bab ini, ada beberapa hal yang menarik yang ditemukan dari berbagai sumber yakni (1) efek yang timbul dari kandungan yang terdapat di rokok, (2) dampak rokok bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya, (3) Penyebab seseorang bisa menjadi perokok (4) upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah seorang menjadi seorang perokok dan untuk menghentikan perokok.

2.1 Efek dari Kandungan Rokok
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok atau sering disebut dengan perokok pasif. Rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang diantaranya beracun dan jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu : Tar, Nikotin, Karbon Monoksida, Acetone, Naphtylamine, Methanol, Pyrene, Napthalene, Cadmium, Benzopyrene, Vinyl Chloride, Hydrogen Cyanide, Ammonia, Urethane, Toluene, Arsenic, Dibenzacridine, Butane.

v  Tar
Tar mengandungi sekurang – kurangnya 43 bahan kimia yang berbahaya yang bisa  merusak sel paru – paru dan menyebabkan  kanker. Kebanyakan kematian akibat tabiat merokok berpuncak pada tar. Bahan tar apabila masuk ke dalam  sistem tubuh akan  diubah di hati pada suatu bahan yang dikenali sebagai epoksida.  Epoksida ini juga berbahaya karena melalui tindakan pada DNA yang merupakan unit asas baka sel, sel ini akan mencetuskan pertumbuhan sel yang tidak normal pada organ. Ada beberapa bahan – bahan kimia yang menyebabkan kanker  bagi tubuh yaitu : Naphtylamine ;  Pyrene ; Cadmium, Cadmium biasa dipakai pada accu mobil ; Benzopyrene ; Vinyl Chloride, Vinyl Chloride biasanya  digunakan untuk  bahan plastik ; Urethane ; Dibenzacridine.

v  Nikotin
Nikotin merupakan salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan.
Pengaruh jangka pendek setelah pemakaian yaitu :
-          berkeringat, rasa ingin muntah atau mual
-          tenggorokan gatal
-          pupil mata melebar, nadi menjadi cepat
-          kulit lembap ; napas, baju, dan rambut bau asap tembakau
Pengaruh jangka panjang
pemakaian teratur menyebabkan tekanan darah dan detak jantung meningkat, selera makan berkurang, dan penciuman berkurang.

v  Karbon Monoksida ( CO )
Karbon Monoksida ( CO ) adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh  ekzos kendaraan. Apabila  karbon monoksida memasuki tubuh manusia atapun hewan, maka akan membawa kerusakan pada setiap organ disepanjang laluannya, yaitu bermula dari hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan, paru- paru, saluran penghazaman, saluran darah, jantung, organ pembiakan, hingga ke saluran kencing dan pundi kencing.
Karbon monoksida  ialah gas yang tidak berbau dan tidak berwarna  serta lebih mudah diikat oleh hemoglobin darah dibandingkan dengan oksigen.  Keadaan ini tentu akan menjelaskan bahwa oksigen akan sukar untuk diikat oleh hemoglobin sehingga jantung dan paru – paru terpaksa bekerja dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah.

v  Acetone
Acetone merupakan bahan kimia yang digunakan  untuk menghapus  cat.

v  Methanol
Methanol merupakan bahan kimia yang biasanya digunakan untuk bahan bakar roket.

v  Hydrogen Cyanide
Hydrogen Cyanide adalah racun yang biasanya digunakan  untuk  pelaksanaan hukuman mati.

v  Ammonia
Ammonia yaitu bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan lantai


2.2  Dampak Rokok Bagi Masyarakat dan Lingkungan Sekitarnya
Si perokok bukan saja perlu bertanggung jawab pada diri sendiri tetapi turut bertanggung jawab pada orang yang ada di sekelilingnya akibat dari pada bahaya asap rokok. Asap rokok yang dihirup oleh perokok atau mereka yang berada di sekelilingnya, akan memasuki rongga mulut dan hidung melalui kerongkongan ke paru – paru. Kandungan asap rokok akan menyebabkan berbagai penyakit di mulut, kerongkongan, dan paru – paru. Asap akan melalui saluran pernafasan ke dalam paru – paru dan merusakkan saluran bronkus, yang akan menyebabkan bronkitis yaitu penyakit di bagian paru – paru. Asap rokok juga akan merusak pundi udara dalam paru – paru ( alveoli ) dan menyebabkan  penyakit  emfisima. Asap rokok yang di hirup juga akan melalui saluran penghadaman dan pencernaan, yang akan menyebabkan berbagai penyakit di bagian esofagus, perut, dan pankreas. Racun dalam asap rokok yang larut air akan memasuki sistem saluran darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Bahan nikotin, bukan saja memberi sifat ketagihan, malahan menyebabkan  saluran darah arteri menjadi sempit. Asap rokok juga merusak dinding arteri dan akan menyebabkan simptom kebas pada kaki, jari, migrain, sakit kepala, pedih ulu hati, kekejangan otot kaki serangan jantung dan sebagainya.

2.3 Faktor-faktor penyebab merokok
Faktor-faktor yang menyebabkan seorang menjadi perokok dapat dibagi 2 ( dua ) yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor  itu saling berkaitan satu sama lain.

v  Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri orang tersebut. Faktor internal dibagi menjadi 2 ( dua )  yaitu : Faktor Genetik dan faktor kepribadian.

1. Faktor Genetik
Beberapa studi menyebut faktor genetik sebagai penentu dalam timbulnya perilaku merokok Akan tetapi secara umum, faktor turunan ini kurang berarti bila dibandingkan dengan faktor lingkungan dalam menentukan perilaku merokok yang akan timbul.

2. Faktor Keperibadian 
Banyak peneliti mencoba menetapkan tipe kepribadian perokok. Tetapi studi statistik tak dapat memberi perbedaan yang cukup besar antara pribadi orang yang merokok dan yang tidak. Oleh karena itu tes-tes kepribadian kurang bermanfaat dalam memprediksi apakah seseorang akan menjadi perokok. Lebih bermanfaat adalah pengamatan dan studi observasi dilapangan. Anak-sekolah yang merokok menganggap dirinya seperti orang lain juga memandang dirinya sebagai orang yang kurang sukses dalam pendidikan. Citra ini kebanyakan benar. Siswa yang merokok sering tertinggal dalam pelajaran. Mereka juga lebih mungkin untuk drop-out lebih dini daripada yang tidak merokok, dan lebih membangkang terhadap disiplin, lebih sering bolos dan bersikap bebas dalam hal seks. Mereka agaknya bernafsu sekali untuk cepat berhak seperti orang dewasa. Banyak dari perilaku ini sesuai dengan sifat kepribadian yang berhubungan dengan kebiasaan merokok.

v  Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar. Faktor eksternal dibagi menjadi 3 ( tiga ) yaitu  : Faktor Sosial, Faktor Kejiwaan, dan  Faktor Iklan.

1. Faktor Sosial
Faktor ini terutama menjadi dominan dalam mempengaruhi keputusan untuk memulai merokok dan hanya menjadi faktor sekunder dalam memelihara kelanjutan kebiasaan merokok. Kelas sosial, teladan dan ijin orang tua serta kakak-kakak, jenis sekolah, dan usia dini meninggalkan sekolah semua menjadi faktor yang kuat, tetapi yang paling berpengaruh adalah jumlah teman-teman yang merokok. Pada masa kini, terutama pada wanita muda, pola merokok mereka sudah menyerupai pada laki-laki. Perubahan ini sejalan dengan perubahan peran wanita dan sikap masyarakat terhadap wanita yang merokok.

2. Faktor Kejiwaan
Dua teori yang paling masuk akal adalah bahwa merokok itu adalah suatu kegiatan kompensasi dari kehilangan kenikmatan oral yang dini atau adanya suatu rasa rendah diri yang tak nyata. Ahli lainnya berpendapat bahwa merokok adalah semacam pemuasan kebutuhan oral yang tidak dipenuhi semasa bayi. Teori ini ditunjang dengan pengamatan akan adanya hubungan antara perilaku merokok dengan kebiasaan menggigit kuku, mengunyah permen karet dan kebiasaan makan minum yang berlebihan. Kegiatan ini biasanya dilakukan sebagai pengganti merokok pada mereka yang sedang mencoba berhenti merokok.

3. Faktor Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan, ini membuat para remaja ataupun para masyarakat seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada di dalam iklan tersebut.

2.4 Upaya  pencegahan bahaya rokok
  1. Tingkatkan cukai tembakau, yang terbukti di semua negara bisa meningkatkan pendapatan tanpa merusak kesehatan rakyat.
  2. Turunkan kadar nikotin, serendah-rendahnya. Sebagai contoh, di Korea Selatan, pemerintah mengatur rokok seperti pemerintah Indonesia mengatur Pertamina. Sangat-sangat ketat. Artinya, dimana produksi dan distribusi rokok diatur dengan kebijakan pemerintah. Salah satunya, dengan secara bertahap menurunkan kadar nikotin pada rokok-rokok yang diproduksi di Korea Selatan. Sampai-sampai ada rokok yang kadar nikotinnya 0,01%.
  3. Menaikkan harga rokok, jadikan rokok sebagai barang mahal supaya masyarakat miskin dan anak-anak tidak bisa membeli.
  4. Pemerintah harus berani tidak menggantungkan pemasukkan APBN dari rokok. Artinya para penyelenggara dituntut untuk kreatif mencari sumber-sumber pemasukkan negara tanpa merusak kesehatan generasi muda.

Upaya untuk Menghentikan Perokok aktif yaitu :
1.      Tidak bergaul dengan orang-orang yang merokok.
2.      Tidak meminum sesuatu yang biasa diminum perokok saat merokok.
3.      Melakukan olah raga secukupnya.
4.      Banyak memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.
5.      Pengobatan  kejiwaan (Psychotheraphy) Psychotheraphy   merupakan salah  satu  cara  pengobatan  yang dapat membantu  para perokok menghentikan kebiasaan merokoknya, yaitu dengan cara mengetahui faktor  apa  saja   yang merangsang seseorang untuk merokok dan kemudian   mengambil  tindakannya  atasnya,  atau  dengan  cara mengurangi tindakan  merokok  dan meningkatkan kemampuan melakukan sesuatu tanpa harus menyalakan  sebatang rokok, sebagaimana mungkin juga menimbulkan keengganan merokok  dengan  memberikan setruman listrik bertegangan rendah ketika dia hendak menyalakan sebatang  rokok,  demikian  juga para dokter ahli jiwa melakukan   beberapa   terapi  kejiwaan  kepada  para  perokok  yang dapat mengontrol prilakunya dan kemudian dapat menyembuhkannya.
6.      Mencari altertanif lain selain rokok. Karena  nikotin  merupakan  unsur yang  menyebabkan seseorang perokok menjadi  ketagihan,  maka sesuatu yang  memungkinkan  bagi perokok untuk menghindari rokok dengan mengunyah sejenis permen yang mengandung  nikotin atau  sejenis  benda yang  mirip nikotin reaksinya akan tetapi tidak terus menerus,  atau menggunakan  larutan pencuci mulut atau sejenis tablet yang mengandung unsur   yang   dapat   membantu   para   perokok menghentikan kebiasaannya. Atau dapat juga menggunakan siwak dengan selalu meletakkannya di  mulut sebagai pengganti bagi perokok –secara kejiwaan rokok yang biasa dia hisapnya. Akan  tetapi  semua  cara  tersebut harus dilakukan dibawah pengawasan dokter dan pada umumnya hal ini akan memberikan hasil positif jika diiringi dengan terapi kejiwaan.
7.      Menghentikannya Secara Bertahap. Seorang perokok dapat  menghentikan kegiatan merokoknya dengan bertahap.  Hal  tersebut  dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah konsumsi rokok sebatang atau dua batang setiap harinya. Juga dengan cara menggunakan filter  yang  dapat mengurangi  kadar nikotin. Akan tetapi menghentikannya secara total lebih besar kemungkinan berhasilnya daripada cara bertahap.
8.      Klinik Pemberantasan rokok. Didirikannya sejumlah klinik pemberantasan rokok adalah untuk membantu para   perokok  menghentikan  kebiasaan merokok  dengan  menggunakan cara akupuntur,  China misalnya dilengkapi dengan berbagai metode yang membantu upaya  tersebut seperti  sentuhan  setrum  listrik  yang dapat melahirkan
perasaan  kejiwaan  berupa  reaksi  negatif   bagi perokok terhadap bau dan rasa rokok.  Sumber : Jabir bin Salim Musa dkk, opcit, hal. 168. Keluar dari lingkungan perokok sementara waktu. Sekali  waktu seorang perokok dapat meninggalkan   dunianya yang sunyi dari  rokok,  hal tersebut  dapat dilakukan  dengan mengadakan perjalanan bersama teman-teman yang baik dengan maksud menghindari rokok bersama-sama sambil berusaha mengisi  waktu  yang  luang sebaik-baiknya sehingga tidak timbul kesempatan untuk berkeinginan merokok, dan dengan berusaha berulang kali  untuk  dapat meninggalkannya dalam beberapa hari terus menerus sambil menguatkan   tekad   untuk  menghentikannya  sama sekali  dan menumbuhkan kesadaran  akan  kemampuannya  untuk  itu sehingga  menumbuhkan usaha yang berlipat ganda.
9.      Memperbanyak bergaul dengan orang-orang yang tidak merokok, menghadiri pertemuan-pertemuan dan acara-acara mereka sehingga timbul rasa malu dalam dirinya ( untuk merokok ) dihadapan mereka.
10.  Tidak Putus Asa jika Mengalami Kegagalan. Diketahui  bahwa lebih dari 60% orang yang berusaha untuk menghentikan kegiatan  merokoknya kembali  melakukannya,  akan  tetapi upaya yang terus menerus  serta mempelajari berbagai kelemahan pada akhirnya akan membuahkan keberhasilan.  Orang  yang  memiliki  tekad yang  kuat  adalah  orang yang bersedia  belajar  dari kesalahan-kesalahannya  dan  tidak  mengenal  kata menyerah selamanya.
 

BAB III
PENUTUP

4.1    Simpulan
Dari pembahasan yang telah disampaikan dalam bab terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1.      Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti  merasa lebih jantan. Rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang diantaranya beracun dan jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh.

2.   Rokok tidak hanya berbahaya bagi tubuh yang menghisapnya,tapi juga berbahaya bagi orang yang berada di sekitarnya karna asapnya juga mengandung zat - zat yang berbahaya seperti tar, nikotin, dan karbon monoksida yang memberikan efek negatif bagi yang menghisapnya 
3.      Banyak faktor yang melatarbelakangi seseorang menjadi perokok. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2 yaitu : faktor internal dan faktor eksternal
4.      Banyaknya jumlah perokok di indonesia menyebabkan diperlukanya upaya-upaya untuk mencegah seseorang menjadi perokok dan upaya untuk menghentikan perilaku kebiasaan merokok.


4.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, berikut ini disampaikan beberapa saran atau pesan.
1.      Sebagai penerus bangsa hendaknya kita memakai akal sehat untuk membuat keputusan jangan meniru suatu hal yang belum tentu benar misalnya meniru orang tua yang sedang merokok
2.      iklan-iklan merokok sebenarya menjerumuskan orang. Sebaiknya kita mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
3.      kita juga tidak harus ikut merokok hanya karna kebanyakan orang yang ada di sekitar lingkungan kita memiliki kebiasaan merokok
4.      perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja dari diri kita sendiri tapi juga oleh orang lain


DAFTAR PUSTAKA

Evan, Sinly Putra. 2008. Rokok. Lampung : Internet
Mu’tadin, Zainun. 2002. Remaja dan Rokok. Jakarta : Internet