BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hidupnya, organisme memerlukan makanan dan oksigen untuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan, oksigen, hasil metabolisme dan sisanya diangkut dan diedarkan di dalam tubuh melalui sistem peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan. Untuk lebih memahami tentang meabolisme darah maka dalam paper ini akan dijabarkan mulai dari komposisi darah itu sendiri, fungsi dari masing-masing komponen darah, antikoagulan, pemeriksaan sel darah, pemeriksaan plasma darah, dan macam-macam golongan darah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat diambil yaitu :
a. Bagaimanakah komposisi dari sel darah?
b. Bagaimanakah fungsi masing-masing sel darah tersebut?
c. Apakah yang dimaksud dengan antikoagulan?
d. Bagaimanakah proses dan apa sajakah yang diperlukan dalam pemeriksaan sel darah dan plasma darah?
e. Bagaimanakah golongan darah itu?
1.3 Tujuan
Tujuan yang dapat penulis ambil dari pembuatan paper ini yaitu untuk dapat mengetahui tentang komposisi dari sel darah, fungsi sel darah, antikoagulan, pemeriksaan sel darah dan plasma darah dan yang terakhir untuk dapat mengetahui tentang golongan darah.
1.4 Manfaat
Setelah pembuatan paper ini diharakan penulis maupun pembaca bisa mengerti dan lebih memahami tentang komposisi dari sel darah, fungsi sel darah, antikoagulan, pemeriksaan sel darah dan plasma darah dan yang terakhir untuk dapat mengetahui tentang golongan darah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komposisi Darah
Komposisi darah dapat diperoreh dengan cara memutar darah dalam suatu tabung dengan kecepatan tinggi. Proses pemutaran darah tersebut disenut dengan sentrifugasi. Dari hasil sentrifugasi, darah akan terpisah menjadi 2 bagian, yaitu bagian bawah yang padat dan bagian atas yang berupa cairan. Cairan pada bagian atas adalah plasma darah (55%), sedangkan bagian bawah terdapat sel-sel darah (45%)
a. Plasma darah
Plasma darah mengisi sekitar 55%dari total volume darah.salah satu fungsi darah yaitu mengatur osmosis darah di dalam tubuh. Pada manusia, plasma darah di susun atas air (90%) dan bahan-bahan terlarut (10%). Komposisi plasma darah yaitu air, protein (albumin, globulin (alfa, beta, gama), protein penggumpal darah (fibrinogen dan protrombin), garam-garam atau ion-ion (natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, dan bikarbonat), nutrien (seperti glukosa, asam amino, asam lemah), hormon, karbondiogsida, dan sampah nitrogen.
b. Sel-sel darah
Terdapat sekitar 45% sel-sel darah di dalam darah. Sel-sel darah tersusun atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keeping darah (trombosit).
1) Sel darah merah (eritrosis)
Sel darah merah berbentuk piringan pipih yang menyerupai donat. 45% darah tersusun atas sel darah merah yang dihasilkan di sumsum tulang. Dalam setiap 1 cm3 darah terdapat 5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang diproduksi setiap hari mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120 hari. Semakin tua semakin rapuh, kehilangan bentuk, dan ukurannya menyusut menjadi sepertiga ukuran mula-mula.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi. Warnanya yang merah cerah disebabkan oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbon dioksida.
Sel darah merah yang tua akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang tua dihancurkan oleh limpa dan yang lolos dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Persediaan sel darah merah di dalam tubuh diperbarui setiap empat bulan sekali.
2) Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih jauh lebih besar daripada sel darah merah. Jumlahnya dalam setiap 1 cm3 darah adalah 4.000 sampai 10.000 sel. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak di dalam aliran darah, membuatnya dapat melaksanakan tugas sebagai sistem ketahanan tubuh.
Sel darah putih adalah bagian dari sistem ketahanan tubuh yang terpenting. Sel darah putih yang terbanyak adalah neutrofil (± 60%). Tugasnya adalah memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula-mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk menghancurkan dan mencegah bakteri berkembang biak.
Sel darah putih mengandung ± 5% eosinofil. Fungsinya adalah memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia saat pertempuran, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak.
Basofil, yang menyususn 1% sel darah putih, melepaskan zat untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah di dalam pembuluhnya.
20-30% kandungan sel darah putih adalah limfosit. Tugasnya adalah menghasilkan antibodi, suatu protein yang membantu tubuh memerangi penyakit.
Monosit bertugas mengepung bakteri. Kira-kira ada 5 sampai 10% di dalam sel darah putih.
Tubuh mengatur banyaknya sel darah putih yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. Jika kita kehilangan darah, tubuh akan segera membentuk sel-sel darah untuk menggantinya. Jika kita mengalami infeksi, maka tubuh akan membentuk lebih banyak sel darah putih untuk memeranginya.
3) Keping darah (trombosit)
Trombombosit atau keeping darah pembahasan Trombosit merupakan pembahasan Trombosit fragmen-fragmen kecil sel rata-rata diameternya 2-4 mikro meter. Berfungsi penting dalam membantu mekanisme pembekuan darah. Keping-keping darah ini dibentuk di dalam sumsum merah tulang mungkin dengan fragmentasi berbagai sel besar yang dikenal sebagai megakaryosit. Jangka hidupnya antara 5-9 hari. Megakaryosit berkembang dalam sumsum tulang dari sel batang hemasitoblas. Megakaryiosit adalah sel-sel besar dengan diameter mencapai 80 mikro meter, yang dapat pecah menjadi beberapa keeping. Fragmentasi ini akibat dari beberapa invaginasi membrane sel yang memecah sel besar menjadi bagian-bagian kecil. Bila bagian-bagian itu memisah, masing-masing adalah keeping darah baru. Keping darah hanya berumur pendek, kira-kira 10 hari, sebab keeping darah dipergunakan dalam pembekuan darah dan sangat mudah mengadakan aktivitas metabolik.
Pembekuan Darah, Bila suatu pembuluh darah rusak (luka), darah bersentuhan dengan serabut-serabut kolagen dalam dinding pembuluh darah. Keping darah melekat pada kolagen, semakin lama semakin banyak. Kurang dari satu menit, keping darah menutup daerah yang rusak tadi. Selanjutnya, terjadilah proses pembekuan darah. Trombin muncul dan mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Molekul-molekul fibrin berpolimerisasi membentuk benang-kuat tak larut yang membantu dan memperkuat penumpukan keping darah.
2.2 Fungsi darah
Fungsi darah dalam tubuh manusia yaitu :
1. mengangkut zat makanan serta mengangkut zat metabolisme juga,
2. mengedarkan hormon kedalam seluruh lapisan tubuh manusia
3. menjaga suhu tubuh agar tetap stabil,
4. melakukan pembekuan darah yang mana tu kan diperlukan,
5. membunuh kuman-kuman penyakit penyebab terjadinya infeksi.
a. Plasma Darah.
Plasma darah dalam tubuh manusia merupakn zat anti bodi bagi manusia. Plasma darah juga punya ciri umum yaitu plasma darah merupakan cairan darah yang punya warna merah kekuningan. Karena Plasma darah ini tersusun dari 90%air dan protein terlarut (albumin,globumin, dan fibrinogen). Apabila plasma darah diambil fibrinogennya maka yang akan tersisa adalah suatu cairan yang berwarna kuning yang biasa dinamakan serum (di dalam serum terdapat zat antibodi).
b. Sel Darah Merah (Eritrosit).
Bentuk sel darah merah itu bentuknya bulat, bikonkaf, tidak berinti, dinding elastis, serta fleksibel. Sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang bisa menyebabkan darah ini berwarna merah. Hemoglobin ini mempunyai fungsi yaitu untuk mengikat oksigen serta mengedarkannya ke dalam seluruh lapisan sel tubuh manusia. Sel darah merah ini dibentuk pada sumsum tulang merah yang letaknya di dalam tulang pipih dan tulang pendek. Sel darah merah hanya dapat hidup selama 120 hari.
c. Sel Darah Putih (Leukosit).
Selain sel darah merah, dalam manusia juga terdapat sel darah putih (leukosit). Leukosit atau sel darah putih berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit yang menyerang tubuh dengan cara memakan kuman-kuman penyakit (fagosit). Lekosit memiliki ciri-ciri yaitu : tak berwarna (bening), bentuk tidak tetap, berinti, serta mempunyai ukuran lebih besar dari pada sel darah merah. Berdasarkan bentuknya,sel darah putih atau leukosit terbagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut :
1) Neutrofil punya fungsi yaitu sebagai fagositosis serta memiliki bintik kebiruan.
2) Eosinofil mempunyai bintik berwarna merah.
3) Basofil mempunyai granula berwarna biru.
4) Monosit memilki inti sel yang besar serta berbentuk bulat atau bulat panjang.
5) Limfosit memiliki inti dengan bentuk hampir bundar.
d. Trombosit (Keping darah).
Keping darah mempunyai ukuran yang paling kecil dengan yang lainya, bentuknya pun tidak teratur, serta tidak memiliki inti sel. Trombosit dibuatnya di dalam sumsum merah pada tulang pipih dan tulang pendek. Trombosit (keping darah) berfungsi untuk pembekuan darah. Pembekuan darah ini terjadi jika pada saluran darah terjadi sobek atau luka sehingga darah berhenti mengalir keluar dari saluran darah.
2.3 Antikoagulan
Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan. Jika tes membutuhkan darah atau plasma, spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan. Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen untuk mencegah pembentukan microclot. Pencampuran yang lembut sangat penting untuk mencegah hemolisis. Ada berbagai jenis antikoagulan, masing-masing digunakan dalam jenis pemeriksaan tertentu.
a. EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2 )
Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium), mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb.
K2EDTA biasanya digunakan dengan konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml darah. Penggunaannya harus tepat. Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan, eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami disintegrasi. Setelah darah dimasukkan ke dalam tabung, segera lakukan pencampuran/homogenisasi dengan cara membolak-balikkan tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan darah.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA (K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk cair. Dari ketiga jenis EDTA tersebut, K2EDTA adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International Council for Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards Institute).
Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara (vacutainer tube) dengan tutup lavender (purple) atau pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.
b. Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 • 2H2O )
Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium. Trisodium sitrat dihidrat 3.2% buffered natrium sitrat (109 mmol/L) direkomendasikan untuk pengujian koagulasi dan agregasi trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian citrate + 9 bagian darah. Secara komersial, tabung sitrat dapat dijumpai dalam bentuk tabung hampa udara dengan tutup berwarna biru terang.
Spesimen harus segera dicampur segera setelah pengambilan untuk mencegah aktivasi proses koagulasi dan pembentukan bekuan darah yang menyebabkan hasil tidak valid. Pencampuran dilakukan dengan membolak-balikkan tabung sebanyak 4-5 kali secara lembut, karena pencampuran yang terlalu kuat dan berkali-kali (lebih dari 5 kali) dapat mengaktifkan penggumpalan platelet dan mempersingkat waktu pembekuan.
Darah sitrat harus segera dicentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm dan dianalisa maksimal 2 jam setelah sampling.
Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau KED/LED cara Westergreen. Penggunaannya adalah 1 bagian sitrat + 4 bagian darah.
c. Heparin
Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen. Ada tiga macam heparin : ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin. Dari ketiga macam heparin tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.
Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur sel, OFT (osmotic fragility test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah : 15IU/mL ± 2.5IU/mL atau 0.1 – 0.2 mg/ml darah. Heparin tidak dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan latar belakang biru.
Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi 6 kali dan dicentrifuge 1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian plasma siap dianalisa. Darah heparin harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam setelah sampling.
d. Oksalat
· Natrium Oksalat (Na2C2O4)
Natrium oksalat bekerja dengan cara mengikat kalsium. Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9 bagian darah. Biasanya digunakan untuk pembuatan adsorbi plasma dalam pemeriksaan hemostasis.
· Kalium Oksalat NaF
Kombinasi ini digunakan pada pemeriksaan glukosa. Kalium oksalat berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF berfungsi sebagai antiglikolisis dengan cara menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate dan urease sehingga kadar glukosa darah stabil.
2.4 Pemeriksaan sel darah, plasma darah
Salah satu pemeriksaan yang sering dilakukan di rumah sakit maupun laboratorium adalah cek darah lengkap (complete blood count (CBC)).
Pemeriksaan darah lengkap mampu mendeteksi berbagai macam gangguan yang bermanifestasi di dalam darah, oleh karena itu pemeriksaan ini biasanya menjadi rangkaian pemeriksaan awal saat pasien berobat di rumah sakit. Selain sebagai pemeriksaan awal, hitung darah lengkap juga kerap dilakukan pada pemeriksaan rutin atau medical check-up.
Banyak gangguan yang dapat dideteksi melalui cek darah lengkap, antara lain adalah anemia, berbagai macam penyakit infeksi, leukemia, dll. Jika pada hitung darah lengkap ditemukan gangguan, biasanya dilakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan yang spesifik terhadap gangguan tersebut.
Pada hitung darah lengkap, dilakukan pemeriksaan terhadap beberapa komponen darah, yaitu :
1. Sel darah merah, yaitu sel yang berfungsi membawa oksigen.
2. Sel darah putih, berguna sebagai pertahanan tubuh dalam melawan kuman penyebab infeksi.
3. Hemoglobin, protein yang dikandung sel darah merah, yang mampu mengikat oksigen.
4. Hematokrit, perbandingan (dalam persen) antara sel darah merah dan jumlah plasma darah.
5. Trombosit, yaitu sel yang membantu penggumpalan darah jika terjadi perdarahan.
Nilai rujukan hitung darah lengkap disajikan berikut ini. Perlu diingat bahwa setiap pusat layanan kesehatan atau laboratorium, mempunyai nilai rujukan yang sedikit berbeda. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan untuk pemeriksaan.
1. Hitung sel darah merah : pria (4,7 - 6,1 juta sel/mikroliter); wanita (4,2 - 5,4 juta sel/mikroliter).
2. Hitung sel darah putih : 4.000-10.000 sel/mikroliter.
3. Hemoglobin : pria (13,8 - 17,2 mg/dL); wanita (12,1 - 15,1 mg/dL).
4. Hematokrit : pria (40,7% - 50,3%); wanita (36,1% - 44,3%).
5. Hitung trombosit : 150.000 - 400.000 trombosit/mikroliter.
2.5 Jenis golongan darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
· Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
· Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
· Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
· Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Tabel pewarisan golongan darah kepada anak
IBU / AYAH
|
O
|
A
|
B
|
AB
|
O
|
O
|
O,A
|
O,B
|
A,B
|
A
|
O,A
|
O,A
|
O,A,B,AB
|
A,B,AB
|
B
|
O,B
|
O,A,B,AB
|
O,B
|
A,B,AB
|
AB
|
A,B
|
A,B,AB
|
A,B,AB
|
A,B,AB
|
Rhesus
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh- dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.
Golongan darah lainnya
· Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN. Berguna untuk tes kesuburan.
· Sistem Lutherans yang mendeskripsikan satu set 21 antigen.
· Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH.
Kecocokan golongan darah
Tabel kecocokan RBC | |
Gol. darah resipien | Donor harus |
AB+ | Golongan darah manapun |
AB- | O- A- B- AB- |
A+ | O- O+ A- A+ |
A- | O- A- |
B+ | O- O+ B- B+ |
B- | O- B- |
O+ | O- O+ |
O- | O- |
Tabel kecocokan plasma
Resipien | Donor harus |
AB | AB manapun |
A | A atau AB manapun |
B | B atau AB manapun |
O | O, A, B atau AB manapun |
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan yaitu :
ü Darah akan terpisah menjadi 2 bagian, yaitu cairan pada bagian atas adalah plasma darah (55%), sedangkan bagian bawah terdapat sel-sel darah(eritrosit, leukosit, trombosit) 45%.
ü Fungsi darah dalam tubuh manusia yaitu : mengangkut zat makanan serta mengangkut zat metabolisme, mengedarkan hormon kedalam seluruh lapisan tubuh manusia, menjaga suhu tubuh agar tetap stabil, melakukan pembekuan darah yang mana tu kan diperlukan, membunuh kuman-kuman penyakit penyebab terjadinya infeksi.
ü Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan.
ü Pemeriksaan darah lengkap mampu mendeteksi berbagai macam gangguan yang bermanifestasi di dalam darah.
ü Jenis golongan darah ada 4 yaitu : A, B, AB, O
3.2 Saran
Untuk mendapat atau memperoleh materi yang lebih lengkap dari pembahasan yang telah penulis buat, maka disarankan kepada pembaca untuk lebih banyak mencari dan membaca literature mengenai pembahasan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, Rikky dkk. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta : PT Setia Purna
http://udayatimade.blogspot.com/2011/05/metabolisme-darah.html
http://udayatimade.blogspot.com/2011/05/metabolisme-darah.html
Schwartz, Seymour I. 2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
Stringer, Janet L. 2008. Konsep Dasar Farmakologi. Edisi 3. EGC : Jakarta