13 May 2012

Konsep Indeks Kesehatan


A.    INDEKS KESEHATAN

Untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat dibutuhkan suatu ukuran yang dapat digunakan sebagai indicator untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat. Indeks kesehatan yang dapat digunakan banyak sekali, tetapi yang akan dibahas hanya indeks yang banyak digunakan dalam epidemiologi yaitu :
1.      Indeks Fertilitas
2.      Indeks Morbiditas
3.      Indeks Mortalitas

 

1.      INDEKS MORBIDITAS

Morbiditas adalah derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan dari suatu kondisi sakit, biasanya dinyatakan dalam angka prevalensi atau insidensi yang umum.
Ø  Angka Morbiditas
Angka morbiditas ialah jumlah penderita yang dicatat selam satu tahun per konstanta (k) penduduk  pertengahan tahun pada tahun yang sama dengan rumus :

     Jmlh penderita yg dicatat selama satu tahun
Angka Morbiditas  =                                                                                x K
          Jmlh penduduk pd pertengahan tahun yg sama


Angka ini dapat digunakan untuk :
                  menggambarkan keadaan kesehatan secara umum
                  mengetahui keberhasilan program pemberantasan penyakit
                  mengetahui keadaan sanitasi lingkungan
                  memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatan.

2.      INDEKS MORTALITAS
Angka kematian dan kesakitan merupakan indeks kesehatan yang penting dalam mempelajari epidemiologi untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Cara penyajian penyebab kematian dalam akte kematian sangat penting. Penyebab kematian yang dicantumkan dalam akte kematian adalah semua penyakit, cedera, dan kondisi sakit yang mengakibatkan atau berkontribusi dalam kematian. Keadaan yang berkaitan dengan kecelakaan atau tindak kejahatan yang mengakibatkan kematian juga dicatat.

Ø  Tiga tingkatan rate (penggunaan umum)
1.      Crude Rate
Crude Rate didasarkan pada jumlah pengalaman atau peristiwa yang terjadi dalam populasi pada periode waktu tertentu. Crude Rate tidak dinyatakan dalam persentase, tetapi sebagai rate per ratusan populasi. Besar populasi atau kelompok yang digunakan untuk perbandingan biasanya menentukan angka mana yang akan dipilih sebagai perbandingan dan harus mencerminkan besar  populasi tersebut. Crude Rate adalah rangkuman angka dan dikembangkan hanya dari data minimum dan informasi yang terbatas serta baik untuk perbandingan satu Negara dengan yang lainnya. Crude Rate mempunyai beberapa kelemahan, antara lain perhitungan ini mengabaikan informasi yangdiperoleh dari subkelompok dan kejadian khusus, dan juga tidak dapat memperlihatkan perbedaan yang ditemukan di dalam atau diantara sub kelompok.

2.      Adjusted Rate
Adjusted Rate menggunakan perhitungan dan transformasi matematika untuk mendapatkan perbandingan dalam dan di antara populasi yang memiliki karakteristik atau sifat yang mungkin berbeda atau yang mungkin memengaruhi risiko terhadap cidera, penyakit, ketidakmampuan, dan kematian.


3.      Specific Rate
Specific Rate memberikan informasi rinci dalam bentuk rate menurut usia, agama, ras, jenis kelamin, dan lain-lain. Penyebut untuk Spesifec Rate menggunakan populasi atau subkelompok spesifik untuk area geografis tertentu dan juga periode tertentu.

Ø  Standardisasi Angka Kematian Kasar 
Angka kematian kasar banyak digunakan sebagai salah satu indeks kesehatan karena perhitungannya yang mudah dibandingkan dengan angka kematian yang lain, tetapi bila digunakan untuk membandingkan derajat kesehatan dengan daerah lain hendaknya diperhatikan bahwa angka kematiankasar dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin dan karenanya harus dilakukan standardisasi. Hal ini disebabkan angka kematian yang tinggi di suatu daerah belum tentu mempunyai derajat kesehatan yang lebih rendah dibandingkan dengan dengan daerah lain dengan angka kematian kasar yang lebih rendah.

Ø  Standardisasi Langsung
Standardisasi langsung adalah angka kematian menurut golongan umur kedua populasi yang akandibandingkan dan diterapkan pada populasi standar berdasarkan distribusi menurut golongan umur. Dengan demikian, jumlah kematian yang diharapkan terjadi bila kedua populasi mempunyai distribusimenurut golongan umur seperti populasi standard an angka kematian kedua populasi dapat dihitung dandibandingkan. Dengan cara demikian, kesalahan yang disebabkan adanya perbedaan distribusi menurut golongan umur dapat dihindarkan dan kesimpulan yang dibuat tidak bias. Angka kematian pada kedua populasi bukanlah angka kematian yang nyata. Oleh karena itu, angka ini hanya berarti bila digunakanuntuk membandingkan.

Ø  Standardisasi Tidak Langsung
Untuk mengitung angka kematian kasar dengan standardisasi langsung dibutuhkan angkakematian menurut golongan umur dari populasi yang akan dibandingkan.Bila pada populasi yang akandibandingkan tidak terdapat angka kematian menurut gil umur dan yang ada hanya distribusi penduduk menurut gol umur dan angka kematian kasar, perhitungan dengan menggunakan standardisasi langsungtidak dapat dilakukan.Dengan demikian standardisasi tidak langsung digunakan pada angka kematianmenurut golongan umur populasi standar dan jumlah kematian yang diharapkan terjadi bila kedua populasi mempunyai angka kematian menurut golongan umur seperti populasi standar yang dapatdihitung.

Ø  Penentuan Populasi Standar 
Populasi yang dapat dijadikan sebagai populasi standar adalah :
    1. Populasi sembarang yang tidak berbeda jauh dengan keadaan yang sesungguhnya
    2. Populasi hasil sensus terakhir 
    3. Salah satu populasi yang akan dibandingkan

Ø  Kematian Kasar Rata-rata
Besarnya angka kematian kasar suatu daerah selalu berubah setiap tahun karena dipengaruhi oleh jumlah kelahiran dan kematian yang mengakibatkan perubahan jumlah penduduk. Dengan kondisi tersebut, perhitungan angka kematian kasar yang hanya dilakukan untuk satu tahun kurang dapatmenggambarkan keadaan yang sebenarnya karena tidak stabil

Ø  Ukuran Mortalitas
1.      CDR ( Crude Death Rate / Angka Kematian Kasar )
Rumus :

                                    Σ kematian
CDR    =                                                               x K
Σ penduduk pertengahan tahun


2.      ASDR (Age Spesific Deat Rate) / Angka kematian menurut umur.
Rumus :

                                 Σ kematian umur tertentu dalam 1 tahun
           ASDR =                                                                        x K
                                             Σ penduduk umur tertentu

3.      CSDR (Causa Spesific Death Rate) / Angka kematian menurut penyebab tertentu.
Rumus :
                               Σ kematian karena sebab tertentu
           CSDR =                                                              x K
                              Σ penduduk pada tahun yang sama


4.      MMR (Maternal Mortality Rate)
Rumus :

                             Σ kematian ibu karena nifas / hamil / persalinan
MMR =                                                                                  x K
                                                Σ kelahiran hidup


5.      IMR (Infant Mortality  Rate) / angka kematian bayi.
Rumus :

                           Σ kematian 0-12 bulan
 IMR =                                              x  K
                                Σ kelahiran hidup


Catatan :
Indicator derajat kesehatan
-          Umur harapan hidup meningkat
-          IMR / AKB bayi (0-1 tahun)
Asi eksekutif (0-6 bulan)
-          MMR (Maternal Mortality Rate) / angka kematian ibu

6.      Neunatal Mortality Rate
                                                Σ kematian 0-1 bulan
                                         =                                           x K
                                                   Σ kelahiran hidup



3.      INDEKS FERTILITAS

A.    Fertilitas
Kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil oleh dan melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu menghamilinya.

B.     Infertilitas
Kemampuan reproduksi terganggu, artinya meski pun dapat terjadi pembuahan, tetapi kehamilan yang terjadi terganggu dalam perjalanannya dan berakhir dengan keguguran atau lahirnya bayi yang mati.

C.    Pasangan infertil
Pasangan suami-istri yang meski dengan sanggama teratur tanpa pemakaian kontrasepsi, dalam masa 12 bulan berturut-turut tak menghasilkan kehamilan dan/atau melahirkan bayi hidup.

D.    Ukuran Fertilitas
1.      CBR (Crude Birth Rate) / Angka fertilitas kasar.
-          Kebaikan          : Perhitungan sederhana karena hanya memerlukan jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk.
-          Kelemahan        : Tidak memisahkan penduduk laki-laki dan wanita serta umur.
-          Rumus :
                  Σ kelahiran 1 tahun
CBR =                                                           x K
 Σ penduduk pertengahan tahun

Angka kelahiran ini disebut “kasar” karena sebagai penyebut digunakan jumlah penduduk yang berarti termasuk penduduk yang tidak mempunyai peluang untuk melahirkan diikutsertakan, seperti anak-anak, laki-laki, dan wanita lanjut usia. Angka ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas secara umum dalam waktu singkat. Tetapi kurang sensitive untuk membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah dan mengukur perubahan fertilitas karena perubahan pada tingkat kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk.

2.    Angka Fertilitas Menurut Golongan Umur ( Age Specific Fertility Rate)
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama.
Angka fertilitas menurut golongan umur dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan angka kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama sehingga gambaran kelahiran menjadi lebih teliti. Perhitungan angka fertilitas menurut golongan umur  biasanya dilakukan dengan interval 5 tahun hingga bila wanita dianggap berusia subur terletak antara umur 15-49 tahun, akan diperoleh sebanyak 7 golongan umur. Dengan demikian dapat disusun menjadi distribusi frekuensi pada setiap golongan umur.

3.    Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate )
Angka fertilitas total adalah jumlah angka menurut golongan umur yang dicatat selama satu tahun.Angka fertilitas total = jumlah angka fertilitas menurut golongan umur x k  Bila konstanta k = 1 maka angka yang dihasilkan menunjukan rata-rata jumlah anak yangdilahirkan oleh setiap ibu selama masa subur.Bila interval golongan umur sama dengan 5 angka fertilitas total sama dengan angka fertilitasmenurut golongan umur x 5Kelemahan pada perhitungan AFT ialah pada AFT dianggap semua wanita selama masa subur tidak ada yang meninggal dan semuanya menikah dan mempunyai anak dengan pola sepertiASFR. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan.

4.      GFR ( General fertility Rate ) / Angka kelahiran umum
Kebaikan      : Lebih cermat karena memasukkan usia wanita 15 - 49 tahun / 15 -  44 tahun
Kelemahan   : Tidak membedakan resiko melahirkan dari kelompok umur (dianggap melahirkan 40 tahun = 20 tahun)
Rumus :
                  Σ kelahiran 1 thn
GFR =                                                                            x K
  Σ penduduk wanita 15-49 thn / 15-44 thn


5.      CWR ( Child Woman Ratio )
Rumus          :
                                                     Σ balita 0-4 thn
CWR =                                                     x K
   Σ wanita 15-44 thn / 15-49 thn


6.      ASFR ( Age Sfecific Fertility Rate ) / Angka kelahiran menurut kelompok umur.
Kebaikan : ukuran lebih cepat
Rumus :        
                               Σ kelahiran dalam kelompok umur tertentu selama 1 tahun
                  ASFR =                                                                                                        x K
                                 Σ wanita kelompok umur tertentu pada pertengahan tahun


7.      BOSFR ( Birt Order Spesific Fertitity Rate ) / Angka fertilitas menurut urutan kelahiran
Rumus :   
                               Σ bayi yang dilahirkan pada urutan
          BOSFR =                                                                  x K
                               Σ wanita 15-44 tahun / 15-49 tahun










Adnani, Hariza. 2010. Prinsip Dasar Epidemologi. Jogjakarta : Noha Medika
Budiarto, Eko, Dewi Anggraini. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : EGC ; 2002.