A. INDEKS KESEHATAN
Untuk
menilai kondisi kesehatan masyarakat dibutuhkan suatu ukuran yang dapat
digunakan sebagai indicator untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat. Indeks
kesehatan yang dapat digunakan banyak sekali, tetapi yang akan dibahas
hanya indeks yang banyak digunakan dalam epidemiologi yaitu :
1.
Indeks
Fertilitas
2.
Indeks
Morbiditas
3.
Indeks
Mortalitas
1. INDEKS MORBIDITAS
Morbiditas
adalah derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi morbiditas
juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan dari suatu kondisi sakit, biasanya dinyatakan dalam angka prevalensi
atau insidensi yang umum.
Ø Angka Morbiditas
Angka
morbiditas ialah jumlah penderita yang dicatat selam satu tahun per konstanta
(k) penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama dengan rumus :
Jmlh penderita yg dicatat selama satu tahun
Angka
Morbiditas = x K
Jmlh penduduk pd pertengahan tahun yg sama
Angka ini dapat digunakan untuk :
•
menggambarkan keadaan kesehatan secara umum
•
mengetahui keberhasilan program pemberantasan penyakit
•
mengetahui keadaan sanitasi lingkungan
•
memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan
kesehatan.
2.
INDEKS
MORTALITAS
Angka
kematian dan kesakitan merupakan indeks kesehatan yang penting dalam
mempelajari epidemiologi untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Cara
penyajian penyebab kematian dalam akte kematian sangat penting. Penyebab
kematian yang dicantumkan dalam akte kematian adalah semua penyakit,
cedera, dan kondisi sakit yang mengakibatkan atau
berkontribusi dalam kematian. Keadaan yang berkaitan dengan kecelakaan atau
tindak kejahatan yang mengakibatkan kematian juga
dicatat.
Ø Tiga tingkatan rate (penggunaan umum)
1.
Crude Rate
Crude
Rate didasarkan pada jumlah pengalaman atau peristiwa yang terjadi dalam
populasi pada periode waktu tertentu.
Crude Rate tidak dinyatakan dalam persentase, tetapi sebagai rate per ratusan
populasi. Besar populasi atau kelompok yang digunakan untuk perbandingan
biasanya menentukan angka mana yang akan dipilih sebagai perbandingan
dan harus mencerminkan besar populasi tersebut. Crude Rate adalah rangkuman angka
dan dikembangkan hanya dari data minimum dan informasi yang terbatas
serta baik untuk perbandingan satu Negara dengan yang lainnya. Crude Rate mempunyai beberapa kelemahan, antara lain perhitungan
ini mengabaikan informasi yangdiperoleh dari subkelompok dan kejadian khusus,
dan juga tidak dapat memperlihatkan perbedaan yang ditemukan di dalam atau diantara sub kelompok.
2. Adjusted Rate
Adjusted Rate menggunakan perhitungan dan transformasi
matematika untuk mendapatkan perbandingan dalam dan di antara populasi yang memiliki
karakteristik atau sifat yang mungkin berbeda atau yang mungkin
memengaruhi risiko terhadap cidera, penyakit, ketidakmampuan, dan kematian.
3.
Specific Rate
Specific Rate memberikan informasi rinci dalam bentuk
rate menurut usia, agama, ras, jenis kelamin, dan lain-lain. Penyebut untuk Spesifec Rate
menggunakan populasi atau subkelompok spesifik untuk area geografis
tertentu dan juga periode tertentu.
Ø Standardisasi Angka Kematian Kasar
Angka
kematian kasar banyak digunakan sebagai salah satu indeks kesehatan
karena perhitungannya yang mudah dibandingkan dengan angka kematian yang
lain, tetapi bila digunakan untuk membandingkan derajat kesehatan dengan
daerah lain hendaknya diperhatikan bahwa angka kematiankasar dipengaruhi oleh
umur dan jenis kelamin dan karenanya harus dilakukan standardisasi. Hal ini disebabkan angka kematian yang
tinggi di suatu daerah belum tentu mempunyai derajat kesehatan yang lebih rendah dibandingkan dengan
dengan daerah lain dengan angka kematian kasar yang lebih rendah.
Ø Standardisasi Langsung
Standardisasi
langsung adalah angka kematian menurut golongan umur kedua populasi yang
akandibandingkan dan diterapkan pada populasi standar berdasarkan distribusi
menurut golongan umur. Dengan demikian, jumlah kematian yang diharapkan terjadi
bila kedua populasi mempunyai distribusimenurut golongan umur seperti populasi
standard an angka kematian kedua populasi dapat dihitung dandibandingkan. Dengan cara demikian, kesalahan yang
disebabkan adanya perbedaan distribusi menurut golongan umur dapat dihindarkan dan
kesimpulan yang dibuat tidak bias. Angka kematian pada kedua populasi
bukanlah angka kematian yang nyata. Oleh karena itu, angka ini hanya berarti
bila digunakanuntuk membandingkan.
Ø Standardisasi Tidak Langsung
Untuk
mengitung angka kematian kasar dengan standardisasi langsung dibutuhkan
angkakematian menurut golongan umur dari populasi yang akan dibandingkan.Bila
pada populasi yang akandibandingkan tidak terdapat angka kematian menurut gil
umur dan yang ada hanya distribusi penduduk menurut gol umur dan angka
kematian kasar, perhitungan dengan menggunakan standardisasi langsungtidak
dapat dilakukan.Dengan demikian standardisasi tidak langsung digunakan pada
angka kematianmenurut golongan umur populasi standar dan jumlah kematian yang
diharapkan terjadi bila kedua populasi mempunyai angka kematian menurut
golongan umur seperti populasi standar yang dapatdihitung.
Ø Penentuan Populasi Standar
Populasi yang dapat dijadikan
sebagai populasi standar adalah :
- Populasi sembarang yang tidak berbeda jauh dengan keadaan yang sesungguhnya
- Populasi hasil sensus terakhir
- Salah satu populasi yang akan dibandingkan
Ø Kematian Kasar Rata-rata
Besarnya
angka kematian kasar suatu daerah selalu berubah setiap tahun karena
dipengaruhi oleh jumlah kelahiran dan kematian yang mengakibatkan
perubahan jumlah penduduk. Dengan kondisi tersebut, perhitungan angka kematian
kasar yang hanya dilakukan untuk satu tahun kurang dapatmenggambarkan keadaan
yang sebenarnya karena tidak stabil
Ø Ukuran Mortalitas
1.
CDR ( Crude Death Rate / Angka
Kematian Kasar )
Rumus :
Σ kematian
CDR =
x K
Σ penduduk pertengahan tahun
2.
ASDR (Age Spesific Deat Rate) /
Angka kematian menurut umur.
Rumus :
Σ kematian
umur tertentu dalam 1 tahun
ASDR = x K
Σ
penduduk umur tertentu
3.
CSDR (Causa Spesific Death Rate) /
Angka kematian menurut penyebab tertentu.
Rumus :
Σ kematian karena sebab tertentu
CSDR = x K
Σ penduduk pada tahun yang sama
4.
MMR (Maternal Mortality Rate)
Rumus :
Σ kematian ibu karena nifas / hamil
/ persalinan
MMR
=
x K
Σ kelahiran hidup
5.
IMR (Infant Mortality Rate) / angka kematian bayi.
Rumus :
Σ kematian 0-12 bulan
IMR = x K
Σ kelahiran hidup
Catatan :
Indicator derajat kesehatan
-
Umur harapan hidup meningkat
-
IMR / AKB bayi (0-1 tahun)
Asi eksekutif (0-6 bulan)
-
MMR (Maternal Mortality Rate) / angka kematian ibu
6.
Neunatal Mortality Rate
Σ kematian 0-1 bulan
= x K
3.
INDEKS
FERTILITAS
A.
Fertilitas
Kemampuan seorang istri untuk menjadi
hamil oleh dan melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu menghamilinya.
B.
Infertilitas
Kemampuan reproduksi terganggu, artinya
meski pun dapat terjadi pembuahan, tetapi kehamilan yang terjadi terganggu
dalam perjalanannya dan berakhir dengan keguguran atau lahirnya bayi yang mati.
C.
Pasangan
infertil
Pasangan suami-istri yang meski dengan
sanggama teratur tanpa pemakaian kontrasepsi, dalam masa 12 bulan
berturut-turut tak menghasilkan kehamilan dan/atau melahirkan bayi hidup.
D.
Ukuran Fertilitas
1.
CBR (Crude Birth Rate) / Angka
fertilitas kasar.
-
Kebaikan : Perhitungan sederhana karena hanya
memerlukan jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk.
-
Kelemahan : Tidak memisahkan penduduk laki-laki
dan wanita serta umur.
-
Rumus
:
Σ kelahiran 1 tahun
CBR
= x K
Σ penduduk pertengahan tahun
Angka kelahiran ini
disebut “kasar” karena sebagai penyebut digunakan jumlah penduduk
yang berarti termasuk penduduk yang tidak mempunyai peluang untuk
melahirkan diikutsertakan, seperti
anak-anak, laki-laki, dan wanita lanjut usia. Angka ini dapat digunakan untuk
menggambarkan tingkat fertilitas secara umum dalam waktu singkat. Tetapi kurang sensitive untuk membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah dan mengukur
perubahan fertilitas karena perubahan pada tingkat kelahiran akan menimbulkan
perubahan pada jumlah penduduk.
2. Angka Fertilitas Menurut Golongan Umur
( Age Specific Fertility Rate)
Angka
fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada
golongan umur tertentu yang dicatat selama satu tahun per 1000
penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama.
Angka
fertilitas menurut golongan umur dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan angka kelahiran kasar karena tingkat
kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama sehingga gambaran kelahiran menjadi lebih
teliti. Perhitungan angka fertilitas menurut golongan umur biasanya
dilakukan dengan interval 5 tahun hingga bila wanita dianggap berusia subur
terletak antara umur 15-49 tahun, akan diperoleh sebanyak 7 golongan umur.
Dengan demikian dapat disusun menjadi distribusi frekuensi pada setiap golongan
umur.
3. Angka Fertilitas Total (Total Fertility
Rate )
Angka
fertilitas total adalah jumlah angka menurut golongan umur yang dicatat selama
satu tahun.Angka
fertilitas total = jumlah angka fertilitas menurut golongan umur x k Bila konstanta k = 1 maka angka yang
dihasilkan menunjukan rata-rata jumlah anak yangdilahirkan oleh setiap ibu
selama masa subur.Bila interval golongan umur sama dengan 5 angka fertilitas
total sama dengan angka fertilitasmenurut golongan umur x 5Kelemahan pada
perhitungan AFT ialah pada AFT dianggap semua wanita selama masa
subur tidak ada yang meninggal dan semuanya menikah dan mempunyai anak
dengan pola sepertiASFR. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan.
4.
GFR
( General fertility Rate ) / Angka kelahiran umum
Kebaikan : Lebih cermat karena memasukkan usia wanita 15 - 49 tahun / 15
- 44 tahun
Kelemahan : Tidak membedakan resiko melahirkan dari kelompok umur (dianggap
melahirkan 40 tahun = 20 tahun)
Rumus :
Σ kelahiran 1 thn
GFR = x K
Σ penduduk wanita 15-49 thn / 15-44 thn
5.
CWR
( Child Woman Ratio )
Rumus :
Σ balita 0-4 thn
CWR = x K
Σ wanita 15-44 thn / 15-49 thn
6.
ASFR
( Age Sfecific Fertility Rate ) / Angka kelahiran menurut kelompok umur.
Kebaikan : ukuran lebih cepat
Rumus :
Σ
kelahiran dalam kelompok umur tertentu selama 1 tahun
ASFR =
x K
Σ wanita kelompok umur tertentu pada
pertengahan tahun
7.
BOSFR
( Birt Order Spesific Fertitity Rate ) / Angka fertilitas menurut urutan
kelahiran
Rumus :
Σ bayi yang dilahirkan pada urutan
BOSFR = x K
Σ
wanita 15-44 tahun / 15-49 tahun
Adnani, Hariza. 2010. Prinsip Dasar Epidemologi. Jogjakarta :
Noha Medika
Budiarto,
Eko, Dewi Anggraini. Pengantar
Epidemiologi. Jakarta : EGC ; 2002.