Sistem
skeletal adalah sistem yang terdiri dari tulang (rangka) dan struktur yang
membangun hubungan (sendi) di antara tulang-tulang tersebut. Secara umum fungsi
dari sistem skeletal adalah :
h
Menyediakan bentuk untuk
menopang tubuh,
h
Sebagai alat gerak pasif,
h
Melindungi organ-organ
internal dari trauma mekanik,
h
Menyimpan dan melindungi
sumsum tulang selaku sel hemopoietic (red bone marrow),
h
Menyediakan tempat untuk
menyimpan kelebihan kalsium, dan
h
Menyimpan lemak (yellow bone marrow).
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka.
Rangka manusia terdiri dari 206 tulang. Sistem rangka ini bersama-sama menyusun
kerangka tubuh. Secara garis besar rangka manusia yang terdiri dari 206 tulang
tersebut dibagi menjadi dua yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka
apendikuler (anggota tubuh). Ada empat fungsi utama jaringan tulang :
h Fungsi
mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat
jaringan otot untuk pergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan
tulang merupakan alat gerak pasif.
h Fungsi
Protektif, Melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan
juga sumsum tulang.
h Fungsi
Metabolik, Sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagai
mineral yang penting seperti kalsium dan phospat.
h Fungsi
Hemopetik, berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan
sel darah.
Tulang
terdiri dari 2 bahan:
1)
Matrik
yang kaya mineral (70%) = Bone (Tulang yang sudah matang)
2)
Bahan-bahan
organik
(30%) yang terdiri dari:
a)
Sel (2%) :
h Sel Osteoblast : yang membuat matrik
(bahan) tulang / sel pembentuk tulang
h Sel Osteocyte : mempertahankan
matrik tulang
h Sel Osteoclast : yang menyerap
osteoid (95%) (resorbsi) bahan tulang (matrik) / sel yang menyerap tulang.
b)
Osteoid (98%) : Matrik (bahan) tulang
yang mengandung sedikit mineral (osteoid=tulang muda)
b.
Klasifikasi Tulang
Menurut
bentuknya tulang tulang dibedakan menjadi :
1)
Os longum (tulang panjang)
misalnya : humerus tibia femur dsb.
2)
Os brevis ( tulang pendek)
misalnya : ossa carpalia ossa tarsalia
3)
Os planum (tulang pipih)
misalnya : scapula cranii
4)
Os pneumaticum (tulang
berongga) misalnya : os maxillaris ossis ethimoidalis
5)
Os irreguler (tidak beraturan)
misalnya : vertebra.
6)
Os sesamoidea tulang yang
terdapat pada persedian misalnya : patella dan beberapa tulang pada persendian
jari-jari tangan dan kaki.
Menurut jenisnya tulang
pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1)
Tulang Rawan
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang
rawan, ruang antar sel tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit
zat kapur, bersifat lentur.
Tulang rawan banyak terdapat pada tulang
anak kecil dan pada orang dewasa banyak terdapat pada ujung tulang rusuk,
laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruas-ruas tulang belakang.
Jenis Tulang Rawan
a.
Hialin
Cartilago : matriks mengandung seran kolagen; jenis yg paling banyak dijumpai.
b. Elastic Cartilago : serupa dg tl
rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang mengumpul pada dinding
lakuna yang mengelilingi kondrosit.
c. Fibrokartilago : tidak pernah
berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin atau
jaringan ikat fibrosa yang berdekatan.
2) Tulang Keras
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk
tulang (osteoblas) ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat
kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras.
Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium
karbonat ( CaCO3 ) dan kalsium fosfat
( Ca( PO4 )2 ) yang diperoleh atau dibawa oleh
darah. Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya
terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang.
Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem
rangka.
Contoh tulang keras:
-
tulang paha
-
tulang lengan
-
tulang betis
-
tulang selangka
Rangka
aksial terdiri dari tulang-tulang dan bagian kartilago yang melindungi dan
menyangga organ-organ kepala, leher dan dada. Bagian rangka aksial meliputi
tengkorak, tulang hioid, osikel auditori, kolumna vertebra, sternum dan tulang
iga.
a. Tulang tengkorak
Tulang tengkorak berfungsi melindungi otak, organ pendengaran dan
organ penglihatan. Hubungan antartulang yang terdapat pada tempurung kepala
termasuk jenis suture yaitu tidak ada gerak.
Tengkorak
tersusun dari 22 tulang: 8 tulang cranial dan 14 tulang fasial.
1)
Kranium membungkus dan
melindungi otak.
a) Tulang frontal membentuk dahi,
langi-langit rongga nasal, dan langit-langit orbita (kantong mata).
8 Tulang frontal pada tahap kehidupan
embrio terbentuk menjadi dua belahan yang pada masa kanak-kanak awal berfusi
dengan penuh.
8 Tuberositas frontal adalah dua
tonjolan yang berbeda ukuran dan biasanya lebih besar pada tengkorak muda.
8 Arkus supersiliar adalah dua
lengkungan yang mencuat dan menyatu secara medial oleh suatu elevasi
halus yang disebut glabela.
8 Tepi supraorbital yang terletak dibawah
lengkungan supersiliar dan membentuk tepi orbita bagian atas. Foramen
supraorbital (takik pada beberapa tengkorak) merupakan jalan masuk arteri dan
saraf.
b) Tulang parietal membentuk sisi dan
langit-langit kranium.
8 Sutura sagital yang menyatukan
tulang kiri dan kanan adalah sendi mati yang disatukan fibrokartilago.
8 Sutura koronal menyambung tulang
parietal ke tulang frontal
8 Sutura lambdoidal menyambung tulang
parietal ke tulang oksipital
c) Tulang oksipital membentuk bagian
dasar dan bagian belakang cranium.
8 Foramen magnum adalah pintu oval
besar yang dikelilingi tulang oksipital. Foramen ini menghubungkan rongga
kranial dengan rongga spinal.
8 Protuberans oksipital eksternal
adalah suatu proyeksi yang mencuat diatas foramen magnum.
8 Kondilus oksipital adalah dua
prosesus oval pada tulang oksipital yang dengan berartikulasi vertebra
serviks pertama, atlas.
d) Tulang temporal membentuk dasar dan
bagian sisi dari cranium.
8 Bagian skuamosa, bagian terbesar,
merupakan lempeng pipih dan tipis yang membentuk pelipis. Prosesus zigomatikus
menonjol dari bagian skuamosa pada setiap tulang temporal. Tonjolan tersebut
bertemu dengan bagian temporal dari setiap tulang zigomatikus untuk membentuk
arkus zigomatikus.
8 Bagian petrous terletak di dalam
dasar tengkorak dan tidak dapat dilihat dari samping. Bagian ini berisi stuktur
telinga tengah dan telinga dalam.
8 Bagian mastoid terletak di belakang
dan di bawah liang telinga. Prosesus mastoid adalah tonjolan membulat yang
mudah teraba di belakang telinga
8 Bagian timpani terletak disisi
inferiorbagian squamosa dan sisi anterior dari bagian mastoid. Timpani berisi
saluran telinga (meatus auditori eksternal dan memiliki prosesus stiloid yang
ramping untuk melekat pada ligamen stiloid.
e) Tulang etmoid adalah struktur
penyangga penting dari rongga nasal dan berperan dalam pembentukan orbita
mata.
8 Lempeng plate kribriform membentuk
sebagian langit – langit rongga nasal dan terperforasikan untuk jalur saraf
olfaktori. Bagian krista galli (disebut demikian karena kemiripannya dengan
jengger ayam jantan) adalh prosesus halus tringular yang menonjol kedalam
rongga kranial diatas lempeng kribriformis dan berfungsi sebagai tempat
perlekatan perlapis otak.
8 Lempeng perpendikular menonjol
kearah bawah disudut kanan lempeng kribriform dan membentuk bagian septum nasal
yang memisahkan dua rongga nasal.
8 Massa leteral mengandung sel – sel
udara atau sinus etmoid tempat mensekresi mukus.
8 Konka nasal superior dan tengah atau
turbinatum. Menonjol secara medial dan berfungsi untuk memper luas area
permukaan rongga nasal.(konka nasal inferior merupakan tulang tersendiri).
f) Tulang sfenoid berbentuk seperti
kelalawardengan sayap terbentang. Tulang ini membentuk dasar anterior cranium
dan berartikulasi ke arah lateral dengan tulang temporal dan ke arah anterior
dengan tulang etmoit dan tulang frontal.
8 Badan sfenoid memiliki suatu lekukan
, sela tursika yang menjadi tempat kelenjar hipofisis.
8 Sayap besar dan sayap kecil menonjol
kearah lateral dari badan tulang.
8 Prosesus pterigoid menonjol kearah
inferior dari badan tulang dan membentuk dinding rongga nasal.
g) Oksikel auditori tersusun dari
maleus, inkus, dan stapes (tapal kuda). Fungsinya dalam proses pendengaran.
h) Tulang wormian adalah tulang kecil
yang jumlahnya bervariasi dan terletak dalam sutura.
Tulang-tulang
wajah tidak bersentuhan dengan otak. Tulang tersebut disatukan oleh sutura yang
tidak dapat bergerak, kecuali pada mandibura atau rahang bawah.
a) Tulang nasal, membentuk penyangga
hidung dan berarti kulasi dengan septum nasal.
b) Tulang palatum, membentuk bagian
posterior langit-langit mulut, bagian tulang orbital, dan bagian rongga nasal.
c) Tulang zigmatik (malar), membentuk
tonjolan pada tulang pipi, setiap prosesus temporal berartikulasi dengan
prosesus zigomatikus pada tulang temporal.
d) Tulang maksilar membentuk rahang
atas
8 Prosesus alveolar, mengandung soket
gigi bagian atas
8 Prosesus zigomatikus, memanjang
keluar untuk bersatu dengan tepi infraorbital pada orbital.
8 Prosesus palatines, membentuk bagian
anterior pada langit-langit keras.
8 Sinus maksilar, yang kosong sampai
kerongga nasal, merupakan bagian dari empat sinus paranasal.
e) Tulang lakrimal ,berukuran kecil dan
tipis, terletak diantara tulang etmoid dan maksila pada orbita, berisi suatu
celah untuk lintasan duktus lakmiral, yang mengalirkan air mata kerongga nasal.
f) Tulang vomer, membentuk bagian tengah langi-langit keras di
antara palatum dan maksila, serta turu membentuk septum nasal.
g) Konka nasal inferior (trbinatum)
h) Mandibula adalah tulang tulang
rahang bagian bawah
b. Tulang hyoid
Tulang hioid merupakan tulang yang berbentuk seperti huruf U.
Terletak di antara laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat
melekatnya beberapa otat mulut dan lidah. Jumlah tulang hioid hanya 1 pada
setiap manusia.
c.
Tulang belakang (vertebrae)
Tulang belakang atau yang disebut dengan vertebrae berfungsi
menyangga berat tubuh. Tulang belakang memungkinkan manusia melakukan berbagai
macam posisi dan gerakan misalnya berdiri duduk atau berlari. Tulang belakang
terdiri dari beberapa bagian.
Tulang leher ke-1 bersendi dengan tulang kepala belakang
(osipitalis) sehingga memungkinkan kepala kita dapat mengangguk. Tulang leher
ke-2 mempunyai tonjolan yang bersendi dengan tulang leher ke-1 memungkinkan
kepala kita dapat menggeleng.
1)
Kolumna vertebra, menyangga
berat tubuh dan melindungi medulla spinalis. Kolumna ini terdiri dari
vertebra-vertebra yang dipisahkan diskus fibrokartilago intervertebal.
8 Ada 7 tulang vertebra serviks, 12
vertebra toraks, 5 vertebra lumbal, dan tulang vertebra sacrum yang menyatu
menjadi sacrum dan tiga sampai lima tulang koksigeal yang menyatu menjadi
tulang koksiks.
8 Ke-31 pasang saraf spinal keluar
melalui foramina (foramen) intervertebralis diantara vertebra yang letaknya
bersebelahan
2) Strutur khas vertebra
8 Badan atau setrum menyangga sebagian
besar berat tubuh.
8 Lengkung saraf (vertebra),
terbentuk dari dua pedikel dan lamina, membungkus rongga saraf dan menjadi
lintasan medulla spinalis.
8 Prosesus spinosa menonjol dari arah
lamina kea rah posterior dan inferior untuk tempt perlekatan otot.
8 Prosesus transversa menjorok ke arah
lateral
8 Prosesus pengartikulasi inferior dan
prosesus pengartikulasi superior menyangga faset untuk berartikulasi dengan
vertebra atas dan vertebra bawah.
3) Variasi regional pada karakteristik
vertebra
a) Vertebra serviks memiliki foramina
tranversal untuk litasan arteri vertebra, vertebra serviks pertama dan kedua dimodifikasi
untuk menyangga dan menggerakkan kepala.
b) Atlas : vertebra serviks pertama dan tidak mimiliki badan
c) Aksis : vertebra serviks kedua, memiliki prosesus odontoid yang
menonjol ke atas dan bersandar pada tulang atlas
d) Vertebra serviks ketujuh memiliki
prosesus spinosa yang panjang, sehingga dapat teraba dan terlihat pada pangkal
leher. Oleh karena itu, vertebra ini sering disebut sebagai vertebra prominens.
e) Vertebra toraks memiliki prosesus
spinosa panjang, yang mengarah ke bawah, dan memiliki faset artikular pada
prosesus transversus, yang digunakan untuk artikulasi tulang iga.
f) Vertebra lumbal merupakan vertebra
terpanjang dan terkuat. Prosesus spinosanya pendek dan tebal, serta menonjol
hampir searah garis horizontal.
g) Sakrum adalah tulang triangular.
Bagian dasar tulang ini berartikulasi dengan vertebra lumbal kelima.
h) Di arah lateral, banyak terdapat
foramen (lubang) pada sakrum untuk lintasan arteri dan saraf.
i)
Tepi
anterior bagian atas sacrum adalah promontoilum sakrum suatu tanda obstetric
yang dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan ukuran pelvis.
j)
Koksiks
(tulang ekor) menyatu dan berartikulasi dengan ujung sakrum yang kemudian
membentuk sendi dengan sedikti pergerakan. Pergerakan ini penting selama
melahirkan untuk membentuk jalur keluar kepala janin.
4) Lengkung pada kolumna vertebra
a) Lengkung primer, yaitu konkaf atau
cembung (berbentuk C) terbentuk pada area toraks dan pelvis selama perumbuhan
janin.
b) Lengkung skunder , yaitu konveks
atau cekung terbentuk pada spina serviks setelah kelahiran saat bayi mulai
mengangkat kepalanya, dan pada spina lumbal saat bayi mulai berdiri dan
berjalan.
c) Lengkung abnormal yaitu
8 Skoliosis: lengkungan lateral spina
pad rotasi vertebra. Muncul selama mas pertumbuhan yang cepat (masa remaja).
8 Kifosis (punggung bungkuk): lengkung
posterior yang berlebihan pada bidang toraks.
8 Lordosis (swayback): lengkung
arterior yang berlebihan pada area lumbal.
5) Gangguan pada vertebra
a) Diskus terherniasi (keluar)
8 Diskus interverbral terletak
diantara dua badan tulang vertebra yang berdekatan dan bertindak sebagai
peredam sters di antara kedua tulang tersebut.
8 Setiap diskus mengandung massa
sentral, nucleus pulposus, yang tersusun dari jarigan kartilago bagian luar,
anulus fibrosus, anulus ini terdiri dari cincin fibrosa konsentris yang menahan
nukleus pulposus tetap ditempat.
8 Sejalan dengan pertambahan usia,
atau cedera, anulus fibrosus kehilangan daya elastisitasnya sehingga nukleus
pulpolus keluar dari tempatnya dan menekan medulla spinalis atau akar saraf,
serta menimbulkan nyeri.
b) Spina bifida
Suatu defek congenital yang
didalamnya dua lamina pada lengkungan vertebra gagal menyatu di garis tengah.
Sehingga menyebabkan jaringan pada medulla spinalis menonjol. Defek sering
terjadi di area lumbal.
d. Tulang dada (sternum) dan Tulang rusuk (costa)
Tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costa) bersama-sama
membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada
yaitu paru-paru dan jantung. Tulang rusuk (costa) juga berhubungan dengan
tulang belakang (vertebrae).
Rangka apendikuler merupakan rangka yang menyusun alat gerak. Rangka
apendikuler terdiri atas bahu tulang-tulang tangan telapak tangan panggul
tungkai dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat gerak
tangan dan kaki.
1)
Tulang sternum
a) Terbentuk dalam tiga bagian:
manubrium atas, badan (gladiolus), dan prosesus sifoid.
b) Artikulasi manubrium dengan
klavikula (tulang kolar) adalah pada insisura (takik) jugular (suprasternal),
yang merupakan salah satu tanda khas tulang yang mudah di palpasi. Dua takik
kostal berartikulasi dengan kartilago kostal dari tulang iga 1 dan 2 ke arah
lateral.
c) Badan tulang membentuk bagian utama
sternum. Takik kostal lateral berartikulasi langsung dengan kartilago kostal
tulang iga ke-8 sampai ke-10
d) Bagian inferior prosesus sifoid
adalah jaringan kartilago
2) Tulang iga
Berartikulasi kearah posterior
dengan faset tulang iga pada prosesus transversa di vertebra toraks.
a) 1-7 pasang tulang iga adalah iga
sejati dan berartikulasi dengan sternum disisi anterior.
b) 8-10 pasang tulang iga adalah iga
semu. Tulang ini berartikulasi secara tidak langsung dengan sternum melalui
penyatuan kartilago
c) Tulang iga ke-11 dan 12 adalah iga
melayang yang tidak memiliki perletakan disisi anterior.
d) Walaupun sebagian tulang iga
memiliki karateristik tersendiri, semua tulang memiliki beberapa ciri umum yang sama.
8 Bagian kepala dan tuberkel
berartikulasi dengan faset dan prosesus transversus dari vertebra
8 Bagian leher memiliki permukaan kasar
yang berfungsi untuk perlekatan ligamen.
8 Bagian batang, atau badan, dari
tulang iga memiliki permukaan eksternal berbentuk konveks untuk perlekatan otot
dan suatu lintasan kostal untuk mengakomodasi saraf dan pembuluh darah pada
permukaan internal.
8 Tulang iga mengandung sumsum tulang
merah, demikian pula dengan sternum.
e. Tulang belikat (Skapula)
Tulang belikat (skapula) terdapat di atas sendi bahu dan merupakan
bagian pembentuk bahu.
f.
Tulang panggul (Koksa)
Setiap makhluk vertebrata memiliki jumlah tulang panggul (Koksa) 2.
1 bagian terdapat pada bagian kiri dan 1 bagiannya lagi pada bagian kanan.
Tulang panggul membentuk tulang gelang panggul yang berfungsi untuk menahan
berat tubuh. Sewaktu lahir setiap tulang panggul (Koksa) sebetulnya terdiri dari
3 tulang yaitu ileum ischium dan pubis. Namun setelah dewasa ketiga tulang ini
bersatu menjadi tulang panggul (koksa).
g.
Tangan dan kaki
Tulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan telapak
tangan dan jari-jari. Jari tangan terdiri dari tiga ruas kecuali ibu jari yang
hanya mempunyai dua ruas. Telapak kaki manusia melengkung dan tidak kaku
sehingga berfungsi sebagai pegas ketika berjalan.
Rangka
apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis, dan tulang
lengan serta tungkai. Terdiri dari 126 tulang yang membentuk lengan, tungkai,
dan tulang pectoral serta tonjolan pelvis yang menjadi tempat melekatnya lengan
dan tungkai pada rangka aksial
8 Anggota
gerak atas (64 tulang): terdiri dari 10 tulang bahu dan lengan, 16 tulang pergelangan
tangan dan 38 tulang tangan.
8 Anggota
gerak bawah (62 tulang): terdiri dari 10 tulang pinggul dan tungkai, 14 tulang
pergelangan kaki dan 38 tulang kaki.
1) Ekstremitas
atas
Ekstremitas
atas terdiri atas tulang skapula, klavikula, humerus, radius, ulna, karpal,
metakarpal, dan tulang-tulang phalangs.
a)
Skapula
Skapula
merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior tulang kostal dan berbentuk
pipih seperti segitiga. Skapula memiliki beberapa proyeksi (spina, korakoid)
yang melekatkan beberapa otot yang berfungsi menggerakkan lengan atas dan
lengan bawah. Skapula berartikulasi dengan klavikula melalui acromion. Sebuah
depresi (cekungan) di sisi lateral skapula membentuk persendian bola-soket dengan
humerus, yaitu fossa glenoid.
b)
Klavikula
Klavikula
merupakan tulang yang berartikulasi dengan skapula di sisi lateral dan dengan
manubrium di sisi medial. Pada posisi ini klavikula bertindak sebagai penahan
skapula yang mencegah humerus bergeser terlalu jauh.
c)
Humerus
Humerus
merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang berhubungan dengan skapula
melalui fossa glenoid. Di bagian proksimal, humerus memiliki beberapa bagian
antara lain leher anatomis, leher surgical, tuberkel mayor, tuberkel minor dan
sulkus intertuberkular. Di bagian distal, humerus memiliki beberapa bagian
antara lain condyles, epicondyle lateral, capitulum, trochlear, epicondyle
medial dan fossa olecranon (di sisi posterior). Tulang ulna akan berartikulasi
dengan humerus di fossa olecranon, membentuk sendi engsel. Pada tulang humerus
ini juga terdapat beberapa tonjolan, antara lain tonjolan untuk otot deltoid.
d) Ulna
Ulna merupakan tulang lengan bawah
yang terletak di sisi medial pada posisi anatomis. Di daerah proksimal, ulna
berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan
melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini
berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna
juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk
sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal,
ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang
disebut sebagai prosesus styloid. Ulna merupakan tulang
lengan bawah yang terletak di sisi medial pada posisi anatomis. Di daerah
proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian
posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus).
Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak
fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral.
Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak
pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial,
juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid. Ujung
proksimal [ujung atas] tulang ulna tampak seperti yang terurai. Bagian atas
pulinan tersebut adalah prosesus oleklanon, yang masuk dengan pas kedalam fosa
oleknanon humerus saat lengan bawah berekstensi penuh. Bagian bawah pilihan
adalah prosesus kronoid, yang masuk dengan pas kedalam frosa koronoid humerus
saat lengan bawah berefleksi penuh. Takik radial, yang terletak dibawah
prosesus koronoid, mengakomodasi bagian kepala dari tulang radius.
Ujung distal (bawah) tulang ulna memiliki
perpanjangan pilinan batang yang disebut kepala. Bagian ini berartikulasi
dengan prosesus ulnar tulang radius. Bagian kepala memanjang keatas prosesus
stiloid tulang ulna.
e) Radius
Radius merupakan tulang lengan bawah
yang terletak di sisi lateral pada posisi anatomis. Di daeraha proksimal,
radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak
pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan
area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan
tulang lunate.
Radius merupakan tulang lengan bawah yang terletak
di sisi lateral pada posisi anatomis. Di daerah proksimal, radius berartikulasi
dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan
di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan
tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate. Ujung
proksimal tulang radius adalah kepala berbentuk diskus yang berartikulasi
dengan kapitulum homerus dan takik radial tulang ulna.
Tuberositas radial untuk tempat perlekatan otot
biseps terletak pada batang radius tepat dibawah bagian kepala. Ujung distal
tulang radius memiliki permjukaan karpal konkaf yang beraktikulasi dengan
tulang pergelangan tangan, sebuah takik ulnar pada permukaan medialnya untuk
berartikulasi dengan tulang ulna, dan sebuah prosesus stiloid di sisi lateral.
f) Karpal
Tulang
karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna
dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara
tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut
adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate,
dan hamate.
Barisan tulang
karpal proksimal dari sisi ibu jari dalam posisi anatomis terdiri dari tulang
berikut ini:
8
Navikular (skafoid), dinamakan
demikian karena bentuknya menyerupai perahu
8
Lunatum dinamakan demikian
karena bentuknya seperti bula sabit
8
Trikuetral (triangular),
dinamakan demikian memiliki tiga sudu
8
Pisiform, yang berarti kacang,
dinamakan demikian karena ukuran dan bentuknya menyerupai kacang.
g)
Metakarpal
Metakarpal
terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian
proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal.
Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan
menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara
tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan
seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu.
Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat
tulang sesamoid.
Tangan (metakarpus)
tersusun dari 5 tulang metakarpal. Semua tulang metacarpal sangat serupai, kecuali
untuk ukuran panjang metakarpal pertama pada ibu jari. Setiap tulang metakarpal
memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi dengan barisan distal tulang
karpal pergelangan tangan. Sebuah batang, dan sebuah kepala terpilih yang
berartikulasi dengan sebuah tulang falang, atau tulang jari. Kepala tulang
metakarpal membentuk buku jari yang menonjol pada tangan.
h)
Tulang-tulang phalangs
Tulang-tulang
phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di setiap ibu jari
(phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs
proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs
membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam
sesuatu.
Tulang-tulang
phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di setiap ibu jari
(phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari lainnya (phalangs
proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs
membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam
sesuatu. Tulang jari (phalanges). Setiap jari memiliki tiga tulang, yaitu
tulang falang proksimal, medial dan falang distal. Ibu jari
hanya memiliki tulang falang proksimal dan medial.
Barisan tulang
distal terdiri dari:
8
Trapezium, sebelumnya disebut
tulang multangular besar karena permukaannyayangn banyak
8
Trapezoid, berukuran lebih
kecil, tetapi multi sisi juga
8
Kapitatum, dinamakan demikian
karena kepala tulang yang berat dan besar
8
Hamatum, berarti kait,
dinamakan demikian karena ada tonjolan menyerupai kait, yang meluas pada sisi
medial pergelangan tangan.
2) Ekstremitas
bawah
Ekstremitas
bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan
tulang-tulang phalangs.
a)
Pelvis
Pelvis
terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang
merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian
utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan
membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior,
dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium
disebut sebagai puncak iliac (iliac crest).
Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis
pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut
acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.
Pelvis terdiri atas
sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih.
Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan
ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan
vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis
terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai
puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan
pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian
pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk
artikulasi dengan tulang femur. Girdel pelvis mentransmisikan berat trunkus ke
bagian tugkai bawah dan melindungi organ-organ abdominal dan pelvis. Bagian ini
terdiri dari dua tulang punggul (disebut juga ossa koksa, tulang tanpa nama,
atau tulang pelvis) yang bertemu pada sisi anterior simfisis pubis dan berartikulasi
di sisi posterior dengan sakrum.
Tulang punggul
menyerupai bentuk kipas angin listrik dengan sebuah poros pemegang serta dua
baling-baling. Poros tersebut adalah suatu kantong seperti cangkir, disebut
asetabulum, yang menerima kepala femur, atau tulang paha, dipersendian panggul.
Ilum adalah lempeng tulang lebar, yang menjulang ke atas dan keluar asetabulum.
Bagian ini naik posisinya sampai mencapai Krista iliaka tebal yang dapat teraba
pada posisi tangan di panggul.
Ujung anterior
Krista adalah pada spina iliaka anterior superior dan ujung posteriornya pada
spina iliaka posterior superior. Spina ini menjadi tempat perlekatan otot dan
ligament.
Spina iliaka
anterior inferior adalah suatu tonjolan besar dibawah spina iliaka anterior
superior. Sedangkan yang tepat berada di bawah spina iliaka posterior superior
adalah spina iliaka posterior inferior. Di bawah spina iliaka posterior
superior, tapi posterior tulang ilium membentuk lekukan yang dalan disebut
takik skiakik besar.
Tulang iskium
merupakan baling-baling posterior dan inferior dari kipas. Tepi medialnya ikut
membentuk takik skiatik besar. Pada sisi inferior takik skiatik besar adalah
bagian spina iskial yang menonjol, yang menjadi tempat melekatnya ligament dari
sakrum. Bagian inferior dari spina iskial adalah takik skiatik kecil.
Tuberositas iskial adalah tonjolan besar tulang iskium yang menyokong tubuh
dalam posisi duduk. Tulang ini berfungsi sebagai tempat perlekatan otot paha
posterior. Dibagian anterior tuberositas iskial, terdapat ramus iskial ramping
yang memanjang ke arah depan dan keatas untuk menyatu dengan ramus pubis
inferioryang bmemanjang kebawah dari tulang pubis. Tulang pubis melengkapi
baling-baling anterior dan inferior tulang panggul. Bagian ini terutama terdiri
dari dua batang tulang: ramus pubis superior dan inferior. Ramus pubis superior
dan ramus pubis inferior menyatu dengan pasangannya dari sisi lain digaris
tengah simfisis pubis. Lengkung pubis adalah sudut yang terbentuk pada
persambungan tulang pubis dibawah simfisis.
Foramen abturator
adalah pembukaan besar yang dibatasi ramus iskial, terdapat ramus iskial
ramping iskial, ramus pubis inferior, ramus pubis superior. Foramen ini
merupakan foramen terbesar pada rangka dan selama hidup dilapisi dengan membran
obturator.
Perbedaan pelvis menurut jenis kelamin
Berdasarkan pengukuran dimensi rata-rata pelvis laki-laki dan
perempuan, maka sekitar 50% perempuan memiliki ginekoid, atau pelvis sejati
perempuan, yang diameternya lebih lebar dan lebih panjang disbandingkan pelvis
laki-laki, yang memiliki android, pelvis sejati laki-laki.
Pengukuran pelvis menunjukan bebragai variasi : sebenarnya, ada
banya variasi bentuk dan ukuran pelvis diantara sesama perempuan, dan juga
antara perempuan dan laki-laki.
Hubungan anatomis pelvis
Pelvis semu (besar) terikat dengan bagian atas yang
menjulang dari kedua ilia dan konkavitasna, serta dengan dua sayap pada dasar
sakrum. Pelvis sejati (kecil) terbentuk dari sekrum dan koksiks, serta ileum,
pubis, dan iskium pada kedua sisinya.
Pembatas pada pembukaan pelvis sejati, atau
inlet pelvis, disebut brimpelvis. Diameter rongga pelvis berkaitan erat dengan
proses melahirkan. Dimensi dari outlet pelvis, yang dibatasi tuberositas
iskial, rimbawa sifisi pubis, dan ujung koksiks, secara obsterik juga penting.
Saat lahir, ilium, iskium, dan pubis yang tersusun terutama dari
jaringan kartilago, terurai dan mulai terpisah. Iskium dan pubis mulai mengeras
menjadi jaringan tulang yang menyatu pada usia 7-8 tahun : osifikasi total dari
semua jaringan kartilago belum selesai sampai mencapai usia antara 17 dan 25
tahun.
b)
Femur
Femur
merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis
dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah
proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor,
dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat
condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta
permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa
intercondylar.
Femur merupakan
tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian
distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal
terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor,
dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat
condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta
permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa
intercondylar. Femur (paha) : tulang terpanjang, terkuat, dan terberat dari
semua tulang pada rangka tubuh. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang
membulat untuk berartikulasi dengan
asetabulum.Permukaan lembut dari bagian kepala mengalami depresi,fovea
kapitis,untuk tempat perlekatan ligamen yang menyangga kepala tulang agar tetap
di tempatnya dan membawa pembulu darah ke kepala tersebut. Femur tidak
berada pada garis vertical tubuh.Kepala femur masuk dengan pas ke
asetabulum untuk membentuk sudut sekitar 125 derajat dari bagian
leher femur;dengan demikian,batang tulang paha dapat bergerak bebas tanpa
terhalang pelvis saat paha bergerak. Sudut femoral pada wanita biasanya lebih
miring (kurang dari 125 derajat) karena pelvis lebih lebar dan femur lebih
pendek. Di bawah bagian kepala yang tirus adalah bagian leher yang
tebal,yang terus memanjang sebagai batang. Garis intertrokanter pada permukaan
anterior dan Krista intertrokanter di permukaan posterior tulang membatasi
bagian leher dan bagian batang.
Ujung batas batang
memiliki dua prosesus yang menonjol.Trokanter besar dan trokanter kecil,sebagai
tempat perlekatan otot untuk menggerakkan persendian panggul. Bagian batang
permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja. Linea aspera,yaitu lekuk kasar
untuk perlekatan beberapa otot. Ujung bawah batang melebar ke dalam
kondilus medial dan kondilus lateral.
Pada permukaan
posterior,dua kondilus tersebut membesar dengan fosa interkondilar yang
terletak di antara keduanya. Area triangular di atas fosa interkondilar disebut
permukaan popliteal. Pada permukaan anterior,epikondilus medial dan
lateral berada di atas dua kondilus besar.Permukaan artikular halus yang
terdapat diantara kedua kondilus adalah permukaan patelar,yang berbentuk konkaf
untuk menerima patela(tempurung lutut).
c)
Tibia
Tibia
merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan
fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana
keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga
facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu,
tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia
membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
Tibia merupakan
tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di
bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya
merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies
untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia
memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk
artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial. Tibia adalah
tulang medial yang besar;tulang ini membagi berat tubuh dari femur ke bagian
kaki.Bagian kepala tulang tibia melebar ke kondilus medial dan lateral.Yang
berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan kondilus femoral.
Kartilago pipih
berbentuk baji, kartilago semilunar (meniskus) medial dan lateral (meniskus).
Berada di pinggir kondilus untuk memperdalam permukaan artikular. Tonjolan
interkondilar terletak di antara dua kondilu. Kondilus lateral menonjol untuk
membentuk faset fibular,yang menerima bagian kepala fibula.
Tuberositas tibial,
yang berfungsi untuk tempat perlekatan ligament patella,menonjol pada permukaan
anterior diantara dua kondilus.
Krista tibial
(anterior),lebih umum disebut tulang kering adalah punggung batang tulang
dengan permukaan anterior yang tajam dan melengkung ke bawah. Ujung bawah tibia
melebar untuk berartikulasi dengan tulang talus pergelangan kaki.Maleolus
medial adalah tonjolan yang membentuk benjolan (mata kaki) pada sisi medial
pergelangan kaki.
d) Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah
yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula
berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk
malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal. Fibula
merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia.
Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian
distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan
tulang-tulang tarsal. Fibula adalah tulang yang paling ramping dalam tubuh,
panjangnya proposional,dan tidak menopang berat tubuh. Kegunaan tulang ini
adalah untuk menambah area yang tersedia sebagai tempat perlekatan otot pada
tungkai. Bagian kepala fibula berartikulasi dengan faset fibular di bawah
kondilus lateral tulang tibia. Ujung bawah batang berartikulasi secara
medial dengan takik fibular pada tulang tibia,dan memanjang ke arah lateral
menjadi maleolus lateral,yang seperti moleolus tibia lateral,dapat diraba
di pergelangan kaki.
e) Tarsal
Tarsal
merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan dengan metatarsal di
distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular,
dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.
Tarsal merupakan 7
tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan
dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus,
cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang
penyanggah berdiri.
Tulang tarsal
menyerupai tulang karpal pergelangan tangan,tetapi berukuran lebih besar
tulang metatarsal juga menyerupai tulang metakarpal tangan,dan
falang pada jari kaki juga menyerupai falang jari tangan. Tulang talus
berartikulasi dengan maleolus medial tibia dan dengan maleolus lateral fibula
untuk membentuk persendian pergelangan kaki.Oleh karena itu,bagian menopang
seluruh berat tungkai,yang tersebar setengah ke bawah ke arah tumit dan
setengah lagi ke depan pada tulang-tulang pembentuk lengkung kaki. Tulang
kalkaneus terletak di bawah talus dan menonjol di belakang talus menjadi tulang
tumit.Tulang ini menopang talus dan meredam goncangan saat tumit menginjak
tanah
Tulang navikular
memiliki permukaan posterior berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan talus
dan permukaan anterior berbentuk konveks untuk berartikulasi dengan tiga tulang
tarsal.
Ketiga tulang
kuneiform yang berbentuk baji,diberi nomor dari sisi medial ke sisi lateral,
sebagai kuneiform pertama,kedua,dan ketiga. Masing-masing tulang berartikulasi
dengan tulang tarsal bernomor sama;tulang koneiform ketiga juga berartikulasi
dengan tulang tarsal ketujuh,yaitu tulang kuboid tulang koneiform ini
membentuk arkus transversa yang terdapat di bawah permukaan kaki.
f)
Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi
dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di
tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid. Metatarsal
merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan
tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2
tulang sesamoid. Tulang kuboid berartikulasi di sisi anterior dengan tulang
metatarsal keempat dan kelima di sisi posterior,tulang ini berartikulasi dengan
kalkaneus. Telapak kaki dan arkus longitudinal terbentuk dari lima tulang
metatarsal yang ramping. Setiap metatarsal memiliki bagian
dasar,batang,dan bagian kepala. Tulang-tulang metatarsal dikenal dengan urutan
nomor dari satu sampai lima,mulai dari sisi medial ibu jari kaki. Bagian dasar
metatarsal berartikulasi dengan tarsal. Bagian kepalanya berartikulasi dengan
falang. Bagian kepala dari dua metatarsal pertama membentuk tumit kaki. Bagian
kepala metatarsal pertama memiliki 2 tulang sesamoid yang melekat pada
permukaan plantarnya. Ke – 14 falang pada jari – jari kaki, seperti halnya
falang jari tangan. Tersusun dalam barisan proksimal, medial. Ibu jari kaki
hanya memiliki falang proksimal dan distal.
g)
Phalangs
Phalangs
merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3
phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu
jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.
Otot rangka yang jumlahnya lebih dari 600 macam
mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki yang berfungsi untuk menggerakan
seluruh tubuh kita sbb:
8
Otot frontalis yang berfungsi untuk
mengangkat alis mata, posisi nya terletak di sekitar alis
8
otot orbikularis okuli berfungsi untuk
menutup kelopak mata, posisinya terletak di kelopak mata
8
Otot orbikularis oris berfungsi untuk
mengkerutkan bibir
8
Otot sternokleidomastoid yang berfungsi
untuk memiringkan kepala
8
Otot trapezius berfungsi untuk
memperkuat bahu
8
Otot pektoralis major berfungsi untuk
memutar lengan
8
Otot pektoralis minor berfungsi untuk
menarik bahu kebawah
8
Otot triseps dan otot biseps berfungsi
untuk menggerakan lengan
8
Otot serratus anterior yang berfungsi
untuk menarik bahu kesekeliling
8
Otot interkosta berfungsi untuk
mengangkat rusuk
8
Otot rektus abdominis berfungsi untuk
mengempiskan dinding perut
8
Otot sartorius berfungsi untuk memilin
paha dan membengkokan penggul dan lutut
8
Otot guadriseps femoris berfungsi untuk
menekuk pinggul dan meluruskan lutut
8
Otot gastroknemius berfungsi untuk
mengangkat tumit dan menekuk lutut
8
Otot tibialis anterior berfungsi untuk
mengangkat kaki
8
Otot peroneus berfungsi untuk
melengkungkan kaki
8
Otot latissimus dorsi berfungsi untuk
memperkuat punggung
8
Otot gluteus maksimus berfungsi untuk
meluruskan pinggul
8
Otot archiles tendon berfungsi untuk
menggerakan telapak kaki
a.
Sistem Skeletal
Ada 206
tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam 4 kategori : tulang
panjang (misal. Femur), tulang pendek (misal. Tulang Tarsalia), tulang pipih
(misal sternum), dan tulang tak teratur (misal. Vertebra). Bentuk dan
konstruksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja
padanya.
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus
(trabekular atau spongius) atau kortikal (kompak). Tulang panjang (misal. Femur
berbentuk seperti tangkai panjang dengan ujung yang membulat). Batang, atau
diafisis, terutama tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang
dinamakan epifisis dan terutama tersusun oleh tulang kanselus. Plat epifisis
memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal
pada anak-anak. Pada orang dewasa mengalami kalsifikasi. Ujung tulang panjang
tertutupi oleh kartilago artikular pada sendi-sendinya. Tulang panjang disusun
untuk penyangga berat badan dan gerakan. Tulang pendek misal metakarpal terdiri
dari tulang kanselus ditutupi selapis tulang kompak, tulang pipih (misal.
Sternum) merupakan tempat penting untuk hematopoesis dan sering memberikan
perlindungan bagi organ vital. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus
diantara dua tulang kompak. Tulang tak teratur vertebrata mempunyai bentuk yang
unik sesuai dengan fungsinya. Secara umum struktur tulang tak teratur sama
dengan tulang pipih.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan
deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar osteoblast, osteosit,
dan osteoklast. Osteoblast berfungsi dalam pembentukan tulang denagn
mensekresikan matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2%
substansi dasar (glukosaminoglikan[asam folisakararida]) dan proteoglikan.
Matriks merupakan kerangka dimana garam-garam mineral anorgenik ditimbun.
Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan
terletak dalam osteon (unit matriks tulang) osteoklast adalah sel multinuklear
(berinti banyak yang berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remodelling
tulang).
Osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang
dewasa ditengah osteon terdapat kapiler di sekeliling kapiler tersebut
merupakan matriks tulang yang dinamakan lamela. Di dalam lamela terdapat
osteosit, yang memperoleh nutrisi melalui prosesus yang berlanjut kedalam
canaliculi yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang
terletak sejauh kurang dari 0,1 mm).
Tulang diselimuti dibagian luar oleh membran fibrous
padat dinamakan periosteum. Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan
memungkinkannya tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen.
Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling
lekat dengan tulang yang mengandung osteoblast, yang merupakan sel pembentuk
tulang.
Endosteum adalah membran vaskuler tipis yang
menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus.
Osteoklas, yang melarutkan tulang untuk memeliharan rongga sumsum, terletak
dekat endosteum dan dalam lakunaHowship (cekungan dalam permukaan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vaskuler dalam
ronga sumsum ( batang) tulang panjang dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang
merah, yang terutama terletak disternum, ileum, vertebra dan rusuk pada orang
dewasa, bertanggung jawab pada produksi sel darah merah dan putih. Pada orang
dewasa, tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning.
Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang sangat
baik. Tulang kanselus menerima asupan darah yang sangat banyak melalui pembuluh
metafisis dan epifisis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak
melalui kanal Volkmann yang sangat kecil. Selain itu, ada arteri nutrien yang
menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang
kecil). Arteri nutrien memasok darah ke sumsum dan tulang. Sistem vena ada yang
mengikuti arteri ada yang keluar sendiri.
Pembentukan tulang. Tulang mulai terbenuk lama
sebelum kelahiran. Osifikasi adalah proses dimana matriks tulang (di sini
serabut kolagen dan substansi dasar) terbentuk pengerasan mineral (disini garam
kalsium) ditimbun di serabut kolagen dalam suatu lingkungan elektronegatif.
Serabut kolegan memberi kekuatan terhadap tarikan pada tulang, dan kalsium
memberikan kekuatan terhadap tekanan kepada tulang.
Ada dua model dasar osifikasi : intramembran dan
endokondral. Penulangan intramembranus dimana tulang tumbuh di dalam membran,
terjadi pada tulang wajah dan tengkorak. Maka ketika tengkorak mengalami
penyenbuhan, terjadi union secara fibrus. Bentuk lain pembentukan tulang adalah
penulangan endokondral, dimana terbentuk dahulu model tulang rawan. Pertama
terbentuk jaringan serupa tulang rawan (osteoid), kemudian mengalami resorpsi,
dan diganti oleh tulang. Kebanyakan tulang di tubuh terbentuk dan mengalami
penyembuhan melalui osifikasi endokondral.
Pemeliharan tulang. Tulang merupakan jaringan yang
dinamis dalam keadaan peralihan yang konstan (resorpsi dan pembentukan tulang).
Kalsium adalah tulang orang dewasa diganti dengan kecepatan sekitar 18% per
tahun. Faktor pengatur penting yang menentukan keseimbangan antara pembentukan
dan resorbsi tulang antara lain stress terhadap tulang, vitamin D, hormon
paratiroid, kalsitonin, dan peredaran darah.
Vitamin D berfungsi meningkatkan jumlah kalsium
dalam darah dengan meningkatkan penyerapan kalsium dalam darah dengan
meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D
mengakibatkan defisit mineralisasi, deformitas dan patah tulang.
Hormon paratiroid dan kalsitonin adalah hormon utama
yang mengatur homeostasis kalsium. Hormon paratiroid mengatur konsentrasi
kalsium dalam darah, sebagian dengan cara merangsang perpindahan kalsium dari
tulang. Sebagai respon kadar kalsium darah yang rendah, peningkatan kadar
hormon paratiroid akan mempercepat mobilisasi kalsium, dimineralisasi tulang
dan pembentukan kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid meningkatkan
penimbunan kalsium dalam tulang.
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang
menurunnya pasokan darah atau hiperemia (kongesti) akan terjadi penurunan
osteogenesis dan tulang mengalami osteoporosis. Nekrosis tulang akan terjadi
bila tulang kehilangan aliram darah.
Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan
tubuh, postur dan fungsi produksi panas. Otot dihubungkan oleh tendon (tali
jaringan ikat fibrus) atau aponeurosis (lembaran jaringan ikat fibrus yang
lebar dan pipih) ke tulang jaringan ikat, atau kulit. Kontraksi otot
menyebabkan dua titik perlekatan satu sama lain. Otot bevariasi ukuran an
bentuknya bergantung aktivitas yang dibutuhkan. Otot akan berkembang dan
terpelihara bila digunakan secara aktif. Proses penuaan dan disuse menyebabkan
kehilangan fungsi otot sehingga jaringan otot kontraktil akan diganti oleh
jaringan fibrotik.
Otot tubuh tsusun oleh kelompok sel otot yang
paralel (fasikuli) yang terbungkus oleh jaringan fibrus yang dinamakan
epimisium atau fasia. Semakin banyak fasikuli yang terdapat dalam otot semakin
rinci dalam gerakan yang ditimbulkan. Kecepatan kontraksi otot berbeda-beda.
Mioglobulin merupakan pigmen protein yang serupa dengan hemoglobin yang
terdapat dalam otot lurik. Mioglobin bemanfaat sebagai transpor oksigen untuk
memenuhi kebutuhan metabolik sel dari kapiler darah ke mitokondria sel otot.
Otot mengandung sejumlah besar mioglobulin (otot merah) yang ternyata
berkontraksi lebih lambat dan lebih kuat ( misal otot pernafasan dan postur) .
otot yang sedikit mengandung mioglobulin (otot putih) berkontraksi cepat dan
dalam waktu yang lama (misal otot ekstraokuler di mata). Kebanyakan otot tubuh
mengandung baik serat otot merah maupun serat otot putih. Tiap sel otot (sering
juga disebut serabut otot) mengandung mio fibril yang pada gilirannya tersusun
atas seklompok sarkomer, yang merupakan unit kontrkatil otot skelet yang
sebenarnya. Komponen sarkomer dikenal sebagai filamen tebal dan tipis. Filamen
tipis tersusun terutama oleh protein yang dikenal sebagai aktin. Filamen tebal
tersusun terutama oleh protein miosin.
Kontraksi otot skelet. Kontraksi otot diakibatkan
oleh kontraksi masing-masing komponen sarkomer. Kontraksi sarkomer disebabkan
oleh interaksi antara miosin dalam filamen tebal dan aktin dalam filamen tipis,
yang saling mendekat dengan adanya peningkatan lokal kadar ion kalsium. Filamen
tebal dan tipis saling meluncur satu sama lain. Ketika kadar kalsium dalam
sarkomer menurun, filamen miosin dan aktin berhenti berinteraksi dan sarkomer
kembali kepanjang istirahat awalnya (relaksasi). Aktin dan miosin tidak dapat
berinteraksi tanpa ada kalsium. Serabut
otot akan berkontraksi sebagai respon terhadap rangsangan listrik. Bila
terangsang, sel otot akan membangkitkan suatu potensial aksi dengan cara serupa
dengan yang terlihat pada sel saraf. Potensial aksi ini akan menjalar sepanjang
membran sel dan mengakibatkan pelepasan ion kalsium kedalam sel otot yang
sebelumnya tersimpan dalam organel khusus yang dinamakan retikulum
sarkoplasmikum adalah kalsium yang memungkinkan interaksi antara aktin dan
sarkomer. Segera setelah membran sel mengalami depolarisasi, membran ini akan
kembali ke tegangan membran istirahat. Kalsium dengan cepat diambil dari
sarkomer oleh reakumulasi aktif dalam retikulum sarkoplasmikum, dan otot
kembali relaks.
Depolarisasi sel otot normalnya terjadi sebagai
respon terhadap rangsangan yang dibawa oleh sel saraf. Komunikasi antara sel
saraf dan sel otot terjadi dalam motot end plate. Neuron yang mengatur yang
aktivitas sel otot skelet. Dinamakan lower motor neuron. Neuron ini berasal
dari kornu anterior korda spinalis. Dibutuhkan energi untuk berkontrkasi otot
dan relaksasi. Banyaknya energi yang diperlukan oleh otot skelet berbeda-beda,
sangat meningkat selama latihan. Sumber energi untuk sel otot adalah adenosin
trifosfat (ATP) yang dibangkitkan melalui metabolisme oksidatif seluler.
Kreatinin fosfat yang juga terdapat dalam sel otot, berperan sebagai cadangan
kedua energi metabolisme ; dapat dikonversi menjadi ATP bila perlu pada
aktifitas rendah, otot skelet mensintesis ATP dari oksidasi glukosa menjadi air
dan karbondioksida selama rasa aktivitas tinggi, bila tidak tersedia oksigen
yang memadai, glukosa terutama dimetabolisme menjadi asam laktat. Meskipun ATP
juga dapat dihasilkan selama produksi asam laktat, proses ini tidak efisien
bila dibandingkan dengan jalur oksidatif. Sehingga diperlukan lebih banyak
glukosa dan harus disediakan oleh glikogen otot. Glikogen adalah suatu tepung
yang dibuat dari glukosa, disimpan dalam sel selama periode istrirahat, dan
dipergunakan dalam periode aktivitas. Kelelahan otot mungkin disebabkan oleh
pemecahan glikogen dan simpanan energi serta penumpukan asam laktat sebagai akibatnya,
lingkaran kontraksi dan relaksasi otot tak dapat berlanjut.
Selama kontraksi otot, energi yang dilepaskan dari
ATP tidak seluruhnya digunakan oleh aparatus kontraktil. Kelebihan energi ini
akan dilepaskan dalam bentuk panas. Selama kontraksi isometrik, hampir semua
energi dilepaskan dalam bentuk panas; selama kontraksi isotonik, sebagian
energi dikeluarkan dalam bentuk kerja mekanis. Pada keadaan tertentu, seperti
pada saat menggigil karena kedinginan, kebutuhan untuk menghasilkan panas
merupakan rangsangan utama untuk kontraksi otot.
Jenis-Jenis Kontraksi Otot
Kontraksi serabut otot dapat menghasilkan kontraksi isotonik maupun isometrik. Pada
kontraksi isometrik, panjang otot tetap konstan tetapi tenaga yang dihasilkan
oleh otot meningkat ; contohnya adalah bila kita mendorong dinding yang tak
dapat digerakkan. Kontraksi isotonik, sebaliknya, ditandai dengan pemendekan
otot tanpa peningkatan tegangan dalam otot contohnya adalah fleksi lengan atas.
Pada aktivitas normal, kebanyakan gerakan otot adalah kontraksi isotonik dan
isometrik. Misalnya ketika berjalan, kontraksi isotonik menyebabkan pemendekan
tungkai, dan selama kontraksi isotonik kekakuan tungkai akan mendorong lantai.
Tonus otot. Otot yang sedang relaksasi menunjukkan suatu keadaan yang selalu
siap untuk berespons terhadap setiap rangsangan kontraksi. Keadaan yang selalu
siap ini dikenal sebagai tonus otot dan disebabkan karena tetap terjaganya
beberapa saraf otot dalam keadaan kontraksi. Organ indra dalam otot ( spindel
otot) selalu memantau tonus otot. Tonus otot menjadi paling minim saat tidur
dan meningkat ketika seseorang dalam keadaan cemas. Otot yang tonusnya kurang
dari normal disebut flaksid; otot yang tonusnya lebih tinggi dari normal
spastik. Pada kerusakan lower motor neuon (misal. Polio), otot yang mengalami
denervasi akan menjadi atonik (lunak dan menggelambir) dan atrofi.
Kerja Otot
Otot mampu melakukan gerakan dengan hanya kontraksi.
Melalui koordinasi kelompok-kelompok otot , tubuh mampu melakukan berbagai
macam gerakan. Penggerak utama adalah otot yang menyebabkan gerakan tertentu.
Otot yang membantu pergerakan utama dinamakan sinergis. Otot yang menyebabkan
gerakan yang berlawanan dengan penggerak utama dikenal sebagai antagonis. Otot
antagonis harus rileks untuk memberi kesempatan penggerak utama untuk
berkontraksi, menghasilkan gerakan. Misalnya, ketika kontraksi bisep
menyebabkan fleksi sendi siku, bisep merupakan penggerak utama dan trisep
sebagai antagonis. Bila otot mengalami paralisis, orang tetap dapat memperoleh kembali
fungsi otot melalui kelompok sinergis untuk mengkoordinasi sedemikian rupa
untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan. Penggerak sekunder kemudian menjadi
penggerak utama.
Gerakan tubuh yang dapat dihasilkan oleh kontraksi
otot sangat banyak. Fleksi ditandai dengan adanya lipatan pada sendi (misal.
siku). Gerakan nyang berlawanan adalah ekstensi, atau peluru sendi. Abduksi
adalah gerakan yang menjauhkan diri dari setengah tutbuh. Gerakan yang
mendekati garis setengah tubuh adduksi. Rotasi adalah gerakan memutar pada
sumbu tertentu misal. Sendi bahu. Sirkumduksi adalah gerakan ibu jari yang
berbentuk corong. Gerakan khusus tubuh meliputi supinasi (membalik telapak
tangan keatas), pronasi (membalik telapak tangan keatas), inversi (memutar
telapak kaki kedalam), eversi (lawan gerakan inversi), protraksi ( menarik dagu
ke depan), dan retraksi (menarik dagu ke belakang).
Latihan, Disuse, dan Perbaikan
Otot harus selalu dilatih untuk menjaga fungsi dan
kekuatannya. Bila otot berulang-ulang mancapai tegangan maksimum atau mendekati
maksimum selama waktu yang lama, seperti pada latihan beban teratur, maka
irisan melintang otot akan membesar (hipertrofi). Ini disebabkan karena
penambahan ukurab masing-masing serat otot tanpa peningkatan jumlah serta otot.
Hipertrofi hanya bisa dipertahankan selama latihan dilanjutkan.
Fenomena sebaliknya bila terjadi disus otot dalam
waktu yang lama. Pengecilan ukuran otot dinamakan atrofi. Tirah baring dan
immobilisasi akan menyebabkan kehilangan massa dan kekuatan otot. Bila immbobilisasi
karena suatu modalitas penanganan (misal. Pada gips dan traksi), kita dapat
mengurangi efek immbolitas pasien dengan latihan isometrik otot-otot dibagian
yang diimobilisasi. Latihan kuadriseps ( mengencangkan otot paha) dan latihan
gluteal (mengencangkan otot bokong) dapat membantu mempertahankan kelompok otot
besar yang penting untuk berjalan. Latihan aktif dan beban berat badan pada
bagian tubuh yang tidak mengalami cedera dapat mencegah terjadinya atrofi otot.
Ketika otot mengalami cedera, harus diistirahatkan dan immobilisasi sampai
terjadi perbaikan . otot yang sudah sembuh kemudian harus dilatih secara
progresif untuk mencapai kemampuan fungsional dan kekutatan seperti sebelum
cedera.
b.
Penyembuhan Tulang
Kebanyakan patah tulang
sembuh melalui osifikasi endokondral. Ketika tulang mengalami cedera, fragmen
tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut. Namun tulang mengalami
regenerasi sendiri. Umumnya patah tulang sembuh melalui osifikasi
endokondral. Ketika tulang mengalami cidera, fragmen tulang tidak hanya ditambal dengan
jaringan parut,, namun tulang mengalami regenerasi sendiri. Mengutip pendapat
Smeltzer (2002), tahapan penyembuhan tulang terdiri dari: inflamasi,
proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan
remodeling.
8 Tahap Inflamasi.
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya
pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan
pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi
karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian akan diinvasi oleh
magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah tersebut.
Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.
8 Tahap Proliferasi Sel.
Kira-kira lima hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk
benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk
revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan
osteoklast (berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan
kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk
jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak
pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan
mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan
merusak sruktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial
elektronegatif.
8 Tahap Pembentukan Kalus.
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai
sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang
digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur.
Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung
berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga
sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau
jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.
8 Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi).
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga
minggu patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah
tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai
empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah
bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
8 Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling).
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati
dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling
memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun – tahun tergantung beratnya
modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus yang
melibatkan tulang kompak dan kanselus – stres fungsional pada tulang. Tulang
kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat
daripada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami remodeling (pembentukan)
dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara progresif.
Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi dan resorpsi
osteoblastik tulang secara bersamaan. Proses remodeling tulang
berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak dalam masa pertumbuhan
terjadi keseimbangan (balance) yang positif, sedangkan pada orang dewasa
terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi
setelah penyembuhan suatu fraktur.
c.
Sistem Persendian
Artikulasi atau sendi adalah hubungan antara dua tulang yang
berdekatan. Sendi di klasifikasikan sesuai dengan struktur (berdasarkan ada
tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang yang berartikulasi dan jenis
jaringan ikat yang berhubungan dengan persendian tersebut), danmenurut fungsi
persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).
Klasifikasi
structural persendian
:
1. Sendi
fibrosa
Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi
ini biasanya terikat mis, sutura tulang tengkorak. Kadang sendi dapat sedikit
bergerak.
2. Sendi
kartilago
Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan
dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago mis,
antara korpus vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan
gerakan sedikit bebas.
3. Sendi
synovial
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umm. Sendi ini biasanya
memungkinkan gerakan yang bebas (misalnya : lutut, bahu, siku, pergelangan
tangan, dll) tetapi beberapa sendi synovial secara relative tidak bergerak
(misalnya : sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi
dengan membrane synovial tipis. Membrane ini menskresi cairan synovial kedalam
ruang sendi untuk melumasi sendi. Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago
artikular halus dan keras dimana permukaan ini berhubungan dengan tulang.
Pada beberapa sendi terdapat satu sabit kartilago fibrosa yang
sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (misalnya : lutut, rahang)
Klasifikasi fungsional persendian
1)
Sendi sinartrosis atau sendi
mati. Secara structural, persendian ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa
atau kartilago.
2)
Sutura adalah sendi yang
dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang
tengkorak.
3)
Sinkondrosis adalah sendi yang
tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin.
4)
Amfiartrosis adalah sendi
dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai
respons terhadap torsi dan kompresi.
5)
Simfisis adalah sendi yang
kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago,yang menjadi bantalan sendi
yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
6)
Gomposis adalah sendi dimana
tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang, seperti pada
gigi yang tertanam pada alveoli.
7)
Diartrosis adalah sendi yang
bergerak bebas,disebut juga sendi synovial. Sendi ini memiliki rongga sendi
yang berisi cairan synovial, suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung
kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi synovial dilapisi kartilago
artikular.
Ciri – ciri sendi diartrosis
8
Pada setiap sendi bagian ujung sendi
ditutupi oleh tulang rawan hialin yang halus, dilapisi oleh selubung fibrus
kapsul sendi
8
Kapsul dilapisi oleh membran sinovial
yang mensekresi cairan pelumas dan peredam getaran dalam kapsul sendi (cairan
synovial), sehingga tidak terjadi kontak/sentuhan antar permukaan tulang
8
Untuk membentuk sendi maka antar tulang
dihubungkan dengan ligamen (pita jaringan ikat fibrus)
8
Ligamen dan tendon otot yang melintasi
sendi sehingga jaga kestabilan sendi
Diantara
permukaan tulang rawan sendi terdapat diskus artikularis
Jenis – jenis sendi diartrosis
8
Sendi Peluru
Kepala sendi yang bulat tepat masuk di dalam rongga cawan sendi
sehingga memungkinkan gerakan bebas penuh. Contoh: Sendi panggul dan bahu
8
Sendi Engsel/Hinge
Sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang sehingga arah
gerak hanya pada satu arah. Contoh: Siku dan lutut
8 Sendi Pelana
Permukaan sendi berbentuk pelana, arah sumbu yang satu permukaan
cembung dalam arah sumbu yang lain cembung. Contoh: Pada dasar ibu jari
8
Sendi Pivot / Kisar
Gerakan rotasi sesuai dengan arah panjang tulang untuk melakukan aktivitas.
Contoh: Sendi antara radius dan ulna (untuk membuka pintu)
8 Sendi Peluncur
Gerakan ke semua arah dan contohnya adalah
sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.
8 Sendi Kondiloid
Mirip sendi engsel, tetapi dapat bergerak dalam dua bidang, lateral
ke belakang dan ke depan sehingga flexi, extensi, abduksi, adduksi (ke samping)
Contoh: Temporomandibula
d.
Fenomena Listrik dan Ion
Kontraksi otot diawali dengan adanya pengantar
impuls (potensial aksi) syaraf motorik alfa menuju motor endplate di membrane
otot rangka. Sebelum terjadi potensial aksi syaraf motorik alfa, pada motor
endplate telah terjadi depolarisasi sebagai akibat terlepasnya asetikolin (ACh)
dalam kuantum kecil secara terus menerus. Dengan adanya potensial aksi di
syaraf motoriknya, pelepasan ACh dalam akan sangat banyak sehingga depolarisasi
di endplate menjadi potensial aksi otot yang kemudian menjalar sepanjang
membrane sel otot dan tubulus T. Akibatnya, pintu Ca di retikulum sarkoplasma
membuka dan melepaskan ion Ca ke sitoplasma sel otot. Ion Ca kemudian menyebar
keseluruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C. Ikatan troponin C dengan
ion Ca mengakibatkan perubahan konformasi molekul troponin, membuka binding
sites untuk kepala myosin di molekul aktin. Pembukaan binding sites tersebut
memungkinkan terjadinya jembatan silang (cross bridges) antara filament aktin
dan myosin. Selanjutnya, dengan katalis enzim myosin-ATP-ase, terjadi
hidrolosis ATP menjadi DP + Pi + energi di kepala myosin yang memungkinkan
pembengkokan kepala miosin hingga miofilamen bergerak saling bergeser (sliding
of myofilaments) ke arah pertengahan sarkomer menghasilkan kontraksi otot.
Seluruh peristiwa kontraksi otot rangka mulai dari perangsangan syaraf motorik
hingga pergeseran miofilamen disebut excitation-contraction coupling.
Berdasarkan urutan kejadian pada perangsangan otot
rangka, jika dilakukan rekaman perubahan listrik dan mekanik di otot rangka
maka hasilnya akan terlihat perubahan listrik otot rangka berlangsung selama 2
milidetik sedangkan perubahan mekanik berlangsung selama 10 – 100 milidetik
bergantung pada tipe serat otot rangkanya.
Ion Na dan K berperan dalam menghasilkan potensial
aksi di membrane serat otot serta peran ion Ca dalam memulai peristiwa
pergeseran miofilamen Jika kemudian impuls syaraf motorik berhenti, maka ion Ca
dalam sitoplasma akan kembali ke reticulum sarkoplasma melalui kanal ion oleh
kegiatan pompa aktif. Ketiadaan ion Ca di sitoplasma mengakibatkan binding
sites di filament aktin tertutup kembali, ikatan aktin dan myosin terlepas
sehingga terjadilah relaksasi otot.
Ganong, William.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20.Jakarta
: EGC
Guyton and Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9.
Jakarta : EGC
Lippincott Williams & Wilkins. 2008. Anatomy &
Pathologi 5th edition Published by Anatomical Chart Company, Skokie,
IL, USA
Sloane, ethel. 2004. Anatomi
dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran
Smiltizer, Suzane
C.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Volume 3. Jakarta : EGC
Syaifuddin.1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat.
Jakarta : EGC
Tambayong, Jan. 2001. Anatomi
dan fisiologi untuk keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Watson, Roger. Anatomi dan
Fisiologi untuk perawat alih bahasa, Sitti Syabariah ; editor edisi Bahasa
Indonesia, Komalsari. --Ed. 10. --Jakarta : EGC, 2002.