Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat
berbentuk dari berbagai jenis sel-sel dalam kulit (sel-sel epidermis, melanosit).
Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau tumor ganas, dapat terletak
dalam epidermis atau menembus kedalam dermis dan jaringan subkutan (Arif
Muttaqin, 2010)
Tumor Kulit adalah tumor yang terbentuk dari
berbagai jenis sel seperti sel-sel epidermis, dan melanosit. Tumor-tumor ini
dapat merupakan tumor jinak atau ganas, dapat terletak dalam epidermis atau
menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan.(Price Sylvia, 2006)
Tumor kulit adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali,
dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang
lain.
Keganasan kulit merupakan tiga
serangkai keganasan pada umumnya yang ditemukan di Indonesia. Urutannya dapat
berubah, akan tetapi dalam kelompok 3 besar, yakni kulit, cervic, mammae. Zaman
sebelum penjajahan tumor ganas kulit lebih banyak ditemukan pada rakyat atau
petani (banyak trauma, tidak memakai sepatu pada golongan pribumi). Setelah
penjajahan (sesudah tahun 1945) ternyata tumor ganas sudah berubah tidak lagi
di tungkai, dan kanker penis banyak ditemukan pada pria yang tidak disunat.
Basal sel karsinoma ternyata banyak ditemukan di sekitar mata. Kelompok umur
50-59 tahun tetap merupakan golongan yang terbanyak menanggung resiko tumor
ganas kulit, perbedaan antara pria dan wanita tidak bermakna.
Penyebab
pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor
resiko yang dapat menyebabkan timbulnya tumor/kanker kulit yaitu:
Bahan
kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker
kulit. Namun, dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang
biasanya menyebabkan kanker kulit.
Gen pembawa kanker
atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’
zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor.
Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di
Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit
diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
Etiologi tidak diketahui tetapi
sinar ultraviolet paling diketahui sebagai penyebab. Umumnya resiko tertinggi
oleh orang yang berkulit putih atau cerah, bermata biru, berambut merah atau
pirang dengan bercak-bercak kecoklatan pada kulitnya. Orang-orang ini
mensintesis melanin lebih lambat. Orang keturunan Celtic atau Skandinavia
menghadapi resiko yang lebih besar didampingi orang yang sering terbakar sinar
matahari. Tetapi kulitnya tidak pernah menjadi coklat kekuningan. Pada kawasan
tempat matahari sangat terik terdapat peningkatan insidensi yang tidak
sebanding. Penduduk amerika berusia lanjut yang menghabiskan waktu pensiunnya
pada kawasan Amerika barat daya tampak memiliki insidensi yang tertinggi.
Populasi lain yang beresiko pernah menderita melanoma di masa lalu, memiliki
riwayat melanoma dalam keluarga, mempunya nevus congenital yang berukuran
raksasa atau memiliki riwayat luka bakar matahari yang parah.
Hingga 10% penderita melanoma
merupakan anggota keluarga yang cenderung menderita melanoma dan memiliki lebih
dari satu nevus yang terus berubah (nevi displastik) serta rentan trehadap
transformasi maligna. Penderita sindrom nervus displastik ternyata memiliki mola yang tidak lazim berukuran lebih besar
berjumlah lebih banyak, lesi dengan garis bentuk yang tidak teratur dan
pigmentasi pada seluruh kulit. Pemeriksaan mikroskopik nervus yang displastik
akan memperlihatkan pertumbuhan yang abnormal dan menyimpang.
Perjalanan penyakit dari tumor kulit
tidak dapat ditentukan dengan pasti, kadang-kadang tumornya kecil akan tetapi
telah bermetastasis jauh. tumor yang besar pun juga dapat setempat saja dalam
jangka waktu yang lama.
Karsinoma sel sekuamosa berasal dari
sel epidermis yang mempunyai tingkat kematangan, dapat intraepidermal, dapat
opula bersifat infasif dan bermetastasis jauh. Lokasi kelainan penyakit paget
ialah daerah kulit yang mempunyai kelenjar apokrin. Pada payudara di kenal
sebagai penyakit paget payudara (mammary paget’s disease), sedangkan lokasi
lainnya (extra mammary paget’s desease) secara berurutan ialah: vulva,
perianal, penis,skotum, lipat paha, ketiak, dan kelopak mata.
Penyakit paget merupakan
epidermotrophic Ca of the mammary ducts sehingga yang tampak di kulit merupakan
penyebaran dari saluran kelenjar payudara. Dengan demikian, adeno-karsinoma
payudara merupakan asal usul penyakit paget payudara. Penyakit paget di sekitar
alat kelamin dapat berasal dari adnexal
carcinoma di bawahnya atau berasal dari karsinoma saluran kemih bagian
bawah. Penyakit paget di luar payudara sering bersamaan dengan anak sebar pada
anak dalam di sekitarnya
Terlampir
Karsinoma sel basal tumbuh dari lapisan
sel basal pada epidermis atau folikel rambut. Penyakit kanker ini merupakan tipe
kanker kulit yang paling sering di temukan. Umumnya karsinoma sel basal timbul
di daerah tubuh yang terpajan sinar matahari dan lebih prevalen pada kawasan
tempat populasi penduduk mengalami pajanan sinar matahari yang intensif dan
ekstensif. Insidensi tersebut berbanding lurus dengan usia pasien (usia
rata-rata 60 tahun) serta jumlah total pajanan sinar matahari, dan berbanding
terbalik dengan jumlah pigmen melanin dalam kulit.
Karsinoma sel basal biasanya di
mulai sebagai nodul kecil seperti malam (lilin) dengan tepi yang tergulung,
translusen dan mengkilap; pembuluh darah yang mengalami telangiektasia dapat di
jumpai. Dengan tumbuhnya sel basal akan terjadi ulserasi pada bagian tengahnya
dan kadang-kadang pembentukan krusta. Tumor paling sering muncul di daerah
muka. Karsinoma sel basal di tandai dengan invasi dan erosi jaringan yang
bersambung (siling menyatu). Karsinoma ini jarang bermetastasetetapi rekurensi
sering terjadi. Namun demikian, lesi yang diabaikan dapat menyebabkan hilangnya
hidung, telinga atau bibir. Lesi lain akibat penyakit ini dapat timbul sebagai
plak yang mengkilap, datar berwarna kelabu atau kekuningan.
Karsinoma sel skuamosa merupakan
proliferasi malignan yang timbul dari dalam epidermis. Meskipun biasanya muncul
pada kulit yang merusak karena sinar matahari, karsinoma ini dapat pula timbul
dari kulit yang normal atau lesi kulit yang sudah ada sebelumnya. Penyakit
kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat daripada karsinoma sel basal
karena sifatnya yang sungguh-sungguh invasive dengan mengadakan metastase lewat
system limfatik atau darah. Metastase menyebabkan 75% kematian karena karsinoma
sel skuamosa. Lesinya dapat bersifat primer karena timbul pada kulit maupun
membran mukosa, atau bisa terjadi sekunder dari suatu keadaan precancerous seperti keratosis aktinika
(lesi pada bagian kulit yang terpajan sinar matahari), leukoplakia (lesi
premalignan pada membrane mukosa) atau lesi dengan pembebtukan sikatriks atau
ulkus. Karsinoma sel skuamosa tampak sebagai sebuah tumor yang kasar, tebal dan
bersisik tanpa memberikan gejala (asimtomatik) tetapi bisa menimbulkan
pendarahan. Tepi lesinya dapat lebih lebar, lebih terinfiltrasi dan lebih
memperlihatkan reaksi inflamasi bila dibandingkan dengan karsinoma sel basal.
Infeksinya sekunder dapat terjadi. Daerah-daerah yang terbuka, khususnya
ekstremitas atas, muka, bibir bawah, telinga, hidung dan dahi, merupakan lokasi
kulit yang sering terkena kanker ini.
Kanker kulit di diagnosis dari
pemeriksaan biopsy dan hasil evaluasi histologik.
Metastase. Insidensi mestastase
berhubungan dengan tipe histologik dan tingkat kedalaman invasinya. Biasanya
karsinoma sel skuamosa yang tumbuh di daerah kulit yang rusak karena sinar
matahari tidak begitu invasive dan jarang menimbulkan kematian, sementara yang
tumbuh tanpa riwayat pajanan matahari atau arsen atau tanpa pembentukan
sikatriks memiliki frekuensi yang lebih tinggi untuk mengadakan penyebaran
metastatik. Selanjutnya pasien harus dievaluasi untuk mendeteksi metastase pada
kelenjar limfe regional.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu
:
a.
Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti
lilin, permukaannya mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula
kecil makin lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal. Kadang-kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian
tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah bila diangkat.
b.
Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba
keras kenyal, dan mudah berdarah bila disentuh.
c.
Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya
berwarna kemerahan dan mudah berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan
kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-bintik.
d.
Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh
walaupun sudah diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta
mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah
lama atau terinfeksi.
e.
Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan,
bercak ini makin lama permukaannya makin kasar, bergerigi, tetapi tidak rapuh, tidak gatal, dan tidak sakit.
f.
Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat
seperti ditelapak kaki dan telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal,
berwarna hitam keabuan, batas kabur, tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah
menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit, dan tumbuh ke dalam kulit
serta mudah berdarah.
Tumor Ganas
Tumor ganas dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
a)
Kasinoma Sel Basa
Merupakan tumor ganas pada kulit
yang paling sering terjadi, berasal dari sel epiderma sepanjang lamina basalis
epodemis. Insiden karsinoma sel basa berbanding lurus dengan usia pasien dan
berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin di epidermis. Pasien dengan
riwayat karsinoma sel basa harus menggunakan tabir surya atau pakaian pelindung
untuk menghindari sinar karsinogenik matahari. Tumor ini ditandai dengan nodul
seperti mutiara, halus, dam kemerahan. Karsinoma sel basa harus diobati dengan
tepat. Pengobatan meliputi kuretease dengan elektrodesikasi, bedah scalpel,
iradiasi, bedah dengan bahan kimia, bedah beku.
b)
Karsinoma Sel Skuamosa
Sel skuamosa merupakan neoplasma
ganas pada keratinosid yang berasal dari sel epidermis yang lebih
berdiferensiasi (keratinosid). Secara khas, tumor timbul di atas kulit yang
dirusak cahaya matahari dengan adanya banyak adanya keratonis aktinik. Cahaya
matahari merupakan factor etiologi utama yang menyebabkan karsinoma sel skuamosa
pada kulit. Penyebab lain karsinoma sel skuamosa meliputi menelan arsen,
iradiasi sinar x, luka baker, jaringan parut, dan kerentanan genetic. Karsinoma
sela skuamosa yang timbul pada kulit yang rusak akibat cahaya matahari biasanya
tidak bermetastasis dan jarang menyebabkan kematian, namun ada yang tidak
terpajan sinar matahari, setelah menelan arsen atau di atas parut lama,
mempunyai resiko metastasis terbesar.
Suatu varian karsinoma sel skuamosa
yang terbatas pada epidermis disebut penyakit Bowen, penyakit ini biasanya disebabkan oleh pajanan sinar matahari
kronik. Karsinoma sel skuamosa muncul karena bentuk tumor atau nodul yang
menebal, berskuama, dan berulserasi yang kadang-kadang berdarah dam biasanya
timbul di atas kulit wajah, kepala, telinga, leher, tangan atau lengan yang
rusak oleh cahaya matahari.
Pengobatan karsinoma sel skuamosa
dan variannya adalah eksisi bedah.
c)
Melanoma
Melanoma malignum hanyalah 3% dari
semua keganasan kulit primer tetapi mengakibatkan hamper semua kematian yang
disebabkan oleh kanker kulit. Kebanyakan melanoma terjadi pada kelompok usia 40
– 70 tahun, tetapi jumlah kasus telah meningkat diantara kelompok usia 20 – 40
tahun. Salah satu penjelasan untuk peningkatan insiden ini adalah pajanan sinar
matahari yang lebih besar saat rekreasi dan perubahan cara berpakaian.
Diagnosis didasarkan pada perubahan bentuk, warna, ukuran dan konfigurasi lezi
yang berpigmen.
Melanoma yang menyebar superficial
merupakan jenis yang paling sering (60% sampai 80%) dan mempunyai prognosis
paling baik. Sebagian besar pasien mempunyai harapan hidup 5 tahun atau lebih
dan banyak yang sembuh. Diagnosis dini dan pengobatan bedah berperan dalam
perbaikan statistic.
Pengobatan melanoma malignum
terutama dengan pembedahan. Pasien dengan melanoma diseminata dilakukan kemoterapi.
Tumor Jinak
a)
Keratonis Seboroid
Bermanisfestasi sebagai neoplasma mirip
kutil, berwarna coklat sperti dilekatkan pada permukaan epidermis. Peneyebab
dari tumor jinak ini tidak diketahui. Sel-sel tumor ini berasal dari sel basar
sel basal kecil yang terlokalisasi pada epidermis. Pasien yang lebih tua dapat
mengalami keratosis seboroid multipel di seluruh tubuh, wajah, dan ekstremitas
atas.
Pengobatan tidak diperlukan kecuali
atas alasan kosmetik atau diagnostik.
b)
Keratonis Aktinik
Keratonis atinik bbiasanya timbul pada
permukaan kulit yang terkena sinar matahari seperti wajah, leher, kulit kepala
dan ekstremitas. Daerah yang terserang tampak seperti lezi eritematosa,
bersisik dan dengan permukaan yang kasar. Lezi ini disebabkan oleh pajanan
sinar matahari kronik, terutama pada pasien berusia lanjut. Neoplasma prakanker
ini dapat berubah menjadi karsinoma sel skuamosa dan harus diobati. Tindakan
pengobatannya termasuk elektrodesikasi dengan kuretase atau bedah beku. Pasien
diingatkan terhadap pajanan sinar matahari selanjutnya, dan dianjurkan untuk
memaki tabir surya yang dapat menghambat sinar UV B dan UV A dengan faktor
proteksi 15 atau 30 (Presun, Solbar, Sundown, Bain de Soleir).
c)
Keratoakantoma
Keratoakantoma adalah tumor yang berbentuk
kubah dengan bagian tengahnya berbentuk kawah atau mengalami ulserasi. Tumor
ini tumbuh dengan cepat dalam waktu beberapa bulan dan biasanya timbul pada
orang tua yang berkulit terang.
Tumor ini jinak dan dapat mengalami
involunsi spontan. Karena tumor ini dapat menyerupai karsinoma sel skuamosa,
maka tumor ini harus di eksisi untuk pemeriksaan histopatologi.
d)
Dermatofibroma, Akrokordon dan Keloid
Empat tumor jinak yang paling sering
di temukan adalah dematofibroma, akrokordon (skintags), keloid, hyperplasia
sebaseus.
Dermatofibroma adalah nodul coklat
yang biasanya di temukan pada kaki, tubuh dan lengan. Pada palpasi
konsistensinya keras seperti kancing. Tumor ini hanya di eksisis karena alas an
kosmetik atau diagnostic, karena tumor ini jinak.
Skintags (akrokordon ) sering kali
terdapat di leher, axial, dan lipat paha pada pasien tua dan setengah baya.
Akrokordon lebih banyak di jumpai pada pasien yang gemuk dan pada wanita hamil
daripada populasi secara umum. Tumor ini di eksisi bila nyeri dan karena alasan
kosmetik.
Keloid di sebabkan oleh pembentukan
jaringan parut abnormal yang terjadi bahkan setelah cedera minor. Keloid lebih
sering pada orang Afrika Amerika daripada keturuna Kaukasia, dan ada
kecenderungan genetik. Eksisi jaringan keloid boleh di usahakan untuk alasan
kosmetik. Eksisi keloid yang di kombinasi denga injeksi kortikosteroid ke dalam
lesi sering kali merupakan pengobatan yang efektif.
e)
Tumor Jinak Pembuluh Darah
Diantara sejumlah tumor pembuluh darah
kulit, jenis yang paling sering di temui adalah nevus flammeus, angioma
strauberi, angioma ceri, angioma laba-laba (spider
nevi), dan granulome piogenik. Floriferasi kapiler-kapiler matur yang
menimbulkan perubahan warna menjadi merah muda pada kulit bayi baru lahir
disebut nevus plammeus. Apabila kapiler ini mengikuti cabang saraf trigeminus,
maka kondisi ini dapat disertai angioma pada mata ipsilateral dan sistem saraf
pusat (syndrom Sturge-Weber). Keadaan ini dapat menimbulkan glaukoma dan kejang
kontra lateral. Nevus plammeus dapat menghilang atau tetap bertahan untuk waktu
yang sangat lama. Jika lesinya tetap ada, direkomendasikan untuk melakukan
penyamaran dengan dandanan (Covermark, DermaBland). Laser pewarna dengan
pulsasi berguna untuk pengobatan hemangioma ini.
Angioma stawberi timbul setelah lahir dan mengalami involusi spontan setelah usia 7
tahun pada 70% sampai 95 % dari semua
kasus. Proliferasi kapiler dalam dermis menyebabkan nodula merah-kebiruan yang
meninggi biasanya di kepala dan tubuh bagian atas, tetapi dapt juga tibul
dimana saja di permukaan tubuh. Karena sering kali berinvolusi spontan maka
pengobatan tumor ini biasanya tidak diperlukan.
Angioma ceri adalah papula yang agak meninggi berwarna merah pada tubuh dan ekstremitas
orang tua dan setengah baya. Lesi asimtomatik dan jinak, dan tidak diperlukan
pengobatan.
Angioma laba-laba timbul pada perempuan pada masa kehamilan, pada peminum alkohol dan juga
pada anak- anak. Sebuah arteriola sentral memberi makan berbagai cabang kecil
dari tumor ini. Angioma laba-laba multiple dapat disebabkan oleh penyakit hati
seperti sirosis. Umunya angioma laba-laba pada nak-anak dan wanita hamil dapat
sembuh dengan sendirinya. Angioma laba-laba yang persisten dapat dibuang dengan
elektrodesikasi atau laser pewarna dengan pilsasi.
Granuloma piogenik disebabkan oleh suatu proliferasi abnormal jaringan granulasi. Tumor
timbul pada tempat trauma yang terjadi. Timbul nodul-nodul lembab berwarna
merah atau ungu bertangkai. Tumor jinak ini kadang-kadang berdarah dan diobati
dengan pembedahan.
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara eksisi mengungkapkan
informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi.
Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat
diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle
& Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan,
kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang
dapat diandalkan.
8 Penatalaksanaan medis
Bedah Beku. Bedah
beku menghancurkan tumor dengan cara deep
freezing. Alat jarum termokopel ditusukkan ke dalam kulit, dan kemudian
nitrogen cair dimasukkan ke dalam tumor samapai tercapai suhu -40o C
hingga -60o C pada dasar tumor. Nitrogen cair memiliki keuntungan
yaitu titik didihnya paling rendah dari semua kriogen yang dicoba, harganya
tidak mahal dan juga barangnya mudah diperoleh. Jaringan tumor dibekudinginkan,
dibiarkan melunak dan kemudian dibekudinginkan kembali. Lokasi yang menjalani
bedah beku ini akan melunak secara alami serta kemudian mengalami gelatinasi
dan sembuh spontan. Pembengkakan dan edema terjadi setelah pembekuan.
Penampakan lesi bervariasi. Kesembuhan normal yang dapat memakan waktu 4 hingga
6 minggu terjadi lebih cepat di daerah-daerah dengan suplai darah yang baik.
8 Penatalaksanaan keperawatan
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan
tindakan eksisi, peran perawat adalah :
1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan
2) Pemberian analgetik tepat
3) Meredakan ansietas
4) Pendidikan pasien dan pertimbangan
perawatan di rumah.
- Status kesehatan saat ini : keluhan
utama, alasan MRS, dan perjalanan sakit saat ini, upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya
- Status kesehatan masa lalu : penyakit
yang pernah dialami, pernah dirawat, alergi , riwayat penyakit keluarga, dan
diagnosa medis & therapy.
1) Warna yang bervariasi
a) Warna yang dapat menunjukan keganasan
pada lesi yang coklat atau hitam adalah bayangan warna merah, putih dan biru;
bayangan wana biru dianggap lebih menkhawatirkan.
b) Daerah-daerah putih dalam lesi yang berpigmen
perlu di curigai.
c) Sebagian melanoma maligna tidak
memiliki warna yang bervariasi tetapi sebaliknya mempunyai warna yang seragam
(hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan).
2) Tepi yang ireguler
a) Indentasi atau lekukan yang menyudut
pada bagian tepi nevus harus dicatat.
3) Permukaan yang ireguler
a) Tonjolan permukaan yang tidak merata
(topografi ireguler) dapat teraba atau terlihat. Perubahan pada permukaan bisa
licin hingga seperti sisik.
b) Sebagian melanoma manoduler memiliki
permukaan yang licin.
Lokasi melanoma yang sering adalah
kulit pada bagian punggung, tungkai (khususnya wanita), antara jari-jari kaki
dan pada kaki, muka, kulit kepala, jari-jari tangan serta bagian dorsal tangan.
Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling sering terdapat ditempat yang
tidak begitu mengandung pigmen seperti : telapak tangan, telapak kaki, daerah
subungual dan memebran mukosa.
Diameter nevus harus diukur karena
umumnya melanoma berukuran lebih dari 6 mm. Lesi satelit (lesi yang terletak
didekat nevus) harus di catat.
1) Nyeri berhubungan dengan pembentukan
bula, papula, lesi dan perubahan pigmen kulit ditandai dengan pasien mengeluh
nyeri, pasien tampak meringis dan memegang bagian yang sakit.
2) Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan pigmen kulit ditandai
dengan tak ada jaringan kulit yang hidup, regenerasi (-).
3) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan demam, malaise, dan penurunan nafsu makan
ditandai dengan penurunan BB, makan tidak habis 1 porsi, turgor lemah dan wajah
pucat.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan
nyeri, bau busuk, dan ansietas ditandai dengan pasien terus menerus terjaga,
tidak mampu menentukan kebutuhan waktu tidur; letargi; tampak ada bayangan
lengkaran gelap di bawah mata; terus menerus menguap karena mengantuk.
5) Resiko infeksi berhubungan dengan Pembentukan pus dan nekrosis jaringan
kulit
1)
Nyeri berhubungan dengan
pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan pigmen kulit ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis dan memegang bagian yang sakit.
Tujuan : Nyeri berkurang/ terkontrol.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan nyeri hilang/
terkontrol 0-1 (0-10), menunjukan ekspresi wajah/postur tubuh rileks,
berpartisipasi dalam aktivitas dan tidur/istirahat dengan tepat.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri
Ubah posisi dengan sering dan rentang
gerak pasif dan aktif sesuai indikasi.
Pertahankan suhu lingkungan nyaman,
berikan lampu penghangat, penutup tubuh hangat.
Kaji nyeri secara komprehensif(PQRST)
, keluhan nyeri, perhatikan lokasi/karakter dan intensitas (skala 0-10).
Dorong ekspresi perasaan tentang
nyeri.
Libatkan pasien dalam penentuan
jadwal aktivitas, pengobatan, pemberian obat.
Jelaskan prosedut/berikan informasi
seiring dengan tepat, khususnya selama debridemen luka.
Berikan tindakan kenyamanan dasar
contoh pijatan pada area yang tak sakit, perubahan posisi dengan sering.
Dorong penggunaan teknik manajemen
stres, contoh relaksasi progresif, nafas dalam, bimbingan imajinasi dan
visualisasi.
Berikan aktivitas terapeutik tepat
untuk usia/kondisi.
Tingkatkan periode tidur tanpa
gangguan.
Kolaborasi
Berikan analgesik sesuai indikasi.
|
Gerakan dan latihan menurunkan
kekakuan sendi dan kelelahan otot tetapi tipe latihan tergantung pada lokasi
dan luas cedera.
Sumber panas eksternal perlu untuk
mencegah menggigil.
Nyeri hampir selalu ada pada beberapa
derajat beratnya keterlibatan jaringan/ kerusakan tetapi biasanya paling
berat selama pergantian balutan dan debridemen. Perubahan
lokasi/karakter/intensitas nyeri dapat mengindikasikan terjadinya komplikasi
(contoh: iskemia tungkai) atau perbaikan/kembalinya fungsi saraf sensasi.
Pernyataan memungkinkan pengungkapan
emosi dan dapt meningkatkan mekanisme koping.
Meningkatkan rasa kontrol pasien dan
kekuatan mekanisme koping
Dukungan empati dapat membantu
meghilangkan nyeri/meningkatkan relaksasi. Mengetahui apa yang
diharapkan/memberikan kesempatan pada pasien untuk menyiapkan diri dan
meningkatkan rasa kontrol.
Meningkatkan relaksasi; menurunkan
tegangan otot dan kelelahan umum.
Memfokuskan kembali perhatian,
meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan rasa kontrol, yang dapat menurunkan
ketergantungan farmakologis.
Membantu mengurangi konsentrasi nyeri
yang dialami dan memfokuskan kembali perhatian.
Kekurangan tidur dapat meningkatkan
persepsi nyeri/kemampuan koping.
Metode IV sering digunakan pada awal
untuk memaksimalkan efek obat. Masalah pasien adiksi atau keraguan tentang
derajat nyeri yang dialami tidak basah selama fase perawatan darurat/akut,
tetapi narkotik harus diturunkan sesegera mungkin, sesuai adanya dan
perubahan metode untuk penghilangan nyeri.
|
2)
Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan pigmen kulit ditandai
dengan tak ada jaringan kulit yang hidup, regenerasi (-).
Tujuan ; Kerusakan integritas kulit dapat
ditangani.
Kriteria hasil : Menunjukan regenerasi jaringan.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri
Anjurkan menggunakan baju katun halus
dan hindari baju ketat, tutup/beri bantalan pada daerah luka sesuai indikasi,
biarkan insisi terbuka terhadap udara sebanyak mungkin.
Mandikan pasien dengan pancuran air
hangat. Cuci insisi dengan perlahan. Beritahu pasien untuk menghindari mandi
dalam bak sampai diijinkan oleh dokter.
Sokong insisi dengan strip steril
(sesuai kebutuhan) bila jahitan diangkat.
Dorong peningkatan kaki bila duduk di
kursi.
Perhatikan atau laporkan pada dokter:
insisi yang tidak sembuh: pembukaan kembali insisi yang telah sembuh; adanya
drainase (berdarah atau purulen); area lokal yang bengkak dengan kemerahan,
rasa nyeri meningkat; dan rasa panas pada sentuhan.
Tingkatan nutrisi dan masukan cairan
adekuat.
Kolaborasi
Dapatkan spesimen dari drainase luka
sesuai indikasi.
|
Menurunkan iritasi/jahitan dan
tekanan dari baju. Membeiarkan insisi terbuka terhadap udara meningkatkan
proses penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi.
Mempertahnkan insisi bersih, meningkatkan
sirkulasi atau penyembuhan. Catatan:
”memanjat” keluar dari bak mandi memerlukan penggunaan lengan dengan otot
pektoral, yang dapat menimbulkan stres yang tak perlu pada sternotomi.
Membantu mempertahankan penyatuan
tepi luka untuk meningkatkan penyembuhan.
Meningkatkan sirkulasi, menurunkan
edema untuk memperbaiki penyembuhan luka.
Tanda atau gejala yang menandakan
kegagalan penyembuhan terjadi komplikasi yang memerlukan evaluasi/intervensi
lanjut.
Membantu untuk mempertahankan volume
sirkulasi yang baik untuk perfusi jaringan dan memenuhi kebutuhan energi
seluler untuk memudahkan proses regenerasi atau penyembuhan jaringan.
Bila infeksi terjadi, pengobatan
lokal dan sistemik mungkin diperlukan, misal : terapi peroksida/salin/sabun
betadine, antibiotik.
|
3)
Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan demam, malaise, dan penurunan
nafsu makan ditandai dengan penurunan BB, makan tidak habis 1 porsi, turgor
lemah dan wajah pucat.
Tujuan :
Kebutuhan
nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Menunjukan pemasukan nutrisi adekuat
untuk memenuhi kebutuhan metabolik ditunjukan oleh BB stabil, makan habis 1,
turgor baik, dan wajah tidak pucat.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri
Pertahankan jumlah kalori ketat. Timbang BB tiap hari..
Awasi massa otot/lemak subkutan
sesuai indikasi
Berikan makan dan makanan kecil
sedikit dan sering.
Dorong pasien untuk memandang diet
sebagai pengobatan dan untuk mebuat pilihan makanan/minuman tinggi
kalori/protein.
Dorong pasien untuk duduk saat makan,
dikunjungi orang lain.
Berikan kebersihan oral sebelum
makan.
Lakukan pemeriksaan glukosa strip
jari, klinitese/asetes sesuai indikasi.
Kolaborasi
Rujuk ke ahli diet/tim dukungan
nutrisi.
Berikan diet tinggi kalori/protein
dengan tambahan vitamin.
Pasang/pertahankan makanan sedikit
melalui selang enterik/tambahan bila dibutuhkan.
Berikan hiperalimentasi parentral
sesuai indikasi
Awasi pemeriksaan laboratorium,
contoh: albumin serum, kreatinin, transferin, nitrogen urea urin.
Berikan insulin sesuai indikasi
|
Pedoman tepat untuk pemasukan kalori
tepat. Sesuai penyembuhan luka. Dievaluasi untuk mengitung bentuk diet yang
diberikan dan penilaian yang tepat dimulai.
Mungkin berguna dalam memperkirakan
perbaikan tubuh/kehilangan dan keefektifan terapi.
Membantu mencegah distensi
gaster/ketidaknyamanandan meningkatkan pemasukan.
Kalori dan protein diperlukan untuk
mempertahankan BB, memenuhi kebutuhan metabolik, dan meningkatkan
penyembuhan.
Duduk dapat mencegah aspirasi dan
membantu pencernaan makanan yang baik. Sosialisai meningkatkan relaksasi dan
dapat meningkatkan pemasukan.
Mulut/palatum bersih meningkatkan
rasa dan membantu nafsu makan yang baik.
Mengawasi terjadinya hiperglikemia
sehubungan dengan perubahan hormonal/kebutuhan atau penggunaan
hiperalimentasi untuk memenuhi kebutuhan kalori.
Berguna dalam membuat kebutuhan
nutrisi individu (berdasarkan berat badan dan cedera area permukaan tubuh)
dan mengidentifikasi nutrisi yang tepat.
Kalori (3000-5000 per hari), protein,
dan vitamin yang dibutuhkan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik,
mempertahankan BB, dan mendorong regenerasi jaringan. Catatan; rute oral paling baik untuk mengembalikan fungsi GIT.
Memberikan makanan kontinue/tambahan
bila pasien tidak mampu untuk mengkonsumsi kebutuhan kalori toyal harian
secara oral. Catatan: selang makan
kontinue selama makan meningkatkan pemasukan kalori tanpa penurunan nafsu
makan dan pemasukan oral selama sehat.
Hiperalimentasi akan mempertahankan
pemasukan nutrisi atau memenuhi kebutuhan metabolik pada adanya komplikasi
berat atau berlanjutnya cedera esofageal atau gastrik yang tidak mungkin
makan per enteral.
Indikator kebutuhan nutrisi dan
keadekuatan diet total terapi.
Peningkatan kadar glukosa serum dapat
terjadi sehubungan dengan respon strees terhadap cedera, pemasukan tinggi
kalori, kelelahan pankreas.
|
4)
Gangguan pola tidur berhubungan
dengan nyeri, bau busuk, dan ansietas ditandai dengan pasien terus menerus
terjaga, tidak mampu menentukan kebutuhan waktu tidur; letargi; tampak ada
bayangan lengkaran gelap di bawah mata; terus menerus menguap karena mengantuk.
Tujuaan : Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi.
Kriteria hasil : Pasien mampu menciptakan pola tidur yang
adekuat dengan penurunan terhadap pikiran yang melayang-layang (melamun) dan
kecemasan; pasien tampak atau melaporkan dapt beristirahat dengan cukup.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri
Berikan kesempatan untuk beristirahat tidur sejenak, anjurkan latihan
saat siang hari , turunkan aktivitas mental/fisik pada sore hari.
Evaluasi tingkat stress/orientasi sesuai perkembangan hari demi hari.
Lengkapi jadwal tidur dan ritual secara teratur. Katakan kepada apsien
bahwa saat ini adalah waktu tidur.
Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi dan masase punggung.
Turunkan jumlah minum pada sore hari. Lakukan berkemih sebelum tidur.
Putarkan musik yang lembut atau suara yang jernih.
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi:
·
Antidepresi seperti: amitriptilin (Elavil); doksepin (Senequan) dan
trasolon (Desyrel).
·
Koral hidrat; oksasepam (Serax); triazolan (Halcion)
Hindari penggunann dipenhidramin
(Benadryl)
|
Karena aktivitas fisik dan mental mengakibatkan kelelahan yang dapat
meningkatkan kebingungan, aktivitas yang terprogram tanpa stimulasi
berlebihan yang meningkatkan waktu tidur.
Peningkatan kebingungan, disoreientasi dan tingkah laku yang tidak
kooperatif (sindrom sundowner) dapat melanggar pola tidur yang mencapai tidur
pulas.
Penguatan bahwa saatnya tidur dan mempertahankan kestabilan lingkungan. Catatan: penundaan waktu tidur mungkin
diindikasikan untuk memungkinkan pasien membuang kelebihan energi dan
memfasilitasi tidur.
Meningkatkan relaksasi dengan perasaan mengantuk.
Menurunkan kebutuhan akan bangun untuk pergi ke kamar mandi/berkemih
selam malam hari.
Menurunkan stimulasi sensori dengan
menghambat suara-suara lain dari lingkungan sekitar yang akan menghambat tidur nyenyak.
Mungkin efektif dalam menangani
pseudomensia atau depresi, meningkatkan kemampuan untuk tidur tetapi
antikolinergik dapat memncetuskan bingung dan memperburuk kognitif dan efek
samping tertentu (seperti hipotensi ortostatik) yang mebatasi manfaat
maksimal.
Gunakan dengan hemat, hipnotik dosis
rendah mungkin efektif dalam mengatasi insomnia atau sindrom sundowner.
Bila digunakan untuk tidur, obat ini
sekarang dikontraindikasikan karena obat ini mempengaruhi produksi
asetilkolin yang sudah dihambat dalam otak pasie dalam DAT ini.
|
5)
Resiko infeksi berhubungan dengan Pembentukan pus dan nekrosis jaringan
kulit
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil : Mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas
eksudat purulen dan tidak demam.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri
Implementasikan teknik isolasi
yang tepat sesuai indikasi.
Tekankan pentingnya teknik cuci
tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan pasien.
Gunakan skort, sarung tangan,
masker, dan teknik aseptic ketat selama perawatan luka langsung dan berikan
pakaian steril/baru juga linen/pakaian.
Awasi/batasi pengunjung, bila perlu.
Jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung bila perlu.
Bersihkan jaringan nekrotik/ yang
lepas (termasuk pecahanya lepuh) dengan guntung dan forcep. Jangan ganggu
lepuh yang utuh bila lebih kecil dari 2-3 cm, jangan pengaruhi fungsi sendi
dan jangan pajankan luka yang terinfeksi.
Periksa luka tiap hari,
perhatikan/catat perubahan penampilan, bau, atau kuantitas drainase.
Awasi tanda vital untuk demam,
peningkatan frekuensi/kedalaman pernafasan sehubungan dengan perubahan sensori,
adanya diare, penurunan jumlah trombosit, hiperglikemia dan glikosuria.
Kolaborasi
Ambil kultur rutin dan sensitivitas
luka/drainase.
Bantu biopsi eksisi bila infeksi
dicurigai
Foto luka pada awal dan dengan
interval periodik.
|
Tergantung tipe/luasnya dan
(misalnya: pilihan pengobatan luka tertutup vs terbuka); isolasi dapat
direntang dari luka sederhana/kulit sampai komplit/sebaliknya untuk
menurunkan resiko infeksi silang/ terpajan pada flora bakteri multiple.
Mencegah kontaminasi silang; menurunkan
resiko infeksi.
Mencegah terpajan pada organisme
infeksius.
Mencegah kontaminasi silang dari
pengunjung. Masalah resiko infeksi harus seimbang melawan kebutuhan pasien
untuk dukungan keluarga dan sosialisasi.
Meningkatkan penyembuhan. Mencegah
autokontaminasi. Lepuh yang kecil membantu melindungi kulit dan meningkatkan
kecepatan reepitelisasi.
Mengindetifikasi adanya penyembuhan
(granulasi jaringan).
Indikator sepsis memerlukan evaluasi
cepat dan intervensi. Catatan: perubahan sensori, kebiasaan defekasi, dan
frekuensi pernafasan biasanya berlanjut, demam dan perubahan hasil
laboratorium.
Memungkinkan pengenalan dini dan
pengubatan khusus infeksi luka.
Bakteri dapat terkolonisasi pada
permukaan luka tanpa masuk ke jaringan di bawahnya; namun luka biopsi dapat
diambil untuk diagnosa infeksi.
Memberi dasar dan catatan proses
penyembuhan.
|
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan.
Dx 1 : Nyeri berkurang/ terkontrol
Dx 2 :
Kerusakan integritas kulit dapat ditangani.
Dx 3 : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Dx 4 : Kebutuhan istirahat dan tidur
terpenuhi
Dx 5 : Tidak terjadi infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Doenges E Marilynn, 2000 . Rencana
Asuhan Keperawatan. EGC :Jakarta
Herdman,
T. Heather. 2012. NANDA Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014 (terjemahan). Jakarta : EGC
Prof.dr. Adhi Djuanda, dr Mochtar
Hamzah. dr Siti Aisah.2002.Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia