Pioderma berasal dari kata pio dan derma. Pio
berarti nanah, dan derma berarti kulit, dengan kata lain artinya kulit
bernanah. Dalam definisi di literatur pioderma adalah infeksi kulit yang
disebabkan oleh staphylococcus aureus atau streptococcus beta hemoliticus.
Infeksi pada kulit ini dapat bersifat superfisial (hanya sebatas di epidermis)
atau profunda (lebih dalam mencapai dermis).
Jenis infeksi superfisial contohnya seperti,
impetigo nonbulosa, impetigo bulosa, ektima, folikulitis, furunkel, dan
karbunkel. Jenis infeksi profunda adalah selulitis, erisipelas, flegmon, abses
multiple kelenjar keringat, hidradenitis.
Pioderma dapat berupa infeksi primer dan
infeksi sekunder. Penyakit kulit yang disertai pioderma sekunder disebut
impetiginisata. Tandanya adalah pus, pustul, bula purulen.
Pioderma merupakan penyakit yang paling sering dijumpai. Penyakit ini berhubungan erat dengan
keadaan social ekonomi. Tidak ada ras tertentu yang cenderung terkena
pioderma. Pioderma dapat menyerang laki-laki maupun perempuan pada semua usia.
Etiologinya kebanyakan oleh
Staphylococcus aureus, merupakan sel-sel berbentuk bola atau coccus Gram
positif yang berpasangan berempat dan berkelompok. Staphylococcus aureus
merupakan bentuk koagulase positif, ini yang membedakannya dari spesies lain,
dan merupakan patogen utama bagi manusia. Pada Staphylococcus koagulase negatif
merupakan flora normal manusia. Staphylococcus menghasilkan katalase yang
membedakannya dengan streptococcus.
Banyak
hal yang mempengaruhi seseorang sampai terjadinya pioderma antara lain faktor
host, agent, dan lingkungan seperti yang telah dipaparkan diatas dimana adanya
ketidakseimbangan antara ketiga faktor tersebut. Staphylococcus mengandung
polisakarida dan protein yang bersifat antigen yang merupakan substansi penting
di dalam struktur dinding sel Peptidoglikan, suatu polimer polisakarida yang
mengandung subunit-subunit yang terangkai, merupakan eksoskeleton kaku pada
dinding sel. Peptidoglikan dihancurkan oleh asam kuat atau lisozim. Hal ini
merupakan penting dalam potogenitas infeksi : zat ini menyebabkan monosit
membuat interleukin-1 (pirogen endogen) dan antibodi opsonik, dan zat ini juga
menjadi zat kimia penarik (kemotraktan) untuk leukosit polimorfonuklear,
mempunyai aktifitas mirip endotoksin, mengaktifkan komplement.
Patologi
prototipe lesi staphylococcus adalah furunkel atau abses setempat lainnya.
Kelompok-kelompok S. aureus yang tinggal dalam folikel rambut menimbulkan
nekrosis jaringan. Koagulase dihasilkan dan mengkoagulasi fibrin disekitar lesi
dan didalam saluran getah bening, mengakibatkan pembentukan dinding yang membatasi
proses dan diperkuat oleh penumpukan sel radang dan kemudian jaringan fibrosis.
Di tengah-tengah lesi, terjadi pencairan jaringan nekrotik (dibantu oleh
hipersensitivitas tipe lambat) dan abses mengarah pada daerah yang daya
tahannya paling kecil, setelah jaringan nekrotik mengalir keluar, rongga secara
perlahan-lahan diisi dengan jaringan granulasi dan akhirnya sembuh.
Terlampir
Impetigo
ada 2, yaitu :
1)
Impetigo
krustosa/kontagiosa (istilah awamnya, cacar madu) merupakan kelainan yang
terjadi di sekitar lubang hidung dan mulut. Ciri-cirinya, yaitu kemerahan kulit
dan lepuh yang cepat memecah sehingga meninggalkan keropeng tebal warna kuning
serupa madu. Bila keropeng dilepaskan, terlihat luka lecet di bawahnya.
2)
Impetigo bulosa/vesiko bulosa (cacar monyet atau
cacar api) yang sering terjadi di ketiak, dada, dan punggung. Ciri-cirinya yaitu kemerahan di kulit dan
gelembung-gelembung (seperti kulit yang tersundut rokok hingga dikenal dengan
cacar api), berisi nanah yang mudah pecah. Cacar api sangat mudah menular dan
berpindah dari satu bagian kulit ke bagian lain. Jika terjadi pada bayi baru
lahir, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Kelainan
ini dapat disertai demam dan menimbulkan infeksi serius.
Umumnya baik, asalkan mendapatkan
penanganan yang adekuat dan faktor penyebab dapat dihilangkan, dan prognosis
menjadi kurang baik bila terjadi komplikasi.
1) Penisilin G prokain dan
semisintetiknya
a) Penisilin G
prokain,
Dosisnya 1,2 juta/ hari, I.M. Dosis anak 10000
unit/kgBB/hari. Penisilin merupakan obat pilihan (drug of choice), walaupun di
rumah sakit kota-kota besar perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya
resistensi. Obat ini tidak dipakai lagi karena tidak praktis, diberikan IM
dengan dosis tinggi, dan semakin sering terjadi syok anafilaktik.
b)
Ampisilin
Dosisnya 4x500 mg, diberikan 1 jam sebelum makan.
Dosis anak 50-100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.
c)
Amoksisilin
Dosisnya sama dengan ampsilin, dosis anak 25-50
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis. Kelebihannya lebih praktis karena dapat
diberikan setelah makan. Juga cepat absorbsi dibandingkan dengan ampisilin
sehingga konsentrasi dalam plasma lebih tinggi.
d) Golongan obat penisilin
resisten-penisilinase
Yang termasuk golongan obat ini, contohnya:
oksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin. Dosis kloksasilin 3 x 250 mg/hari sebelum
makan. Dosis flukloksasilin untuk anak-anak adalah 6,25-11,25 mg/kgBB/hari
dibagidalam 4 dosis.
2) Linkomisin dan Klindamisin
Dosis
linkomisin 3 x 500 mg sehari. Klindamisin diabsorbsi lebih baik karena itu
dosisnya lebih kecil, yakni 4 x 300-450 mg sehari. Dosis linkomisin untuk anak
yaitu 30-60 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis, sedangkan klindamisin 8-16
mg/kgBB/hari atau sapai 20 mg/kgBB/hari pada infeksi berat, dibagi dalam 3-4
dosis. Obat ini efektif untuk pioderma disamping golongan obat penisilin
resisten-penisilinase. Efek samping yang disebut di kepustakaan berupa colitis
pseudomembranosa, belum pernah ditemukan. Linkomisin gar tidak dipakai lagi dan
diganti dengan klindamisin karena potensi antibakterialnya lebih besar, efek
sampingnya lebih sedikit, pada pemberian pe oral tidak terlalu dihambat oleh
adanya makanan dalam lambung.
3) Eritromisin
Dosisnya 4x 500 mg
sehari per os. Efektivitasnya kurang dibandingkan dengan linkomisin/klindamisin
dan obat golongan resisten-penisilinase. Sering member rasa tak enak dilambung.
Dosis linkomisin untuk anak yaitu 30-5mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis.
4) Sefalosporin
Pada pioderma yang berat atau yang
tidak member respon dengan obat-obatan tersebut diatas, dapat dipakai
sefalosporin. Ada 4 generasi yang berkhasiat untuk kuman positif-gram ialah
generasi I, juga generasi IV. Contohya sefadroksil dari generasi I dengan dosis
untuk orang dewasa2 x 500 m sehari atau 2 x 1000 mg sehari (per oral),
sedangkan dosis untuk anak 25-50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis.
Bermacam-macam
obat topikal dapat digunakan untuk pengboatan pioderma. Obat topical anti
mikrobial hendaknya yang tidak dipakai secara sistemik agar kelak tidak terjadi
resistensi dan hipersensitivitas, contohnya ialah basitrasin, neomisin, dan
mupirosin. Neomisin juga berkhasiat untuk kuman negatif-gram.Neomisin, yang di
negeri barat dikatakan sering menyebabkan sensitisasi, jarang ditemukan.
Teramisin dan kloramfenikol tidak begitu efektif, banyak digunakan karena
harganya murah. Obat-obat tersebut digunakan sebagai salap atau krim. Sebagai
obat topical juga kompres terbuka, contohnya: larutan permangas kalikus 1/5000,
larutan rivanol 1% dan yodium povidon 7,5 % yangndilarutkan 10 x. yang terakhir
ini lebih efektif, hanya pada sebagian kecil mengalami sensitisasi karena
yodium. Rivanol mempunyai kekurangan karena mengotori sprei dan mengiritasi
kulit.
Berdasarkan
data-data hasil pengkajian diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah :
1)
Hipertermi berhubungan dengan
proses penyakit
2)
Nyeri yang berhubungan dengan
agen injuri fisik (lesi kulit)
3)
Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan pioderma
4)
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan pruritus
5)
Gangguan
citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus
6)
Potensial
terjadinya infeksi berhubungan dengan keadaan penyakitnya
7)
Kurang
pengetahuan berhubungan dengan penyakit yang diderita (pioderma)
Diagnosa 1 : Hipertermi
berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah diberikan asuhan
keperawatan … x 24 jam, diharapkan suhu tubuh menurun dngan kriteria hasil :
8
Suhu : 36,5 -370C
No
|
Rencana
Keperawatan
|
Rasional
|
1
|
Pantau suhu pasien ( derajat dan pola )
|
Suhu 38,9 – 41 derajat C menunjukkan proses
infeksius
|
2
|
Berikan kompres hangat
|
Membantu mengurangi demam
|
3
|
Anjurkan pasien untuk banyak minum
|
Membantu mengurangi demam
|
4
|
Berikan antipiretik
|
Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi
sentralnya pada hipotalamus
|
Diagnosa
2 : Nyeri
yang berhubungan dengan agen injuri fisik (lesi kulit)
Tujuan
dan Kriteria Hasil :
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan ... x 24 jam, diharapkan nyeri px dapat
terkontrol dengan kriteria hasil :
8 Pasien tidak tampak meringis
8 Skala nyeri 0 ( tidak nyeri)
8 Pasien tampak lebih rileks
8 Ukuran pioderma mengecil
No
|
Rencana Keperawatan
|
Rasional
|
1
|
Kaji nyeri, misal lokasi nyeri, frekuensi,
durasi, dan intensitas(skala 1-10), serta tindakan penghilang nyeri yang
digunakan.
|
Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan/ keefektifan intervensi
|
2
|
Dorong penggunaan keterampilan manajemen
nyeri (missal teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa,
music, dan sentuhan terapeutik)
|
Memungkinkan klien untuk berpartisipasi
secara aktif dan meningkatkan rasa control.
|
3
|
Tingkatkan kenyamanan dasar (missal teknik
relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi)dan aktivitas hiburan(missal :
music, televisi)
|
Meningkatkan relaksasi dan membantu
memfokuskan kembali perhatian.
|
4
|
Evaluasi penghilang nyeri/ control
|
Tujuannya adalah control nyeri maksimum
dengan pengaruh minimum pada aktivitaskegiatan sehari-hari
|
5
|
Kembangkan rencana manajemen nyeri bersama
klien dan tim medis.
|
Rencana terorganisasi mengembangkan
kesempatan untuk control nyeri . Terutama dengan nyeri kronis , klien/orang
terdekat harus aktif menjadi partisipan dalam manajemen nyeri di rumah.
|
6
|
Berikan aktivitas terapeutik tepat sesuai
dengan kondisi dan usia pasien
|
Membantu mengurangi konsentrasi nyeri yang
dialami dan memfokuskan kembali perhatian
|
7
|
Berikan analgesic sesuai indikasi, missal
morfin, metadon, atau campuran narkotik IV khusus. Pastikan hal tersebut
hanya untuk memberikan analgesic dalam sehari. Ganti dari analgesic kerja
pendek menjadi kerja panjang bila ada indikasi.
|
Nyeri adalah kompikasi tersering dari
kanker, meskipun respon individu berbeda. Saat perubahan penyakit /pengobatan
terjadi ,penilaian dosis dan pemberian akan diperlukan (catatan ; adikasi
atau ketergantungan pada obat ukan masalah)
|
Diagnosa
3 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pioderma
Tujuan
dan Kriteria Hasil
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan kerusakan
integritas kulit dapat teratasi, dengan
kriteria hasil :
8
Px menyatakan
ketidaknyamanannya hilang
8 Px menunjukkan perilaku/tekhnik untuk mencegah kerusakan
kulit/memudahkan penyembuhan sesuai indikasi
8 Px dapat mencapai penyembuhan luka sesuai waktu/penyembuhan lesi
terjadi
No
|
Rencana Keperawatan
|
Rasional
|
1
|
Kaji/catat ukuran atau warna, kedalaman luka
dan kondisi sekitar luka
|
Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan dan petunjuk tentang
sirkulasi
|
2
|
Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan
kulit dengan cara mandi sehari 2 kali
|
Menjaga kebersihan kulit dan mencegah komplikasi
|
3
|
Lindungi kulit yang sehat terhadap
kemungkinan maserasi
|
Maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan pecahnya kulit
dan perluasan kelainan primer
|
4
|
Beri nasehat kepada pasien untuk menjaga agar
kulit tetap lembab dan fleksibel dengan pengolesan cream atau lotion
|
Pioderma memerlukan air agar fleksibelitas kulit tetap terjaga.
Pengolesan cream atau lotion untuk mencegah agar kulit tidak menjadi kasar,
retak dan bersisik
|
5
|
Kolaborasi dalam pemberian obat topical
|
Mencegah atau mengontrol infeksi
|
Diagnosa 4 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan
pruritus
Tujuan
dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama … x 24 jam kebutuhan tidur klien dapat terpenuhi dengan
kriteria hasil :
8 Klien tidur 6-8 jam dalam sehari
No
|
Tindakan
keperawatan
|
Rasional
|
1
|
Kaji tingkat tidur pasien
|
Untuk mengetahui kualitas tidur pasien
|
2
|
Anjurkan pasien untuk menghindari minuman yang mengandung cafein
menjelang tidur malam hari
|
Cafein memiliki efek puncak 2-4 jam sesudah
dikonsumsi
|
3
|
Anjurkan pasien untuk melakukan gerak badan secara
teratur
|
Memberikan efek yang menguntungkan untuk tidur
jika dilakukan pada sore hari
|
4
|
Anjurkan melakukan hal-hal ritual rutin menjelang tidur
|
Tindakan ini memudahkan peralihan dari keadaan terjaga menjadi keadaan
|
5
|
Kolaborasi pemberian obat antihistamin
|
Memberikan obat diharapkan pasien dapat tidur
|
Diagnosa 5 : Gangguan citra tubuh yang berhubungan
dengan penampakan kulit yang tidak baik
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama ...x 24 jam gangguan citra diri teratasi dengan kriteria hasil :
8 Px dapat mengembangkan peningkatan kemauan
untuk menerima keadaan diri
8 Px dapat mengikuti dan turut
berpartisipasi dalam tindakan perawatan mandiri
8 Px dapat melaporkan perasaan dalam
pengendalian situasi
8 Px dapat menguatkan kembali dukungan
positif dari diri sendiri
8 Px dapat mengutarakan perhatian terhadap
diri sendiri yang lebih sehat
8 Px tampak tidak begitu memprihatinkan
kondisi
8 Menggunakan tekhnik menyembunyikan
kekurangan dan menekankan tekhnik untuk meningkatkan penampilan
No
|
Rencana Keperawatan
|
Rasional
|
1
|
Berikan kesempatan untuk pengungkapan,
dengarkan dengan cara terbuka dan tidak menghakimi untuk mengekspresikan
perasaan.
|
Pasien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami
|
2
|
Bantu pasien yang cemas dalam mengembangkan
kemampuan untuk menilai diri dan mengenali diri serta mengatasi masalah.
|
Menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan
realitas situasi
|
3
|
Dorong pasien untuk bersosialisasi dengan orang lain dan Bantu
pasien kearah penerimaan diri
|
Membantu dalam meningkatkan sosialisasi dan penerimaan diri
|
4
|
Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan
dengan derajat ketidakmampuan
|
Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau
pemilihan intervensi
|
5
|
Anjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan,
termasuk sikap bermusuhan dan kemarahan
|
Menunjukkan penerimaan, membantu klien untuk mengenal dan mulai
menyesuaikan dengan perasaan tersebut
|
6
|
Pernyataan pengakuan terhadap penolakan tubuh,
mengingatkan kembali fakta kejadian tentang realitas bahwa masih dapat
menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat
|
Membantu klien untuk melihat bahwa perawat menerima kedua bagian
sebagai bagian dari seluruh tubuh. Mengizinkan klien untuk merasakan adanya
harapan dan mulai menerima situasi baru
|
7
|
Dukungan perilaku atau usaha, seperti peningkatan
minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi
|
Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang peran
individu di masa mendatang
|
8
|
Bersama klien mencari alternative koping yang
positif
|
Dukungan perawat pada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri
klien
|
Diagnosa
6 : potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan keadaan penyakitnya
Tujuan
dan kriteria hasil :
Setelah
diberikan asuhan keperawatan diharapkan infeksi berkurang dan tidak ada infeksi
dengan kriteria hasil :
8 Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti
kalor, rubor, dolor, tumor, fungsiolesia
No
|
Rencana keperawatan
|
Rasional
|
1
|
Berikan petunjuk yang jelas dan rinci kepada
pasien mengenai program terapi
|
Pemberian
intruksi yang jelas diperkuat dengan instruksi tertulis
|
2
|
Nasehati pasien untuk menghentikan pemakaian
setiap obat kulit yang memperburuk masalah
|
Reaksi
alergi dapat terjadi akibat setiap unsur yang ada dalam obat tersebut
|
3
|
Berikan terapi antibiotic sesuai instruksi
dokter
|
Membunuh
atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme penyebab infeksi
|
4
|
Gunakan obat-obat topical yang mengandung
koortikosteroid sesuai indikasi
|
Kortikosteroid
memiliki kerja anti inflamasi
|
Diagnosa
7 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit yang diderita (pioderma)
Tujuan
dan kriteria hasil :
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan kurangnya
pengetahuan px tentang perawatan kulit dapat teratasi dengan kriteria hasil :
8 Px memiliki pemahaman terhadap perawatan
kulit
8 Px Mengikuti terapi seperti yang
diprogramkan dan dapat mengungkapkan rasional tindakan yang dilakukan
8 Px dapat menggunakan obat topikal dengan
tepat
8 Px dapat memahami pentingnya nutrisi untuk
kesehatan kulit
No
|
Rencana Keperawatan
|
Rasional
|
1
|
Kaji tingkat pengetahuan pasien
|
Memberikan data dasar untuk mengetahi
tingkat pemahaman pasien
|
2
|
Jaga agar pasien mendapat informasi yang
benar, memperbaiki kesalahan informasi
|
Pasien memiliki perasaan ada sesuatu yang
mereka perbuat dan merasakan manfaatnya
|
3
|
Beri nasehat kepada pasien untuk menjaga
agar kulit tetap lembab dan fleksibel dengan pengolesan cream atau lotion
|
Pioderma memerlukan air agar fleksibelitas
kulit tetap terjaga. Pengolesan cream atau lotion untuk mencegah agar kulit
tidak menjadi kasar, retak dan bersisik
|
4
|
Peragakan penerapan terapi yang
diprogramkan : obat topical
|
Memungkinkan pasien untukmemperoleh
kesempatan untuk menunjukkan cara yang tepat untuk melakukan terapi
|
5
|
Diskusikan
tentang pengobatan : nama, jadwal, tujuan, dosis dan efek sampingnya
|
Memberikan
pengetahuan dasar tentang obat-obatan yang akan digunakan sehingga dapat
mengurangi dampak komplikasi dan efek
samping obat
|
6
|
Berikan
dukungan psikologis agar klien menjalankan apa yang sudah disepakati
|
Meningkatkan
kemauan dan keinginan klien dan keluarga akan pentingnya perawatan di
rumah
|
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan.
Dx 1
|
8 Suhu 36,5 -370C
|
Dx 2
|
8 Klien tidak tampak meringis
8 Skala nyeri 0 ( tidak nyeri)
8 Klien tampak lebih rileks
8 Ukuran pioderma mengecil
|
Dx 3
|
8 Klien menyatakan
ketidaknyamanannya hilang
8 Klien menunjukkan
perilaku/tekhnik untuk mencegah kerusakan kulit/memudahkan penyembuhan sesuai
indikasi
8 Klien dapat mencapai penyembuhan luka sesuai waktu/penyembuhan
lesi terjadi
|
Dx 4
|
8 Kebutuhan tidur klien terpenihu
|
Dx 5
|
8 kx dapat mengembangkan peningkatan
kemauan untuk menerima keadaan diri
8 kx dapat mengikuti dan turut
berpartisipasi dalam tindakan perawatan mandiri
8 kx dapat melaporkan perasaan dalam
pengendalian situasi
8 kx dapat menguatkan kembali dukungan
positif dari diri sendiri
8 kx dapat mengutarakan perhatian terhadap
diri sendiri yang lebih sehat
8 kx tampak tidak begitu memprihatinkan
kondisi
|
Dx 6
|
8 infeksi berkurang
|
Dx 7
|
8 kx memiliki pemahaman terhadap perawatan
kulit
8 kx Mengikuti terapi seperti yang
diprogramkan dan dapat mengungkapkan rasional tindakan yang dilakukan
8 kx dapat menggunakan obat topikal dengan
tepat
8 kx dapat memahami pentingnya nutrisi
untuk kesehatan kulit
|
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Corwin, E. 2000. Handbook of Patophysiology (Buku
Terjemahan). Jakarta :EGC
Herdman, T. Heather. 2012. NANDA Definisi dan Klasifikasi 2012 -2014
(terjemahan). Jakarta : EGC
Mansjoer, A. 2001. Kapita Seekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid
1. Jakarta : Media Aesculapius