Sinar
biru adalah
sinar dengan panjang gelombang 400-500 nm (nanometer). Sinar biru bisa berasal dari sinar
matahari yang kuat, layar televisi, lampu neon, atau layar computer dan barang
elektronik lainnya.
Retina
adalah
selapis tipis sel yang terletak pada bagian belakang bola mata vertebrata dan cephalopoda.
Retina merupakan bagian mata yang mengubah cahaya menjadi sinyal syaraf. Retina memiliki sel
fotoreseptor ("rods" dan "cones") yang menerima cahaya.
Sinyal yang dihasilkan kemudian mengalami proses rumit yang dilakukan oleh neuron
retina yang lain, dan diubah menjadi potensial aksi pada sel ganglion retina.
Retina tidak hanya mendeteksi cahaya, melainkan juga memainkan peran penting
dalam persepsi visual.
Sinar
biru adalah sinar yang dapat merusak retina pada mata manusia. Risiko
kerusakan terjadi tergantung dari panjang cahaya, intensitas serta durasi paparan.
Misalnya jika seorang anak terlalu lama nonton televisi dari jarak yang dekat
maka risiko kerusakannya tentu lebih besar.
Pada
mata bayi yang baru lahir, lensa mata yang jernih dan bening belum bisa
menghambat datangnya paparan sinar biru. karena secara alami lensa mata akan
berubah dengan sendirinya menjadi kuning, dan perubahan warna ini dapat menghambat
sinar biru yang melalui lensa mata.
Pada anak-anak, sinar biru
ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan, seperti rabun jauh (myopia).
Jika hal ini terjadi pada anak ketika ia mulai bersekolah, tentunya ia akan
mengalami kesulitan membaca.
Pada
bayi usia 0-2 tahun persentase masuknya sinar biru sampai pada retina mata
sekitar 70-80%, sedangkan pada usia 2-10
tahun, bisa mencapai 60-70%. Ini merupakan resiko terbesar kerusakan mata
akibat sinar biru yang sering dialami anak- anak usia dini.
Dampak
dari sinar biru ini mempunyai efek jangka panjang dan jangka pendek. dampak
jangka panjang yakni ketika anak memasuki usia dewasa, pandangan tengahnya akan
kabur dan berkurang kemampuannya untuk melihat detil-detil halus, walaupun ini
tidak akan menyebabkan kebutaan total. Sedang efek jangka pendeknya adalah
retina anak akan terganggu, sehingga proses pembelajaran anak melalui mata akan
terhambat.
Perlindungan terhadap bahaya
sinar biru harus dilakukan sedini mungkin. Anda bisa mulai
melindungi mata si kecil, misalnya dengan mengurangi jatah nonton televisi dan
menjaga jarak pandangnya agar tidak terlalu dekat,
Cara
mencegah sinar biru ini cukuplah mudah, dengan memenuhi kebutuhan gizi dan
minimalkan paparan anak terhadap asal sinar biru. Dengan cara memberi
asupan makanan yang kandungannya dapat melindungi mata. Salah satu zat yang
berfungsi untuk melindungi mata adalah lutein. Lutein adalah caretenoid
alami yang terdapat pada ASI, sayuran dan buah-buahan. Namun karena tubuh tidak
dapat mensintesakan lutein, maka sebaiknya kebutuhan lutein juga dibantu dengan
asupan dari luar. Lutein dapat ditemukan di semua buah-buahan yang berwarna
merah, oranye dan kuning. Misalnya tomat, wortel, juga bayam.