A.
Jenis Penyajian Data
Setelah
dianalisis dengan statistic deskritif, maka data telah siap untuk disajikan.
Terdapat empat cara yang umum dipakai untuk menyajikan data, yaitu dengan
tekstual (naratif), semi tabel, tabel, dan grafik.
1. Naratif
Pada
metode penyajian ini fakta dijadikan dalam satu teks yang bersifat naratif.
Penyajian data dengan naratif mengandung pengertian bahwa hasil penelitian itu
disampaikan menggunakan kalimat. Pada teknik ini, sangatlah penting penggunaan
kalimat yang efektif serta ketepatan pemilihan diksi dan gaya bahasa.
Contoh:
diantara 750 perawat di RS suka-suka, proporsi terbesar memiliki pengalaman
kerja 15-19 tahun yaitu 40%. Presentasi dari mereka yang memiliki pengalaman
kerja 10-14 tahun 20%, pengalaman kerja 5-9 tahun 30% dan hanya 10% yang
memiliki pengalaman kerja kurang dari 5 tahun.
2.
Semi tabel
Pada
metode ini suatu pemisah digunakan pada teks untuk memasukkan hitungan atau
ringkasan informasi yang dikehendaki.
Contoh:
diantara 750 perawat di RS suka-suka, ternyata memiliki pengalaman kerja yang
bervariasi:
0-4
tahun berjumlah 75 orang
5-9
tahun berjumlah 225 orang
10-14
tahun berjumlah 150 orang
15-19
tahun berjumlah 300 orang
3.
Tabel
Tujuan
penyususnan tabel adalah untuk menyajikan frekuensi maupun proposi dari
masing-masing karakteristik variable. Dengan tabel, masing-masing karakteristik
dapat diamati frekuensi kemunculannya atau proporsinya. Tabel yang memuat
frekuensi disebut dengan tabel distribusi frekuensi. Bentuk tabel tergantung
pada maksud penyajian dan kompleksitas data yang ingin disajikan.
Beberapa
prinsip umum penyusunan tabel sebagai berikut:
a. Harus
sederhana, jika perlu lebih baik menyusun beberapa tabel daripada menyusun satu
buah tabel besar yang membingungkan. Dalam satu tabel maksimal maksimal 3
variabel sehingga mudah dibaca.
b. Tabel
harus mampu menjelaskan dirinya sendiri, sehingga pemkaian kode/singkatan harus
diikuti dengan penjelasan pada catatan kaki, baris dan kolom harus diberikan
label ringkas tabi jelas, satuan pengukuran harus dicantumkan, judul jelas
(apa, kapan dan dimana), nilai total harus dicantumkan.
c. Judul
tabel dipisahkan dengan garis atau spasi
d. Data
sekunder harus diikuti dengan sumber data
Ada beberapa macam
tabel yang digunakan dalam penyajian data statistic. antara lain tabel biasa,
tabel distribusi frekuensi, tabel distribusi frekuensi kumulatif dan tabel
distribusi relative
1.
Tabel Biasa
Tabel biasa digunakan untuk menyajikan
data statistic yang terdiri dari beberapa variable dengan beberapa katagori.
a.
Untuk membuat
tabel, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1)
Judul tabel
Judul tabel sebaiknya ditulis di atas,
di tengah-tengah, dengan huruf besar , dan jangan melakukan pemisahan suku kata
atau kalimat sehingga setiap baris dibuat satu pernyataan lengkap. Judul tabel
menggunakan kalimat yang jelas dan singkat meliputi tentang apa, macam atau
klasifikasinya, dimana, kapan waktunya, dan jika perlu cantumkan satuan data
yang digunakan
2)
Judul kolom,
Ditulis dengan singkat dan jelas,
boleh beberapa baris dan jangan melakukan pemutusan kata.
3)
Judul baris
Ditulis dengan singkat dan jelas,
boleh beberapa baris dan jangan melakukan pemutusan kata.
4)
Sel daftar
tempat nilai-nilai data dituliskan
5)
Nama-nama
Sebaiknya ditulis menurut abjad atau alfabetis
6)
Waktu
Disusun secara kronologis atau
berurutan
7)
Katagori atau
klasifikasi
Dibuat menurut kebiasaan, misalnya
laki-laki dulu baru perempuan, besar dulu baru kecil,Dll.
8)
Sumber data
Letaknya di sudut kiri bawah tabel,
yang menjelaskan dari mana sumber data itu dikutp atau diperoleh.
b.
Bentuk tabel tergantunng pada
maksud penyajian dan kompleksitas data yang ingin disajikan. Beberapa prinsip
umum penyususnan tabel, sebagai berikut: (
menurut I Wayan Sukawana)
1)
Harus sederhana, jika perlu
lebih baik menyusun beberapa tabel dari pada menyusun tabel besar yang
membingungkan. Dalam satu tabel maksimal 3 variabel sehingga mudah dibaca.
2)
Tabel harus mampu menjelaskan
dirinya sendiri, sehingga pemakaian kode/singkat harus diikuti dengan penjelasan
pada catatan kaki, baris dan kolom harus diberi label ringkas tapi jelas,
satuan pengukuran harus dicantumkan, judul jelas (apa, kapan, dan dimana),
nilai total harus dicantumkan.
3)
Judul dipisahkan dengan garis
atau spasi
4)
Data skunder harus diikuti
dengan sumber data
Tampilan tabel pada umumnya adalah
sebagai berikut;
|
JUDUL KOLOM
|
Judul Kolom
|
Judul Kolom
|
|
Judul Kolom
|
Judul Kolom
|
|||
Judul baris
|
Sel
|
Sel
|
Sel
|
Sel
|
Judul baris
|
Sel
|
Sel
|
Sel
|
Sel
|
Judul baris
|
Sel
|
Sel
|
Sel
|
Sel
|
Judul baris
|
Sel
|
Sel
|
Sel
|
Sel
|
Sumber data fiktif
Semakin banyak
jumlah judul baris dan judul kolomnya maka semakin banyak informasi yang dimuat
suatu tabel, sebaliknya semakin sedikit jumlah judul baris dan judul kolom
suatu tabel maka semakin sedikit informasi yang dimuat oleh tabel tersebut.
Untuk data yang
lebih dari dua factor atau dua variable, dapat dibuat tabel kontingensi
berukuran b x k, dimana b menyatakan baris dan k menyatakan kolom.
2.
Tabel
Distribusi Frekuensi
Distribusi (distribution = berarti pembagian atau
pencaran). Frekuensi (frequency= berarti
kekerapan atau keseringan. Jadi distribusi frekuensi berarti pembagian nilai
menurut kelompok atau katagori masing-masing yang dimuat di dalam kolom dan
lajur.
Ada bermacam-macam
bentuk distribusi frekuensi anatara lain distribusi frekuensi antara lain distribusi frekuensi kumulatif dan
distribusi frekuensi relatif
a.
Tabel
distribusi frekuensi data tunggal
Contoh:
|
Langakah – langakah memebuat tabel
distribusi frekuensi data tunggal adalah sebagai berikut :
1)
Menentukan
nilai tertinggi (higest score=H) dan
nilai terendah (lowest score = L) lalu urutan dari atas ke bawah (kolom 1)
2)
Menghitung
frekuensi dengan bantuan jari-jari (telli)
menurut kategorinya (kolom 2)
3)
Jumlah
jari-jarinya (kolom 3)
4)
Jumlahkan
frekuensinya sehingga diperoleh N – nya
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SMA
NEGERI PEKANBARU
Nilai (X)
|
Jari-jari / Telli
|
Frekuensi (f)
|
8
7
6
5
|
IIII
II
IIII
IIII IIII IIII
IIII
IIII
III
|
7
20
10
3
|
|
|
N=40
|
b.
Tabel
distribusi frekuensi data kelompok
Penyajian data
statistic dalam bentuk distribusi frekuensi data kelompok dilakukan apabila
penyebaran skor atau nilai terlalu luas, atau nilai tertinggi dengan nilai terendah selisihnya
cukup besar.
Contoh: Pengumpulan data tentang nilai
statistik pendidikan mahasiswa fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sultan Syarif
Kasim Riau diperoleh sebagai berikut :
67
|
56
|
45
|
56
|
66
|
70
|
76
|
80
|
81
|
82
|
57
|
70
|
73
|
50
|
60
|
62
|
55
|
66
|
66
|
67
|
43
|
70
|
73
|
75
|
60
|
73
|
86
|
67
|
53
|
51
|
36
|
61
|
39
|
47
|
43
|
77
|
73
|
79
|
66
|
70
|
60
|
62
|
63
|
62
|
57
|
43
|
68
|
69
|
69
|
68
|
Langkah-langkah
membuat tabel distribusi frekuensi data kelompoknya adalah sebagai berikut:
1)
Mencari nilai
tertinggi (H) yakni 86 dan niali terendah (L) yaitu 36
2)
Menetapkan
luas penyebaran nilai atau rangenya
dengan rumus:
R = H – L +
1
Keterangan :
R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
1 = angka konstan
R = 86 – 36 + 1
= 50 + 1
R =
51
3)
Menentukan
luas setiap pengelompokan data (interval kelas) dengan cara sebagai berikut :
|
|
|
|
Dalam menetapakan I (interval) para
ahli statistic menganjurkan agar dipilih bilangan gazal (ganjil). Contoh, i = 5
maka 51/5 = 10,2 berarti i = 5 memenuhi syarat, karena 10,2 terletak antara
10-20 dan ada 11 buah deretan interval kelas.
4)
Menetapkan
bilangan dasar masing-masing interval dengan berpedoman pada:
(a). Bilangan dasar intervalnya adalah kelipatan 5 dari
I, karena i = 5 maka kelipatan 5 adalah:
… 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 75,
80, 85,…
Intervalnya adalah : 85 – 89, 80 – 84,
75 – 79, 70 – 74, dst
(b). Dalam menetapakan interval yang tertinggi
(interval paling atas) harus mengandung nilai tertinggi (H=86), terdapat pada
interval 85 – 89. Demikian juga dalam menetapkan interval kelas yang terendah
(interval paling bawah) harus mengandung nilai terendah (L=36), terdapat pada
interval 35-39.
5)
Membuat tabel
distribusi frekuensi.
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI STATISTIK MAHASISWA FAKULTAS TABIYAH
DAN KEGURUAN UIN SUSKARIAU
Interval
|
Jari –
jari / Telli
|
Frekuensi
|
85 – 89
80 – 84
75 – 79
70 – 74
65 – 69
60 – 65
55 – 59
50 – 54
45 – 49
40 – 44
35 – 39
|
I
III
IIII
IIII
III
IIII
IIII I
IIII
III
IIII
III
II
III
II
|
1
3
4
8
11
8
5
3
2
3
2
|
JUMLAH
|
50 =N
|
sumber: data fiktif
3.
Tabel
Distribusi Frekuensi Kumulatif
Tabel distribusi frekuensi kumulatif adalah
tabel statistic yang di dalamnya memuat frekuensi yang dihitung dengan menambah
setiap frekuensinya dari bawah ke atas (fkb) atau sebaliknya dari
atas ke bawah (fka).
a.
Tabel
distribusi frekuensi kumulatif data tunggal
cara membuat tabel frekuensi kumulatif
adalah dengan menambah setiap frekuensi secara berurutan dari atas untuk fka
dan dari bawah untuk fkb. Pada kolom fka, 7 diperoleh dari f = 7, lalu 7
ditambah 20 = 27, 27 ditambah 10 = 37, 37 ditambah 3 = 40. Demikian juga untuk fkb yang dijumlahkan
dari bawah ke atas.
Dibawah
ini contoh distribusi frekuensi kumulatif data tunggal
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF NILAI BAHASA
INDONESIA SISWA KELAS I SMU
Nilai (X)
|
Frekuensi (f)
|
Fka
|
Fkb
|
8
7
6
5
|
7
20
10
3
|
7
27
37
40
|
40
33
13
3
|
|
Nilai : 40
|
|
|
b.
Tabel
distribusi frekuesni kumulatif data kelompok
Berikut ini akan diberikan contoh distribusi frekuensi
kumulatif data kelompok tentang nilai statistic mahasiswa
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIFNILAI
STATISTIK MAHASISWA
Interval
|
frekuensi
|
fka
|
Fkb
|
85 – 89
80 – 84
75 – 79
70 – 74
65 – 69
60 – 65
55 – 59
50 – 54
45 – 49
40 – 44
35 – 39
|
1
3
4
8
11
8
5
3
2
3
2
|
1
4
8
16
27
35
40
43
45
48
50
|
50
49
46
42
34
23
15
10
7
5
2
|
Jumlah
|
50 = N
|
|
|
4.
Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
Tabel distribusi frekuensi relative adalah
tabel statistic yang didalamnya memuat frekuesni yang sudah dipersentasekan,
atau frekuensinya dalam bentuk persen. Simbolnya Fref atau f (%) p.
a.
Tebel
distribusi frekuensi relatife data tunggal
DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF NILAI BAHASA
INDONESIA SISWA KELAS I SMU
Nilai
(X)
|
Frekuensi
(f)
|
Fref
|
8
7
6
5
|
7
20
10
3
|
17,5
50
25
7,5
|
|
N= 40
|
100
|
|
|
b.
Tabel
distribusi frekuensi relative data kelompok
DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF NILAI STATISTIK
MAHASISWA
Interval
|
Frekuensi
|
Persen
(%)
|
85 – 89
80 – 84
75 – 79
70 – 74
65 – 69
60 – 65
55 – 59
50 – 54
45 – 49
40 – 44
35 – 39
|
1
3
4
8
11
8
5
3
2
3
2
|
2%
6%
8%
16%
22%
16%
10%
6%
4%
6%
4%
|
Jumlah
|
50 = N
|
100 %
|
|
|
Cara
mencari persennya adalah :
5.
Jenis Tabel Menurut
Variabel Klasifikasi
a.
Tabel satu jalan (tabel tunggal),
yaitu tabel yang hanya memiliki satu variabel klasifikasi .
Contoh :
Data kunjungan
bedah Pol. Bedah menurut kelompok umur, RS suka-suka Tahnun 2007
Kelompok Umur
|
Frekuensi
|
0-4
|
5
|
5-9
|
4
|
10-14
|
11
|
15-19
|
16
|
20-24
|
21
|
25-29
|
22
|
30-34
|
14
|
35-39
|
5
|
Dst
|
|
Jumlah
|
98
|
b.
Tabel dua jalan (tabel silang),
yaitu tabel yang memilki dua variabel klasifikasi
Contoh :
Data kunjungan
Poliklinik Bedah Menurut Kelompok Umur dan Jenis kelamin, RS Suka-suka Tahun
2007
Kelompok Umur
|
Jenis Kelamin
|
Total
|
|
Laki
|
Perempuan
|
||
0-4
|
3
|
2
|
5
|
5-9
|
2
|
2
|
4
|
10-14
|
7
|
4
|
11
|
15-19
|
9
|
7
|
16
|
20-24
|
11
|
10
|
21
|
25-29
|
16
|
6
|
22
|
30-34
|
7
|
7
|
14
|
35-39
|
3
|
2
|
5
|
Dst
|
|
|
|
Jumlah
|
58
|
40
|
98
|
c.
Tabel tiga jalan, yaitu tabel
yang memilki tiga variabel klasifikasi. Pada umumnya dua variabel klasifikasi
pada baris dan satu variabel klasifikasi pada kolom.
Contoh:
Penderita Demam
Berdarah Yang Dirawat Menurut Jenis Kelamin Dan Tempat Tingga Di Rumah Sakit
Suka-Suka Tahun 2007
Jenis Kelamin
|
Kelompok umur
|
Tempat Tinggal
|
Total
|
|
Kota
|
Desa
|
|||
Laki
|
0-9
|
4
|
3
|
7
|
10-19
|
5
|
5
|
10
|
|
>20
|
4
|
2
|
6
|
|
Perempuan
|
0-9
|
3
|
3
|
6
|
10-19
|
5
|
4
|
9
|
|
>20
|
2
|
3
|
5
|
|
Total
|
|
23
|
20
|
43
|
4. Grafik
Grafik
atau diagram merupakan suatu metode penyajian data kuantitatif dengan
menggunakan system koordinat (sumbu x,y dan kadang-kadang z) pada umumnya sumbu
x digunakan untuk variable bebas (indevendent variable), sumbu y untuk variable
tergantung (devenden variabel) atau sering kali untuk frekuensi. Pada tiap
sumbu dituliskan masing-masing skala pengukuran. Penyajian data dengan grafik
bagi kebanyakan orang akan jauh lebih menarik daripada menggunakan angka-angka
dan tabel. Disamping itu, grafik dapat mempertegas pengertian yang terkandung
dalam data yang disajikan atau bahkan dapat menemukan persamaan matematis untuk
jenis grafik tertentu. Syarat penyusunan/pembuatan grafik, sebagai berikut:
1) Harus
dapat menjelaskan dirinya sendiri. Oleh karena itu grafik harus memiliki judul.
Judul grafik harus menjelaskan what, when and where. Untuk data sekunder harus
dilengkapi dengan sumber datanya.
2) Grafik
harus sesederhana mungkin, tidak banyak garis atau symbol
3) Setiap
sumbu harus dicantumkan skala pengukuran. Skala harus sesuai dengan kertas
sehingga gambar tidak terlalu kurus atau gemuk. Gradasi/ atau pembagian skala
harus disebutkan.
4) Pada
umumnya frekuensi, persentase atau angka (rate) diletakkan pada sumbu vertical.
Waktu ( jam, hari, dst) dan variable kuantitatif / kualitatifdiletakkan pada
sumbu horizontal.
5) Skala
pada sumbu y harus dimulai dari 0. Jika rentang nilai terlalu jauh dapat
dipakai garis pemutus kemudian dilanjutkan pada nilai yang diobservasi
Jenis Grafik
Grafik terdapat beberapa macam. Pemilihan jenis
grafik/diagram tergantung pada variable atau skla pengukuran. Jenis grafik yang
dimaksud adalah sebagi berikut:
Jenis grafik/ diagram
|
Variable
|
Data/Fungsi
|
Batang (horizontal
maupun vertical)
|
Kualitatif
|
Frekuensi relative
maupun absolute
|
Diagram frekuensi
|
Kuantitatif (diskrit)
|
Distribusi frekuensi
|
Histogram atau
poligon frekuensi
|
Kuantitatif (kontinu)
|
Distribusi frekuensi
|
Diagram garis
|
Kuantitatif (kontinu)
|
Trend data, time
series (data serial), menunjukkan perubahan dengan waktu atau variable lain.
|
Diagram pie
|
Kualitatif
|
Komposisi suatu
kelompok atau total dengan jumlah
kategori < 6
|
Scater Plot
|
Kuantitatif
|
Korelasi daridua
titik variable
|
a. Grafik/
diagram batang
Grafik batang diagram yang digunakan untuk
menunjukkan perbandingan frekuensi absolute maupun relative antar variable yang
dikategorikan/ klasifikasikan dengan skala nominal dan ordinal. Jenis
klasifikasi, misalnya: jenis kelamin, jenis penyakit, jenis akseptor KB, dan
sebagainya. Besarnya perbedaan frekuensi absolute maupun relative ditunjukkan
dengan tinggi atau panjang batang yang proporsional terhadap nilai yang
ditampilkan. Sumbu vertical (Y) digunakan untuk menampilkan frekuensi absolute
(jumlah) atau frekuensi relative (%), sedangkan sumbu horizontal (X) digunakan
untuk menampilkan kategori atau klasifikasi. Variable nominal dan ordinal
merupakan variable diskrit, oleh karena itu batang yang menunjukkan klasifikasi
berbeda dari satu variable dipisahkan. Jarak antar batang tidak
melebihisetengah lebar batang. Contoh:
Distribusi Pasien Yang Dirawat di Ruang Anggrek
Menurut Diagnosa dan Jenis Kelamin.
b. Histogram
Seperti diagram batang, histogram digunakan untuk
menampilkan distribusi frekuensi tetapi pada data kuantitatif kontinu ( skala
interval dan rasio). Oleh karena dasar klasifikasi menggunakan data kuantitatif
kontinu, maka antar batang dibuat berhimpit ( tidak memiliki jarak). Setiap
batangmewakili satu kelas interval. Tinggi batang ditentukan oleh frekuensi
setiaf kelas interval. Contoh:
|
c. Polygon
frekuensi
Polygon frekuensi sama seperti histogram digunakan
untuk menyajikan distribusi frekuensi. Perbedaanya polygon frekuensi dibuat
dengan menghubungkan titik tengah kelas interval dengan garis yang diletakkan
diatas batang.
Contoh:
d. Diagram
garis/kurve sederhana
Diagram garis digunakan untuk melihat kecenderungan
suatu fenomena atas perubahan menurut waktu atau untuk menampilkan hubungan dua
variable. Dalam diagram garis kita dapat melukiskan 2 sampai 3 kurve dengan
keterangan berbeda untuk tiap garis. Diagram ini misalnya digunakan untuk
menampilkan kecenderungan perubahan suhu tubuh berdasarkan waktu peristiwaa
kematian atau kelahiran dimasyarakat dan sebgainya. Contoh:
e. Diagram
komponen
|
Diagram
ini dapat digambar dalam bentuk lingkaran (pie) atau dalam bentuk batang
(diagram batang komponen) contoh kita ingin menampilkan proporsi akseftor KB di
desa Suka Maju, yang terdiri dari IUD =30%, suntikan= 10%, susuk = 15 % dan
pil=45%
|
|
|
|
- Scatter Plot
Scatter
Plot digunakan untuk menampilkan hubungan dua variable kontinu. Berbeda dengan
diagram garis, diagram ini dibuat dengan memplot titik-titik sesuai dengan
koordinatnya masing-masing variable yang diletakkan pada sumbu X, Y.
Titikmerupakan nilai yang ditunjukkan oleh variable Y sesuai dengan variable X.
dikatakan terdapat hubungan antar variable jika titik-titik membentuk pola
elips, hubungan keduannya disebut positif jika garis imajiner membentuk sudut
lancip dengan sumbu X, sudut tumpul maka hubungan kedua variable terbalik. Jika
membentuk lingkaran maka tidak ada hubungan antar kedua variable.
DAFTAR
PUSTAKA
Sugiono, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung :
Penerbit Alfabeta
Sukawana I Wayan, 2008. Pengantar Statistik Untuk Perawat. Jurusan keperawatan Poltekes
Denpasar