28 August 2013

JENIS-JENIS DATA




A.    Jenis Penyajian Data
Setelah dianalisis dengan statistic deskritif, maka data telah siap untuk disajikan. Terdapat empat cara yang umum dipakai untuk menyajikan data, yaitu dengan tekstual (naratif), semi tabel, tabel, dan grafik.
1.      Naratif
Pada metode penyajian ini fakta dijadikan dalam satu teks yang bersifat naratif. Penyajian data dengan naratif mengandung pengertian bahwa hasil penelitian itu disampaikan menggunakan kalimat. Pada teknik ini, sangatlah penting penggunaan kalimat yang efektif serta ketepatan pemilihan diksi dan gaya bahasa.
Contoh: diantara 750 perawat di RS suka-suka, proporsi terbesar memiliki pengalaman kerja 15-19 tahun yaitu 40%. Presentasi dari mereka yang memiliki pengalaman kerja 10-14 tahun 20%, pengalaman kerja 5-9 tahun 30% dan hanya 10% yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 5 tahun.

2.      Semi tabel
Pada metode ini suatu pemisah digunakan pada teks untuk memasukkan hitungan atau ringkasan informasi yang dikehendaki.
Contoh: diantara 750 perawat di RS suka-suka, ternyata memiliki pengalaman kerja yang bervariasi:
0-4 tahun berjumlah 75 orang
5-9 tahun berjumlah 225 orang
10-14 tahun berjumlah 150 orang
15-19 tahun berjumlah 300 orang

3.            Tabel
Tujuan penyususnan tabel adalah untuk menyajikan frekuensi maupun proposi dari masing-masing karakteristik variable. Dengan tabel, masing-masing karakteristik dapat diamati frekuensi kemunculannya atau proporsinya. Tabel yang memuat frekuensi disebut dengan tabel distribusi frekuensi. Bentuk tabel tergantung pada maksud penyajian dan kompleksitas data yang ingin disajikan.

Beberapa prinsip umum penyusunan tabel sebagai berikut:
a.       Harus sederhana, jika perlu lebih baik menyusun beberapa tabel daripada menyusun satu buah tabel besar yang membingungkan. Dalam satu tabel maksimal maksimal 3 variabel sehingga mudah dibaca.
b.      Tabel harus mampu menjelaskan dirinya sendiri, sehingga pemkaian kode/singkatan harus diikuti dengan penjelasan pada catatan kaki, baris dan kolom harus diberikan label ringkas tabi jelas, satuan pengukuran harus dicantumkan, judul jelas (apa, kapan dan dimana), nilai total harus dicantumkan.
c.       Judul tabel dipisahkan dengan garis atau spasi
d.      Data sekunder harus diikuti dengan sumber data

Ada beberapa macam tabel yang digunakan dalam penyajian data statistic. antara lain tabel biasa, tabel distribusi frekuensi, tabel distribusi frekuensi kumulatif dan tabel distribusi relative
1.      Tabel Biasa
Tabel biasa digunakan untuk menyajikan data statistic yang terdiri dari beberapa variable dengan beberapa katagori.
a.       Untuk membuat tabel, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1)      Judul tabel
Judul tabel sebaiknya ditulis di atas, di tengah-tengah, dengan huruf besar , dan jangan melakukan pemisahan suku kata atau kalimat sehingga setiap baris dibuat satu pernyataan lengkap. Judul tabel menggunakan kalimat yang jelas dan singkat meliputi tentang apa, macam atau klasifikasinya, dimana, kapan waktunya, dan jika perlu cantumkan satuan data yang digunakan
2)      Judul kolom,
Ditulis dengan singkat dan jelas, boleh beberapa baris dan jangan melakukan pemutusan kata.
3)      Judul baris
Ditulis dengan singkat dan jelas, boleh beberapa baris dan jangan melakukan pemutusan kata.
4)      Sel daftar
tempat nilai-nilai data dituliskan
5)      Nama-nama
Sebaiknya ditulis menurut abjad atau alfabetis
6)      Waktu
Disusun secara kronologis atau berurutan
7)      Katagori atau klasifikasi
Dibuat menurut kebiasaan, misalnya laki-laki dulu baru perempuan, besar dulu baru kecil,Dll.
8)      Sumber data
Letaknya di sudut kiri bawah tabel, yang menjelaskan dari mana sumber data itu dikutp atau diperoleh.
b.      Bentuk tabel tergantunng pada maksud penyajian dan kompleksitas data yang ingin disajikan. Beberapa prinsip umum penyususnan tabel, sebagai berikut: ( menurut I Wayan Sukawana)
1)      Harus sederhana, jika perlu lebih baik menyusun beberapa tabel dari pada menyusun tabel besar yang membingungkan. Dalam satu tabel maksimal 3 variabel sehingga mudah dibaca.
2)      Tabel harus mampu menjelaskan dirinya sendiri, sehingga pemakaian kode/singkat harus diikuti dengan penjelasan pada catatan kaki, baris dan kolom harus diberi label ringkas tapi jelas, satuan pengukuran harus dicantumkan, judul jelas (apa, kapan, dan dimana), nilai total harus dicantumkan.
3)      Judul dipisahkan dengan garis atau spasi
4)      Data skunder harus diikuti dengan sumber data

Tampilan tabel pada umumnya adalah sebagai berikut;

JUDUL KOLOM
Judul Kolom
Judul Kolom
Judul Kolom
Judul Kolom
Judul baris
Sel
Sel
Sel
Sel
Judul baris
Sel
Sel
Sel
Sel
Judul baris
Sel
Sel
Sel
Sel
Judul baris
Sel
Sel
Sel
Sel







Sumber data fiktif
Semakin banyak jumlah judul baris dan judul kolomnya maka semakin banyak informasi yang dimuat suatu tabel, sebaliknya semakin sedikit jumlah judul baris dan judul kolom suatu tabel maka semakin sedikit informasi yang dimuat oleh tabel tersebut.
Untuk data yang lebih dari dua factor atau dua variable, dapat dibuat tabel kontingensi berukuran b x k, dimana b menyatakan baris dan k menyatakan kolom.

2.      Tabel Distribusi Frekuensi
Distribusi (distribution = berarti pembagian atau pencaran). Frekuensi (frequency= berarti kekerapan atau keseringan. Jadi distribusi frekuensi berarti pembagian nilai menurut kelompok atau katagori masing-masing yang dimuat di dalam kolom dan lajur.
Ada bermacam-macam bentuk distribusi frekuensi anatara lain distribusi frekuensi antara lain distribusi frekuensi kumulatif dan distribusi frekuensi relatif
a.       Tabel distribusi frekuensi data tunggal
Contoh:
A     =8      B     =7      C    =7     D  =6     E   =7       F=8       G= 6      H= 5
I      =8      J      =7      K    =5     L  =6     M  =7       N=7       O=7       P= 6
Q     =7      R     =7      S     =7    T   =8     U  =7       V=7       W=6       Z= 8
AA  =6      AB  =7      AC =7    AD=8     AE=6       AF=7     AG=7    AH=5
AI   =6      AJ   =7      AK =8    AL=7     AM=6      AN=7    AO=7    AP=6

 
Nilai bahasa Indonesia siswa kelas I SMA Negeri Pekanbaru dari hasil ujian semester adalah sebagian berikut:





Langakah – langakah memebuat tabel distribusi frekuensi data tunggal adalah sebagai berikut :
1)      Menentukan nilai tertinggi (higest score=H) dan nilai terendah (lowest score = L) lalu urutan dari atas ke bawah (kolom 1)
2)      Menghitung frekuensi dengan bantuan jari-jari (telli) menurut kategorinya (kolom 2)
3)      Jumlah jari-jarinya (kolom 3)
4)      Jumlahkan frekuensinya sehingga diperoleh N – nya

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SMA NEGERI PEKANBARU
Nilai (X)
Jari-jari / Telli
Frekuensi (f)
8
7
6
5
IIII II
IIII IIII IIII IIII
IIII IIII
III
7
20
10
3


N=40
b.      Tabel distribusi frekuensi data kelompok
Penyajian data statistic dalam bentuk distribusi frekuensi data kelompok dilakukan apabila penyebaran skor atau nilai terlalu luas, atau nilai tertinggi dengan nilai terendah selisihnya cukup besar.
Contoh: Pengumpulan data tentang nilai statistik pendidikan mahasiswa fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau diperoleh sebagai berikut :
67
56
45
56
66
70
76
80
81
82
57
70
73
50
60
62
55
66
66
67
43
70
73
75
60
73
86
67
53
51
36
61
39
47
43
77
73
79
66
70
60
62
63
62
57
43
68
69
69
68






Langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi data kelompoknya adalah sebagai berikut:
1)            Mencari nilai tertinggi (H) yakni 86 dan niali terendah (L) yaitu 36
2)            Menetapkan luas penyebaran nilai atau rangenya
dengan rumus:
R  = H – L + 1
                    Keterangan :
                    R        = Range
                    H        = Nilai tertinggi
                    L        = Nilai terendah
                    1         = angka konstan

R  = 86 – 36 + 1
     = 50 + 1
      R  = 51

3)            Menentukan luas setiap pengelompokan data (interval kelas) dengan cara sebagai berikut :
R
i


 
Tentukan banyaknya interval kelas dengan rumus :


= 10-20 (10 sampai 20)
 
 


= 10-20 (10 sampai 20)
 
51
i


 
 
Dalam menetapakan I (interval) para ahli statistic menganjurkan agar dipilih bilangan gazal (ganjil). Contoh, i = 5 maka 51/5 = 10,2 berarti i = 5 memenuhi syarat, karena 10,2 terletak antara 10-20 dan ada 11 buah deretan interval kelas.
4)            Menetapkan bilangan dasar masing-masing interval dengan berpedoman pada:
(a).  Bilangan dasar intervalnya adalah kelipatan 5 dari I, karena i = 5 maka kelipatan 5 adalah:
… 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70, 75, 80, 85,…
Intervalnya adalah : 85 – 89, 80 – 84, 75 – 79, 70 – 74, dst
(b). Dalam menetapakan interval yang tertinggi (interval paling atas) harus mengandung nilai tertinggi (H=86), terdapat pada interval 85 – 89. Demikian juga dalam menetapkan interval kelas yang terendah (interval paling bawah) harus mengandung nilai terendah (L=36), terdapat pada interval 35-39.
5)            Membuat tabel distribusi frekuensi.
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI STATISTIK MAHASISWA FAKULTAS TABIYAH DAN KEGURUAN UIN SUSKARIAU
Interval
Jari – jari / Telli
Frekuensi
85 – 89
80 – 84
75 – 79
70 – 74
65 – 69
60 – 65
55 – 59
50 – 54
45 – 49
40 – 44
35 – 39
I
III
IIII
IIII III
IIII IIII I
IIII III
IIII
III
II
III
II
1
3
4
8
11
8
5
3
2
3
2
JUMLAH
50 =N
sumber: data fiktif



3.      Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
   Tabel distribusi frekuensi kumulatif adalah tabel statistic yang di dalamnya memuat frekuensi yang dihitung dengan menambah setiap frekuensinya dari bawah ke atas (fkb) atau sebaliknya dari atas ke bawah (fka).
a.       Tabel distribusi frekuensi kumulatif data tunggal
cara membuat tabel frekuensi kumulatif adalah dengan menambah setiap frekuensi secara berurutan dari atas untuk fka dan dari bawah untuk fkb. Pada kolom fka, 7 diperoleh dari f = 7, lalu 7 ditambah 20 = 27, 27 ditambah 10 = 37, 37 ditambah 3 =  40. Demikian juga untuk fkb yang dijumlahkan dari bawah ke atas.
      Dibawah ini contoh distribusi frekuensi kumulatif data tunggal
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF NILAI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SMU
Nilai (X)
Frekuensi (f)
Fka
Fkb
8
7
6
5
7
20
10
3
7
27
37
40
40
33
13
3

Nilai : 40



b.      Tabel distribusi frekuesni kumulatif data kelompok
Berikut ini akan diberikan contoh distribusi frekuensi kumulatif data kelompok tentang nilai statistic mahasiswa
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIFNILAI STATISTIK MAHASISWA
Interval
frekuensi
fka
Fkb
85 – 89
80 – 84
75 – 79
70 – 74
65 – 69
60 – 65
55 – 59
50 – 54
45 – 49
40 – 44
35 – 39
1
3
4
8
11
8
5
3
2
3
2
1
4
8
16
27
35
40
43
45
48
50
50
49
46
42
34
23
15
10
7
5
2
Jumlah
50 = N


4.      Tabel Distribusi Frekuensi Relatif
      Tabel distribusi frekuensi relative adalah tabel statistic yang didalamnya memuat frekuesni yang sudah dipersentasekan, atau frekuensinya dalam bentuk persen. Simbolnya Fref   atau f (%) p.
a.    Tebel distribusi frekuensi relatife data tunggal

DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF NILAI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SMU
Nilai (X)
Frekuensi (f)
Fref
8
7
6
5
7
20
10
3
17,5
50
25
7,5

N= 40
100
X 100 = 17,5 %   dan begitu seterusnya.
 
7
40
 
Rumus presennya adalah sebagai berikut :
                                   


b.      Tabel distribusi frekuensi relative data kelompok

DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF NILAI STATISTIK MAHASISWA
Interval
Frekuensi
Persen (%)
85 – 89
80 – 84
75 – 79
70 – 74
65 – 69
60 – 65
55 – 59
50 – 54
45 – 49
40 – 44
35 – 39
1
3
4
8
11
8
5
3
2
3
2
2%
6%
8%
16%
22%
16%
10%
6%
4%
6%
4%
Jumlah
50 = N
100 %
X 100 % = 2%
 
 1
50
 
              Cara mencari persennya adalah :
5.      Jenis Tabel Menurut Variabel Klasifikasi
a.       Tabel satu jalan (tabel tunggal), yaitu tabel yang hanya memiliki satu variabel klasifikasi .
Contoh :
Data kunjungan bedah Pol. Bedah menurut kelompok umur, RS suka-suka Tahnun 2007
Kelompok Umur
Frekuensi
0-4
5
5-9
4
10-14
11
15-19
16
20-24
21
25-29
22
30-34
14
35-39
5
Dst

Jumlah
98

b.      Tabel dua jalan (tabel silang), yaitu tabel yang memilki dua variabel klasifikasi
Contoh :
Data kunjungan Poliklinik Bedah Menurut Kelompok Umur dan Jenis kelamin, RS Suka-suka Tahun 2007
Kelompok Umur
Jenis Kelamin
Total
Laki
Perempuan
0-4
3
2
5
5-9
2
2
4
10-14
7
4
11
15-19
9
7
16
20-24
11
10
21
25-29
16
6
22
30-34
7
7
14
35-39
3
2
5
Dst



Jumlah
58
40
98
c.       Tabel tiga jalan, yaitu tabel yang memilki tiga variabel klasifikasi. Pada umumnya dua variabel klasifikasi pada baris dan satu variabel klasifikasi pada kolom.
Contoh:
Penderita Demam Berdarah Yang Dirawat Menurut Jenis Kelamin Dan Tempat Tingga Di Rumah Sakit Suka-Suka Tahun 2007
Jenis Kelamin
Kelompok umur
Tempat Tinggal
Total
Kota
Desa
Laki
0-9
4
3
7
10-19
5
5
10
>20
4
2
6
Perempuan
0-9
3
3
6
10-19
5
4
9
>20
2
3
5
Total

23
20
43


4.      Grafik
Grafik atau diagram merupakan suatu metode penyajian data kuantitatif dengan menggunakan system koordinat (sumbu x,y dan kadang-kadang z) pada umumnya sumbu x digunakan untuk variable bebas (indevendent variable), sumbu y untuk variable tergantung (devenden variabel) atau sering kali untuk frekuensi. Pada tiap sumbu dituliskan masing-masing skala pengukuran. Penyajian data dengan grafik bagi kebanyakan orang akan jauh lebih menarik daripada menggunakan angka-angka dan tabel. Disamping itu, grafik dapat mempertegas pengertian yang terkandung dalam data yang disajikan atau bahkan dapat menemukan persamaan matematis untuk jenis grafik tertentu. Syarat penyusunan/pembuatan grafik, sebagai berikut:
1)      Harus dapat menjelaskan dirinya sendiri. Oleh karena itu grafik harus memiliki judul. Judul grafik harus menjelaskan what, when and where. Untuk data sekunder harus dilengkapi dengan sumber datanya.
2)      Grafik harus sesederhana mungkin, tidak banyak garis atau symbol
3)      Setiap sumbu harus dicantumkan skala pengukuran. Skala harus sesuai dengan kertas sehingga gambar tidak terlalu kurus atau gemuk. Gradasi/ atau pembagian skala harus disebutkan.
4)      Pada umumnya frekuensi, persentase atau angka (rate) diletakkan pada sumbu vertical. Waktu ( jam, hari, dst) dan variable kuantitatif / kualitatifdiletakkan pada sumbu horizontal.
5)      Skala pada sumbu y harus dimulai dari 0. Jika rentang nilai terlalu jauh dapat dipakai garis pemutus kemudian dilanjutkan pada nilai yang diobservasi

Jenis Grafik
Grafik terdapat beberapa macam. Pemilihan jenis grafik/diagram tergantung pada variable atau skla pengukuran. Jenis grafik yang dimaksud adalah sebagi berikut:
Jenis grafik/ diagram
Variable
Data/Fungsi
Batang (horizontal maupun vertical)
Kualitatif
Frekuensi relative maupun absolute
Diagram frekuensi
Kuantitatif (diskrit)
Distribusi frekuensi
Histogram atau poligon frekuensi
Kuantitatif (kontinu)
Distribusi frekuensi
Diagram garis
Kuantitatif (kontinu)
Trend data, time series (data serial), menunjukkan perubahan dengan waktu atau variable lain.
Diagram pie
Kualitatif
Komposisi suatu kelompok  atau total dengan jumlah kategori < 6
Scater Plot
Kuantitatif
Korelasi daridua titik variable

a.       Grafik/ diagram batang
Grafik batang diagram yang digunakan untuk menunjukkan perbandingan frekuensi absolute maupun relative antar variable yang dikategorikan/ klasifikasikan dengan skala nominal dan ordinal. Jenis klasifikasi, misalnya: jenis kelamin, jenis penyakit, jenis akseptor KB, dan sebagainya. Besarnya perbedaan frekuensi absolute maupun relative ditunjukkan dengan tinggi atau panjang batang yang proporsional terhadap nilai yang ditampilkan. Sumbu vertical (Y) digunakan untuk menampilkan frekuensi absolute (jumlah) atau frekuensi relative (%), sedangkan sumbu horizontal (X) digunakan untuk menampilkan kategori atau klasifikasi. Variable nominal dan ordinal merupakan variable diskrit, oleh karena itu batang yang menunjukkan klasifikasi berbeda dari satu variable dipisahkan. Jarak antar batang tidak melebihisetengah lebar batang. Contoh:
Distribusi Pasien Yang Dirawat di Ruang Anggrek Menurut Diagnosa dan Jenis Kelamin.

b.      Histogram
Seperti diagram batang, histogram digunakan untuk menampilkan distribusi frekuensi tetapi pada data kuantitatif kontinu ( skala interval dan rasio). Oleh karena dasar klasifikasi menggunakan data kuantitatif kontinu, maka antar batang dibuat berhimpit ( tidak memiliki jarak). Setiap batangmewakili satu kelas interval. Tinggi batang ditentukan oleh frekuensi setiaf kelas interval. Contoh:

 

c.       Polygon frekuensi
Polygon frekuensi sama seperti histogram digunakan untuk menyajikan distribusi frekuensi. Perbedaanya polygon frekuensi dibuat dengan menghubungkan titik tengah kelas interval dengan garis yang diletakkan diatas batang.
Contoh:

d.      Diagram garis/kurve sederhana
Diagram garis digunakan untuk melihat kecenderungan suatu fenomena atas perubahan menurut waktu atau untuk menampilkan hubungan dua variable. Dalam diagram garis kita dapat melukiskan 2 sampai 3 kurve dengan keterangan berbeda untuk tiap garis. Diagram ini misalnya digunakan untuk menampilkan kecenderungan perubahan suhu tubuh berdasarkan waktu peristiwaa kematian atau kelahiran dimasyarakat dan sebgainya. Contoh:

e.       Diagram komponen
∑ komponen
 
Diagram ini digunakan untuk menunjukkan besarnya masing-masing komponen dari suatu totalitas. Pada umumnya besar tiap komponen menggunakan angka relative (persentase). Besar sudut tiap komponen dihitung dengan rumus:



 


Diagram ini dapat digambar dalam bentuk lingkaran (pie) atau dalam bentuk batang (diagram batang komponen) contoh kita ingin menampilkan proporsi akseftor KB di desa Suka Maju, yang terdiri dari IUD =30%, suntikan= 10%, susuk = 15 % dan pil=45%
30%
 
10%
 
15%
 
45%
 

  1. Scatter Plot
Scatter Plot digunakan untuk menampilkan hubungan dua variable kontinu. Berbeda dengan diagram garis, diagram ini dibuat dengan memplot titik-titik sesuai dengan koordinatnya masing-masing variable yang diletakkan pada sumbu X, Y. Titikmerupakan nilai yang ditunjukkan oleh variable Y sesuai dengan variable X. dikatakan terdapat hubungan antar variable jika titik-titik membentuk pola elips, hubungan keduannya disebut positif jika garis imajiner membentuk sudut lancip dengan sumbu X, sudut tumpul maka hubungan kedua variable terbalik. Jika membentuk lingkaran maka tidak ada hubungan antar kedua variable.


DAFTAR PUSTAKA


Sugiono, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta
Sukawana I Wayan, 2008. Pengantar Statistik Untuk Perawat. Jurusan keperawatan Poltekes Denpasar