ANALITIK NON PARAMETRIK UJI
HUBUNGAN
Dalam
penelitian, sering kali kita ingin menegtahui ada tidaknya hubungan diantara
table variable yang kita amati atau yang ingin mengtahui seberapa besar derajat
keeratan hubungan diantara table variable tersebut. Analisis korelasi merupakan
studi yang membahas tentang derajat keeratan hubungan antara dua atau lebih table
pengamatan.
Dalam
statistic parametric ukuran derajat keeratan hubungan diantara dua table yang
paling dikenal adalah koefisien Moment Product atau Koefisien Hasil Kali
Perason. Penerapakan konsep kerelasi pearson menuntut bahwa table pengamatan
minimal diukur dalam skala interval. Disamping itu, didalam pengujiannya
diperlukan anggapan bahwa populasi darimana samplediambil merupakan populasi
yang normal. Apabila skala pengukuran interval dan rasio tidak tercapai dapat
diterapkan ukuran derajat hubungan
(korelasi) dalam metode non parametric.
Pada
statistik parametrik, pengujian hipotesis (uji parametric) atau aturan
pengambilan keputusan dipengaruhi oleh asumsi-asumsi tertentu. Misalnya,
distribusi probabilitas untuk pengambilan sampel dan bentuk varians. Asumsi
untuk distribusi misalnya distribusi normal, binomial, distribusi F , dan
distribusi student t. asumsi untuk bentuk varians misalnya memiliki varians
yang homogeny, seperti pada regresi dan korelasi. Asumsi-asumsi tersebut tidak
diuji lagi dan dianggap sudah terpenuhi.
Namun
dalam prakteknya, situasi yang sering muncul tidak memenuhi asumsi yang
dimaksud. Oleh karena itu, digunakan statistic nonparametric. Jadi, statistic
nonparametric merupakan alternative dalam memecahkan masalah, seperti pengujian
hipotesisn atau pengambilan keputusan apabila statistic parametric tidak dapat
dipergunakan.
A.
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN STATISTIK NONPARAMETRIK
Statistik nonparametrik termasuk salah satu bagian
dari statistik onferensi atau statistik induktif dan disebut juga statistik
bebas distribusi. Statistik nonparametrik adalah bagian statistik yang tidak
memerlukan asumsi-asumsi tertentu, misalnya mengenai bentuk distribusi dan
hipiotesis-hipotesis yang berkaitan dengan nilai-nilai parameter tertentu.
Statistik nonparametrik digunakan
apabila :
1. Sampel
yangdigunakan memiliki ukuran yang kecil.
2. Data
yang digunakan bersifat ordinal, yaitu data-data yang bisa disusun dalam urutan
atau klasifikasi rangkingnya.
3. Data
yang digunakan bersifat nominal yaitu data-data yang dapat diklasifikasikan
dalam katagori dalam hitung dan frekuensinya.
4. Bentuk
distribusi populasi dan tempat pengambilan sampel tidak diketahui menyebar
secara normal.
5. Ingin
menyelesaikan masalah statistic secara cepat tanpa menggunakan alat hitung.
B. PENGUJIAN
HIPOTESIS STATISTIK NONPARAMETRIK
Pengujian
hipotesis statistik nonparametrik pada dasarnya sama dengan pengujian hipotesis
statistik parametrik. Asumsi yang digunakan pada pengujian hipotesis statistik nonparametrik
hanyalah bahwa observasi-observasi independen dan variabel yang diteliti
memiliki kontinuitas. Asumsi bahwa variabel yang diteliti memiliki kontinuitas
yang diperlukan dalam uji parametrik, namun dalam uji non parametrik asumsi
tersebut lebih longgar.
Langkah-langkah
pengujian hipotesis statistik nonparametrik ialah sebagai berikut :
1. Menentukan
formulasi hipotesis
2. Menentukan
taraf nyata dan nilai tabel
3. Menentukan
criteria pengujian
4. Menetukan
nilai uji statistik
5. Membuat
kesimpulan
C.
Uji
hubungan (Rank spearman)
Korelasi
rank spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel dengan
skala ordinal atau variabel dengan data interval yang tidak berdistribusi normal (fungsinya sperti
uji korelasi product moment). Oleh karena itu uji ini tidak senssitif terhadap
nilai ekstrim. Rumus uji rank spearman sebagai berikut :
= 1 – 6 ∑
keterangan
: =
koefisien korelasi spearman
d = selisih rank x dan y
n = jumlah subyek
langkah-langkah uji Rank spearman :
1. Urutkan tiap pasangan tiap variabel
x dan y
2. Tetapkan rank untuk x dan y (data
sama memiliki rank yang sama)
3. Kurangkan rank x dan y atau
sebaliknya
4. Kurangkan selisih rank tersebut
5. Jumlahkan kuadrat selisih rank x dan
y sehingga diperoleh
6. Masukkan dalam rumus
7. Tetapkan nilai r tabel
8. Bandingkan nilai r hitung dan r
tabel.
H0 diterima jika r dihitung ≤ r tabel
H0 ditolak jika r dihitung ≥ r tabel
Contoh : Seorang peggawai ingin meneliti apakah ada
hubungan antara BB ibu sebelum hamil dengan berat badan bayi yang
dilahirkannya. Untuk itu diambil 10 sampel dengan data (yang diarsir) sebagai
berikut :
Subyek
|
BB ibu (x)
|
BBL (y)
|
R (x)
|
R (y)
|
d1
|
d2
|
1
|
48
|
2.85
|
1
|
3
|
2
|
4
|
2
|
52
|
2.9
|
3
|
4
|
1
|
1
|
3
|
60
|
3.4
|
9
|
8
|
-1
|
1
|
4
|
55
|
3.3
|
5
|
6
|
1
|
1
|
5
|
65
|
3.6
|
10
|
10
|
0
|
0
|
6
|
58
|
3.35
|
8
|
7
|
-1
|
1
|
7
|
52
|
2.8
|
3
|
2
|
-1
|
1
|
8
|
56
|
3
|
6
|
5
|
-1
|
1
|
9
|
57
|
3.5
|
7
|
9
|
2
|
4
|
10
|
49
|
2.6
|
2
|
1
|
-1
|
1
|
Jumlah
|
|
|
|
|
1
|
15
|
Langkah I langkah
II Langkah III langkah IV dan V
langkah VI :
r = 1 - 6 ∑ r = 1 – 6 X 15 1 - = 1 – 0,09 0,91
– - 10
Langkah VII
Nilai tabel r pada 5% dengan n = 10 adalah 0,648.
Langkah VIII
Kesimpulan nilai r hitung lebih
besar dari nilai tabel maka H0 ditolak. Interpretasi terdapat hubungan antara
BB ibu sebelum hamil dengan BBL.
DAFTAR PUSTAKA
Sukawana, I Wayan. 2008. Pengantar Statistik untuk Perawat.
Denpasar. Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar